Headlines
Loading...
Oleh. Yanti Fariidah

Masalah lagi...
Lagi, dan lagi. Selalu datang menyapa. Kepala terasa penuh. Berpikir pun menjadi keruh. Coba cari solusi mentok. Tak ada sedikitpun kejernihan berpikir. Itu dulu yang ku rasakan. Hampir semua masalah berdatangan. Setiap detik, menit, dan jam. 

Aku terus mencoba memeras otak tuk selesaikan masalah yang mendera. Tapi masih tetap nihil solusi. Padahal segala pengajian sering ku hadiri. Mulai fiqih ibadah, kajian kitab akhlak, dan tahsinul qur'an. Tapi kehampaan itu terus bersemayam dalam diri. Astaghfirullah, aku bisa apa?

Setiap ngaji itu kepikir sesuatu yang insecure tentang hidupku. Kepikiran keluarga besar. Kepikiran Ibu yang kerja di Ibukota. Hampir-hampir tidak fokus hidup karena pikiranku penuh.

Sekolah jadi tidak begitu fokus. Saat belajar di sekolah, selalu saja kepikiran masalah rumah. Dan itu berjalan selama hampir 10 tahun. Yaa tepatnya dari SD sampai SMA kelas 1. Luar biasa berat sekali hidupku kala itu. 

Dan hidayah Allah tuh datang saat kelas 2 SMA. Tepatnya saat aku pindah sekolah di SMA swasta Islam di kotaku. Banyak sekali perubahan yang terjadi. Alhamdulillah mencoba bisa fokus hidup. Aku perbaiki ibadah mahdohku. Salat lima waktu pada awal waktu. Jama'ah berjalan lancar. Dhuha dan Tahajjud tak terlewatkan. Puasa sunnah Senin dan Kamis terjelang. Terima kasih Yaa Rabb.

Sesungguhnya perubahan itu nyata. Tentu bisa kita raih dan jangkau. Tinggal kemauan dan usaha dari kita. Setelah usaha butuh doa kontinyu. Butuh juga keistikamahan. 

Perubahan yang ku alami saat interaksi intens pada Al-Qur'an. Setiap saat ku belai ayat-ayat cinta-Nya. Kekagumanku terus bertambah-tambah. Ibrah-ibrah luar biasa ku dapatkan. Sehingga pikiran kacau yang sekian lama bersarang. Was-wes bablas arahnya. Tinggal pikiran fokus yang menggantikan. 

Sungguh suatu hal yang luar biasa. Pada sebuah surat dan ayat cinta-Nya, kutemukan suatu hal yang menjernihkan pikiran. Raga pun semakin sehat dan kuat. Surat Ar-Rad ayat 11 yang memicu aku untuk berubah ke arah yang lebih baik.

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ 

 "Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Ayat ini terus kugenggam, tuk jadikan motivasi hidup. Aku semakin sadar bahwa sandaran ternyaman dalam hidup ini yaa keridaan Allah saja. Tentu kita butuh pedoman hidup. Yang tertuang dalam ayat-ayat cinta-Nya. 
Yuk dekap erat ayat cinya-Nya. [Hz]

Baca juga:

1 komentar

  1. Tulisan yang menginspirasi, benar sekali sandaran kuat itu hanya pada Allah, jika pada selain Allah tentulah sangat rapuh.

    BalasHapus