Headlines
Loading...
Oleh. Hanif Eka Meiana, SE

Penglihatan anak pertama dari Samsul Arif dan Kiki Ramadani hanya berfungsi sebelah kiri. Ketika mata kirinya ditutup, bocah 8 tahun tersebut tidak bisa melihat apa pun. Kondisi itu terjadi setelah mata kanan siswa kelas II SDN 236 Gresik tersebut ditusuk dengan menggunakan tusuk bakso oleh siswa lain. Peristiwa tragis itu terjadi pada 7 Agustus lalu. Kala itu, SAH seperti terhipnotis ketika siswa laki-laki yang tidak dikenal memanggil namanya. Siswa itu meminta uang kepada SAH, lalu menusuk mata kanannya dengan tusuk bakso dari bambu hingga berdarah karena tak diberi uang. Sekarang mata kanan SAH sudah tidak sakit. Tapi, mata itu tidak melihat apa pun. (jawapos.com,17/09/2023).

Aksi pemalakan terhadap SAH ternyata terjadi sejak dia kelas I. Namun, perundungan itu tak pernah diungkap. ’’Ada guru yang sering ngasih uang ke SAH karena tahu tidak punya uang. Tapi, tidak digali lebih jauh dan anaknya tidak pernah cerita ke kami,” ucap Samsul Arif, ayah SAH. Sebelum berangkat sekolah, SAH selalu diberi uang saku oleh ibunya. Paling sering Rp 10 ribu. Tapi, dia tidak sering jajan saat jam istirahat lantaran uangnya diminta siswa yang menusuk matanya. Kini SAH sudah tidak masuk sekolah selama 42 hari. Dia trauma dan takut. Terlebih, pihak sekolah tidak memperhatikan kejadian tersebut dengan maksimal. (jawapos.com,17/09/2023)

Miris mendengar kejahatan yang dilakukan oleh seorang bocah. Kejadian serupa juga sering kita dengar di media massa. Seolah kasus-kasus kekerasan, bullying, tawuran maupun tindak keji lainnya selalu mewarnai dunia pendidikan kita saat ini ditengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Ada apa dengan generasi hari ini? Disaat kebebasan diagung-agungkan, merdeka belajar dikurikulumkan, budaya asing bebas melenggang, nyatanya tak mampu memberikan kualitas terbaik pada generasi muda. Faktanya banyak diantara mereka yang jatuh pada kehancuran dan kerusakan mental. Bunuh diri, bullying, tawuran, seks bebas, narkoba, LGBT, dan sejenisnya.

Justru inilah penyebab masa depan anak bangsa menghadapi petaka. Kehidupan yang dijauhkan dari aturan sang pencipta telah nyata membawa kehancuran bagi umat manusia, khususnya generasi muda. Penerapan sistem kapitalisme sekuler yakni yang memisahkan agama dari kehidupan, telah mencederai karakter dan pribadi pemuda muslim. Mereka dijauhkan dari ketaatan kepada Allah SWT, RasulNya dan SyariatNya serta digempur dengan berbagai kemaksiatan yang melenakan.

Pemikiran barat yang sesat buah sistem sekuler, meracuni pemikiran anak muda untuk mengambil yang hanya bermanfaat bagi mereka saja sekalipun itu didapat dari bertindak keji, mengubah visi misi yang semula tujuan hidupnya hingga ke akhirat menuju visi misi yang bersifat keduniawian. Tak heran kehidupan muda-mudi saat ini hanya dipenuhi dengan gaya hidup yang serba hedonis, individualis, pragmatis, dan materialistis. 

Pengaruh ini datang dari tayangan di televisi seperti sinetron, video-video kekerasan pelajar di media sosial, film-film yang mengajarkan bullying juga konten-konten yang unfedah dan berbau maksiat. Disamping itu, budaya masyarakat yang mengikuti barat tak ubahnya menguatkan perilaku remaja yang serba bebas. Masyarakat yang apatis, individualis dan membela jika itu mendatangkan manfaat bagi dirinya. Begitu pula halnya dengan abainya negara dalam mendidik generasi dan hanya fokus pada masalah mengenyangkan oligarki, politik identitas dan adu domba.

Sistem Islam Mendidik Generasi 

Sulit sekali menasehati dan mengajak generasi pada jalan yang benar serta diridhoi. Sistem kufur tersebut yang membentuk generasi saat ini menjadi pribadi yang buruk nan sadis. Berbeda dengan sistem Islam. Didalamnya diatur bagaimana membentuk generasi yang unggul dan bertakwa kepada Allah SWT. Penerapan aturan yang bersumber dari sang pencipta, mampu menggerakkan individu, masyarakat dan negara untuk sama-sama berlomba dalam kebaikan meraih ridhoNya Allah SWT. Dalam Al Qur'an, dikisahkan tentang pemuda ashabul kahfi yang gigih mempertahankan iman dan mendapat petunjuk yakni dalam QS. Al Kahfi ayat 13 :
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka.

Sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam, terbukti mampu mewujudkan pribadi muslim yang bersyakhsiyyah islamiyahahli dalam berbagai bidang ilmu, serta berakhlak mulia. Tercatat dalam sejarah, banyak ilmuwan muslim yang menyumbangkan karyanya untuk kemajuan peradaban dan kemaslahatan umat. Bahkan barat pun kala itu berkiblat pada peradaban Islam.

Ketakwaan individu, masyarakat dan negara mampu mencegah dari berbagai bentuk tindak kejahatan, maupun kekerasan yang dilakukan baik oleh manusia dewasa ataupun remaja. Sanksi hukum dalam Islam betul-betul ditegakkan dengan merujuk pada hukum syara' tanpa pandang bulu.

Kasus diatas menyadarkan kita bahwa masih banyak individu muslim, guru, lembaga pendidikan, masyarakat, aparat maupun negara yang tidak tanggap atas berbagai kejadian buruk yang menimpa saudara kita. Sudah saatnya kita sudahi sistem sekuler ini dan beralih kepada sistem Islam yang telah terbukti 13 abad lamanya mampu menjadi mercusuar peradaban. In syaa Allah kebangkitan Islam tidak akan lama lagi.

Waullahualam. [Rn]

Baca juga:

1 komentar

  1. Yups, Sudah saatnya kita sudahi sistem sekuler ini dan beralih kepada sistem Islam yang telah terbukti 13 abad lamanya mampu menjadi mercusuar peradaban. Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus