Headlines
Loading...
Potret Buram Sistem Pendidikan Sekuler Kapitalis

Potret Buram Sistem Pendidikan Sekuler Kapitalis

Oleh. Wida indriani
(Muslimah peduli umat)

Dunia pendidikan di negeri ini sedang di timpa berbagai problem, mulai dari SD sampai ke tingkat mahasiswa pun tak luput dari terkena berbagai problematika. Mulai dari perundungan, narkoba bahkan pembunuhan.

Seperti di kutip dari REPUBLIKA.CO.ID (5/8/2023), DEPOK - Belakangan ini Indonesia di gemparkan dengan Penemuan seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dalam keadaaan tewas terbungkus plastik di kamar kosnya di kawasan Kukusan, Beji, kota Depok, Jum'at (4/8/23). Ironisnya korban dibunuh oleh seniornya sendiri yang berinisial AAB (23 Tahun) diduga motif pembunuhan adalah pelaku putus asa karena terlilit hutang pinjaman online (pinjol). 

Selain itu dilansir dari Tempo.co.Jakarta (31/07/2023) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat adanya 16 kasus perundungan dilingkungan sekolah antara bulan Januari-Juli 2023. Perundungan ini terjadi di berbagai satuan pendidikan mayoritas terjadi di jenjang SD 25%, SMP 25%, SMA 18,75%, dan SMK 18,75% sedangkan MTs 6,25% dan Pesantren 6,25%.
Contoh perundungan yang terjadi misalnya tidak lama ini media dihebohkan dengan munculnya video viral yakni penusukan siswa SMA yang terjadi di Banjarmasin, motif penusukan diduga karena korban kerap merundung pelaku sehingga menimbulkan dendam. Berbagai kasus lain di dunia pendidikan pun tentu lebih banyak lagi yang tidak terungkap ke permukaan, ibarat fenomena gunung es mungkin hanya sedikit saja yang tampak dalam berita di masyarakat.

Gagalnya Sistem Pendidikan Sekuler Kapitalis

Rentatan fakta diatas disebabkan karena gagalnya sistem yang diterapkan saat ini yakni sistem kapitalis, dimana sistem ini mengusung kebebasan yang bahkan dijadikan pedoman dalam pembuatan kurikulum pendidikan. Siswa diberikan hak kebebasan dalam memilih apa yang disukai atau tidak disukai, bukan menjadikan hukum syara' sebagai landasan. Berkali-kali berganti kurikulum tidak menjadikannya sebagai solusi untuk menghasilkan output pendidikan yang berkepribadian mulia, malah sebaliknya krisis justru sedang menjamu para pelajar, perkelahian, perundungan sudah menjadi hal yang wajar yang sudah biasa kita jumpai dalam dunia pendidikan, lantas kenapa itu bisa terjadi?

Kegagalan sistem pendidikan saat ini yakni sistem pendidikan sekuler kapitalis, di mana sistem ini tidak membiarkan agama berperan didalamnya sehingga peraturan yang di pakai adalah peraturan yang diambil dari akal manusia yang lemah dan terbatas. Inilah realitas yang terjadi dalam sistem saat ini.

Berbeda halnya didalam Islam di mana sistem pendidikan Islam jelas berbeda dengan sistem pendidikan sekuler-kapitalis. Menurut Direktur Mutiara Umat Institute, Ika Mawarningtyas beliau mengungkapkan, terdapat perbedaan cara pandang pendidikan Islam dan kapitalisme. Ia menilai bahwa dalam sistem kapitalisme menjadikan pendidikan sebagai pasar yaitu ibarat barang dagangan. Berbeda dengan Islam, ia menyebutkan beberapa strategi Islam dalam mengatur pendidikan yang mencerdaskan dan dapat dijangkau umat diantaranya:

Pertama, pendidikan diselenggarakan secara cuma-cuma. Akan tetapi tidak mungkin negara dapat menyelenggarakan pendidikan gratis jika tidak memiliki sistem ekonomi yang kuat. Satu-satunya sistem ekonomi yang kuat dan selamat adalah dengan diterapkannya sistem ekonomi Islam.

Kedua, penanaman akidah sejak dini, keluarga, masyarakat, dan negara menjadi pilar pengukuh kristalisasi dari akidah Islam di tengah-tengah umat. Sehingga dari ini generasi unggul dapat lahir dan lestari dalam sistem kehidupan Islam.

Ketiga, optimalisasi fasilitas, infrastruktur, sarana, dan prasarana pendidikan. Sistem pendidikan Islam ini jelas tak dapat berdiri sendiri, namun perlu ditopang oleh sistem ekonomi dan politik yang juga sehaluan, apalagi kalau bukan sistem Islam.

Keempat, pemberdayaan sumber daya manusia untuk mengelola dan memaksimalkan potensi sumber daya alam. Sistem Islam akan membebaskan kaum Muslim untuk belajar sains dan teknologi. Tetapi sebelum fokus ke sana, pelajar tentu harus memiliki akidah yang mantap. Sehingga mereka memahami bahwa mempelajari sains dan teknologi bukan sekedar untuk iseng, akan tetapi untuk memajukan negara dan kemaslahatan umat.

Kelima, kajian Islam dan penguatan tsaqofah Islam adalah tanggung jawab negara, masyarakat, dan keluarga. Sehingga semuanya bersatu padu untuk memperkaya khazanah Islam umat demi syiar dan Islam.

Keenam, negara menjaga umatnya dari tontonan, media sosial, atau apa pun yang berpotensi merusak generasi. Selain itu ada sanksi yang tegas terhadap penyebaran konten-konten negatif yang merusak akal dan jiwa. 

Maka untuk merealisasikan itu semua jelas perlu ditopang dengan penegakan hukum terhadap segala hal yang merusak jiwa dan akal. Dan semua hal tersebut tidak akan terwujud kecuali dengan menegakkan syariat Islam dalam sistem khil4f4h. Di mana didalam sistem Islam tidak parsial terpaku di satu aspek saja, melainkan satu dengan lainnya saling bersinergi dan saling menopang antara sistem ekonomi, pendidikan, dan juga yang lainnya. Dan tentunya akan menjaga dan memberi kemaslahatan umat.
Wallahu'alam bishawab. [Hz]

Baca juga:

1 komentar

  1. Yups benar banget, Untuk merealisasikan itu semua jelas perlu ditopang dengan penegakan hukum terhadap segala hal yang merusak jiwa dan akal. Dan semua hal tersebut tidak akan terwujud kecuali dengan menegakkan syariat Islam dalam sistem khil4f4h. Di mana didalam sistem Islam tidak parsial terpaku di satu aspek saja, melainkan satu dengan lainnya saling bersinergi dan saling menopang antara sistem ekonomi, pendidikan, dan juga yang lainnya. Dan tentunya akan menjaga dan memberi kemaslahatan umat.
    Barakallah naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus