Headlines
Loading...
Oleh. Dwi Moga

Sungguh menyesakkan dada, fenomena remaja masa kini. Alih-alih ukir prestasi, yang ada justru tampakkan potret kehancuran diri. Gawat! Itu satu kata yang tepat untuk ungkapkan fakta remaja yang ada.

Betapa tidak? Realita berbicara. Angka seks di kalangan remaja semakin muda saja. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) mencatat sebanyak 20 persen remaja usia 14 hingga 15 tahun pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Lalu, diikuti remaja usia 16 hingga 17 tahun sebanyak 60 persen dan 20 persen usia 19 hingga 20 tahun (liputan6.com, 6/08/2023).

Parahnya, kasus pergaulan bebas remaja saat ini telah mencapai tingkat mengkhawatirkan. Pada Januari 2023, BKKBN menemukan data bahwa ada 50 ribu anak menikah dini dengan mayoritas akibat hamil diluar nikah. Sedangkan menurut Komnas Perempuan, dispensasi menikah meningkat 7 kali lipat dibanding tahun 2016 dengan total pemohon dispensasi pada 2021 sebanyak 59.709 (cnnindonesia.com, 18/01/2023). Mengapa semua ini bisa terjadi?

Jerat Sekularisme

Dilansir dari kumparan.com, 28/05/2023 menyebutkan bahwa ada lima penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. 
Pertama, kurangnya perhatian orang tua yang membuat anak bergaul bebas tanpa pantauan orang tua. 
Kedua, faktor lingkungan pergaulan atau pertemanan. 
Ketiga, penyalahgunaan internet. 
Keempat, kurangnya pemahaman nilai-nilai agama.
Kelima, faktor ekonomi.

Namun, jika kita telisik lebih dalam lagi, kelima penyebab ini saling berkesinambungan. Kita lihat saja dunia remaja saat ini adalah dunia yang bebas tak terbatas. Tak ada rambu-rambu yang jelas. Terutama dalam pergaulan. Apalagi kita pahami, remaja punya rasa ingin tahu yang tinggi. Suka coba-coba. Bahkan mencoba untuk bermaksiat sekalipun.

Ketiadaan perhatian dari orang tua ditambah salah dalam memilih teman membuat remaja saat ini seakan hilang arah. 

Apalagi dunia digital era kini, secara signifikan mempengaruhi pergaulan remaja. Informasi dan  pemahaman-pemahaman baru di luar Islam begitu mudah diakses. Banyaknya aplikasi chat yang disalahgunakan sebagai sarana prostitusi online, konten-konten negatif yang merangsang syahwat tersebar di berbagai sosial media dan televisi tanpa kecuali. 

Tak ada aturan yang tegas untuk membatasi. Pranata sosial masyarakat juga tidak berjalan semestinya. Semakin hari seks bebas bukan lagi dianggap sebagai hal yang tabu melainkan sah-sah saja dilakukan asal suka sama suka dan saling siap menanggung resikonya. 

Jerat sekularisme sungguh nyata. Sistem yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Hidup tak perlu aturan agama, suka-suka kita, yang penting mendapat keuntungan dan kenikmatan. 
Padahal efek seks bebas ini sangat membahayakan hingga mengancam masa depan remaja dan bangsa.

Siapa penerus masa depan nanti? Tentu mereka, remaja masa kini. Akan tetapi apa yang terjadi jika remaja masa kini berujung pada kebobrokan? Kondisi ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Harus segera dilakukan upaya untuk menghentikannya. Lalu bagaimana?

Islam Solusi Pasti

Islam, agama yang sempurna punya cara untuk selesaikan masalah ini secara tuntas. Dalam pergaulan, Islam memiliki beberapa aturan antara lain:
Pertama, Kehidupan antar laki-laki dan perempuan terpisah, diperbolehkan interaksi hanya dalam beberapa aktivitas misalnya jual beli, pendidikan dan kesehatan.

Kedua, laki-laki dan perempuan wajib menutup aurat dan menundukkan pandangan. Ketiga, Larangan tabarruj dalam berhias dan berpakaian. 
Keempat, Tidak berkhalwat atau berdua-duaan tanpa ada mahram. 
Kelima, Dilarang berbicara atau bertindak dengan cara menggoda atau merayu antar lawan jenis. 
Keenam, Menikah bagi yang telah mampu menanggung nafkah dan bagi yang belum mampu hendaknya berpuasa.

Jika ada pelanggaran terhadap aturan pergaulan di atas hingga terjadi hal yang tidak diinginkan, yaitu perzinaan. Maka, Islam sudah siap dengan sistem sanksi yang tegas dan berefek jera.

Allah Swt berfirman dalam al-Qur'an surat  an-Nur: 2, yang artinya:
 "Pezina wanita dan pezina laki-laki, cambuklah masing-masing dari keduanya seratus kali cambukan ..."

Semua hal di atas adalah aturan Islam, upaya preventif (pencegahan) sekaligus kuratif (penanganan) terhadap masalah gawatnya pergaulan remaja sekarang ini. Upaya-upaya tersebut, tentu butuh institusi negara yang punya kekuatan untuk menegakkannya. Siapa lagi kalau bukan khilafah Islamiyyah? Wallahu'alam bishowab. [ry].

Baca juga:

3 komentar

  1. Efek seks bebas ini sangat membahayakan hingga mengancam masa depan remaja dan bangsa.

    BalasHapus
  2. Dibutuhkan power yang besar sebagai solusi tuntas kebobrokan generasi muda saat. Generasi muda yang tengah digempur oleh sistem kapitalisme yang mengurita. Solusinya tak lepas dari peran negara. Maka negara yang menerapkan syariah secara kaffah akan menjadi penjaga para generasi agar tumbuh menjadi generasi dambaan umat.

    BalasHapus
  3. Saya sebagai generasi muda saat ini terkadang menjadi malu sendiri, kok bisa? Banyak pertanyaan berkecamuk di dalam diri. Itulah mengapa pentingnya peran orangtua juga lingkungan disekitar yang bisa mengayomi dan membimbing untuk kembali berpikir. Bahwa kita adalah generasi masa depan pembawa perubahan. Pentingnya dalam bergaul juga menjadi salah satu faktor yang membuat diri terjerumus dalam lembah kehitaman. So, bijaklah dalam bergaul. Gaul boleh asalkan paham syariat. MasyaAllah Tabarakallah, Naskah yang sangat menjleb keren sekali. Next, ditunggu naskah terbaiknya Mbak 🙏

    BalasHapus