Headlines
Loading...
Momentum Maulid Nabi saw., Saatnya Kembali pada Syariat Islam!

Momentum Maulid Nabi saw., Saatnya Kembali pada Syariat Islam!

Oleh. Sarinah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wabihi nasta’inu ala umurid dunya waddin, nahmaduhu wanastagfiruh. Wana’udzu billahi min syururi anfusina, wa min sayyiati a'malina. Man yahdihillahu fala mudillalah, waman yudlil fala hadiyalah. Allahummashalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad wa'ala ali washahbihi ajmain amma ba'du.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Baginda saw. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang. Patut kita syukuri saat ini kita telah berada di penghujung bulan dan insyaallah akan memasuki bulan baru.

Beberapa bulan yang lalu, kita bersama-sama melaksanakan ibadah penuh berkah, namun kini bulan Ramadan telah berlalu. Alhamdulillah kini kita berjumpa dengan bulan Maulid, bulan kelahiran nabi Muhammad saw. suri teladan kita.

 كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Berkat perjuangan dan kegigihan beliau kita dapat mengacap manisnya iman serta meyakini tanda-tanda keesaan Allah Swt. Memang benar di dunia ini terdapat banyak agama atau keyakinan, namun hal tersebut tidaklah mengantarkan kita pada pemuasan akal, contohnya Kristen yang mengakui trinitas. Kita meyakini bahwa Allah itu esa, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, sebagaimana yang disampaikan dalam surah Al-Ikhlas ayat 112.

Selain itu, Allah juga memerintahkan kita untuk mengamati alam semesta dan kehidupan. Dengan demikian kita dapat meyakini bahwa di balik semua itu ada Allah yang telah menciptakan.

الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

Rabb yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha, 20: 5)

Allah senantiasa mengawasi dan menghitung amal kita, karena itu hendaklah kita senantiasa memperbanyak amal jariah sebagai bekal di akhirat nanti. 

Dalam momentum maulid nabi yang akan diadakan pada bulan September 2023 maka hendaknya kita bermuhasabah atas amal perbuatan kita. Apakah sudah mengikuti perintah dan larangan yang disampaikan oleh Baginda? Hati-hati jangan sampai melanggar, karena segala amal perbuatan kita senantiasa harus terikat kepada Al-Qur'an dan As-Sunah.

Maka dari itu, marilah kita bermuhasabah agar terhindar dari azab yang ditimpakan kepada kaum sebelumnya, di mana berbagai perintah dan larangan Allah diabaikan. Hari ini begitu gembar-gembor berita terkait L9b7, astagfirullah padahal Allah telah melarang dan melaknat, kini malah marak terjadi.

Sungguh mengerikan, lingkungan kita saat ini sarat dengan hal-hal yang sangat membahayakan generasi. Jangan sampai mereka terjerumus ke dalam perbuatan kaum nabi Luth yang dilaknat Allah Swt. hingga menjadi batu.

Oleh karena itu, kita harus menguatkan tekad serta visi dan misi bersama untuk meraih ketakwaan serta menjauhkan dari hal-hal yang dapat menjerumuskan pada perbuatan yang dilarang oleh-Nya.

Selain itu, pemerintah juga harus bertindak tegas dalam memberantas para pelaku serta memberi hukuman yang setimpal. Namun sayang, pemerintah justru beralasan bahwa hal tersebut merupakan kebebasan berpikir. Mereka yang mengusung kampanye kebebasan harus dilindungi atas dasar hak asasi manusia. Konten yang tidak bermanfaat, yang memperlihatkan lekuk tubuh, yang mengantarkan pada zina juga dilegalkan.

Jika dibiarkan negeri ini binasa. Berbagai gempuran pada remaja hari ini adalah salah satu sebab yang membuat negeri ini jauh dari keberkahan.  

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A'raf: 96)

Penguasa adalah kunci dari persatuan dan kerukunan. Penguasalah yang mengatur dan mendidik rakyat agar menjadi masyarakat yang diberkahi Allah Swt..

Dengan berbagai krisis yang menimpa negeri kita saat ini, hendaknya kita menyadari bahwa semua itu terjadi karena dijauhkannya agama dari kehidupan. Agama hanya dipandang dalam hal ibadah, namun tidak dalam politik atau kekuasaan.

Hal tersebut menjadi sebuah teguran bagi kita, apakah kita akan mengambil aturan Sang Pencipta atau justru menyampingkannya. Mengganti aturan ilahi dengan aturan buatan manusia yang lemah.
 
Sungguh, diterapkannya sistem yang jauh dari aturan Allah telah mengakibatkan petaka yang sangat fatal. Tidakkah hal tersebut menjadikan kita sadar atas kebobrokan negeri hari ini?

Bukannya menjadikan kita semakin maju namun justru semakin mundur dan terpuruk. Lihatlah apa yang terjadi di Rempang kepulauan Riau, Batam. Kita menyaksikan tangisan para ibu, orang tua laki-laki, dan para pemuda yang mempertaruhkan nasib akibat penggusuran lahan yang terjadi. 

Mereka dibenturkan dengan aparat TNI serta POLRI. Padahal semestinya TNI dan POLRI menjadi pelindung rakyat. Namun justru, mereka dihadapkan pada pilihan yang sangat menyayat hati.

Lalu dimana kedaulatan yang diagung-agungkan? Cukuplah hal tersebut menjadi bukti bahwa demokrasi hanyalah omong kosong atau hanya merupakan alat untuk menipu dan merampok kekayaan, fasilitas, serta tempat tinggal warga.

Dimana kini kita berdiri? Apakah tanah yang kita tinggali hari ini masih menjadi milik kita atau justru merupakan tanah yang telah digadaikan kepada pihak asing?

Mengapa pemerintah dan pejabat hari ini justru menjadi pemalak dan perampok rakyat? Menjadi alat pemulus kepentingan oligarki.

Duhai rakyat, marilah kita menyadari begitu perih kehidupan kita akibat penerapan aturan yang jauh dari syariat-Nya. Marilah kita menyadari apa yang terjadi! Dengan demikian, kita dapat menguatkan barisan dan mengokohkan tekad untuk mencabut aturan yang tidak berperikemanusiaan tersebut.

Marilah kita hidupkan semangat serta keyakinan kita secara kuat untuk bersama mencabut sistem yang jelas-jelas tidak bermanfaat serta kembali menerapkan hukum atau sistem yang pernah diterapkan selama ribuan tahun lamanya yakni dalam naungan Kh1l4f4h Rasyidah ala Minhajin Nubuwah. Allahu Akbar! [Ni]

Baca juga:

2 komentar

  1. Semangat terus gaungkan kembalinya sistem Islam kafah.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah, Tabarakallah Naskah yang sangat bermanfaat sekali. Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus