Headlines
Loading...
Prostitusi Bukan Lagi Demi Sesuap Nasi, Tapi Gaya Hidup

Prostitusi Bukan Lagi Demi Sesuap Nasi, Tapi Gaya Hidup

Oleh. Maya Dhita
(Pegiat Literasi)

Sungguh miris melihat pergaulan remaja masa kini. Tak hanya sebatas berpacaran, menjual diri juga jadi pilihan. Karena tuntutan gaya hidup banyak pelajar terjerumus ke dalam bisnis prostitusi. Demi sekedar ingin ganti smartphone, mereka rela menjual keperawanan. Demi membeli skincare dan outfit branded mereka berani menjajakan diri.

Apalagi kini bisnis prostitusi tak terbatas pada lokalisasi. Bermodal smartphone dan akun media sosial, transaksi haram ini pun dapat dilakukan. Tinggal memasukkan beberapa foto, akun-akun ini bak manekin pada etalase yang siap dipilih oleh para lelaki hidung belang.

Penutupan lokalisasi memang tidak salah, tetapi menjadikannya parameter keberhasilan dalam mengatasi problem prostitusi adalah  terlalu dini. Karena sekarang bisnis prostitusi online semakin tidak terkendali dan lebih sulit dipetakan keberadaan.

Rupanya tak hanya sekedar memenuhi tuntutan gaya hidup, kurangnya perhatian keluarga juga menjadi salah satu faktor mudahnya pelajar ikut-ikutan terjun di bisnis haram ini. Orang tua sibuk bekerja, tidak ada waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak. Anak berusaha mencari pelarian dan perhatian dari orang lain. Pergaulan yang salah membuat mereka terjerumus ke lembah nista.

Selain perhatian dari orang tua, kurang kuatnya pondasi akidah Islam membuat pelajar memiliki mentalitas lemah. Mereka tidak peduli bahwa apa yang mereka lakukan menyalahi syariat dan mengakibatkan dosa besar. Yang mereka pedulikan hanyalah kesenangan dan limpahan materi yang didapat. 

Benar sekali pemikiran remaja saat ini jauh dari kata dewasa dan bertanggung jawab. Alih-alih berpikiran panjang dan memiliki visi hidup ke depan, mereka malah menghancurkan masa depan mereka dengan pergaulan bebas yang penuh resiko. Ancaman hamil di luar nikah, tertular penyakit kulit menular (PKM), hingga terkena AIDS yang bisa berujung kematian menjadi ancaman yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Inilah dampak kapitalisme sekuler bagi generasi muda. Gaya hidup liberal menasbihkan kebebasan sebagai poros hidup. Materi pun diagungkan sebagai parameter kesuksesan dan kekuasaan. Hawa nafsu diperturutkan tanpa batasan.

Lain halnya jika negara di atur dengan sistem Islam. Saat syariat Islam diterapkan secara menyeluruh dalam bingkai negara, maka tujuan penerapan syariat ini akan terwujud. (Maqosid Al-Syariah) yaitu, terpeliharanya agama (hifz Ad-din), terpeliharanya jiwa (hifz al-Nafz), terpeliharanya akal (hifz al-'Aql), terpeliharanya keturunan (hifz al-Nasl), dan terpeliharanya harta (hifz al-Mal).

Sedangkan prostitusi ini adalah zina, maka syariat akan melarang praktik-praktiknya serta segala hal yang mendekatinya. Disyariatkan pula melakukan pernikahan. Hal ini juga sebagai upaya dalam memelihara keturunan. 

Untuk mencegah dan mengatasi masalah prostitusi ini maka negara akan menguatkan pondasi akidah Islam generasi dengan cara memberikan kurikulum pendidikan berbasis akidah sejak dini dan berjenjang. Hal ini akan mengontrol pemikiran anak-anak dan remaja agar tetap pada koridor perbuatan berdasarkan hukum syarak. 

Islam juga akan menjamin kesejahteraan warga sehingga tidak ada lagi alasan menjual diri demi menyambung hidup. Penyediaan lapangan kerja bagi kaum laki-laki dan juga wanita dalam bidang khusus untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Islam juga memfilter arus kebudayaan kufur yang masuk melalui internet dengan cara membatasi konten-konten unfaedah juga konten-konten yang berbau pornografi dan pornoaksi. 

Terakhir, Islam sebagai agama yang sempurna telah dilengkapi dengan sanksi tegas bagi mereka yang menyalahi hukum syarak. Sanksi ini bersifat jawabir (penebusan dosa) dan juga zawajir (memberikan efek jera). Makan seseorang yang telah melakukan perzinaan, jika pelakunya belum menikah maka ia akan dijatuhi hukuman cambuk 100 kali dan diasingkan 1 tahun. Sedangkan bagi mereka yang terikat pernikahan, maka hukumannya adalah rajam (dilempari batu sampai mati). Hal ini dilakukan di depan khalayak ramai untuk menimbulkan efek jera. Tentu hal ini akan membuat seseorang akan berpikir ribuan kali untuk melakukan perzinaan bahkan sampai jatuh pada bisnis prostitusi.

Begitulah Islam dengan kesempurnaan yang Allah berikan kepadanya. Setiap permasalahan di dunia ini hanya akan terselesaikan secara adil dengan aturan Islam. Begitu pula tentang bisnis prostitusi yang tidak pernah terselesaikan permasalahan dalam sistem kapitalis, bahkan sengaja dipelihara demi keuntungan yang diperoleh atasnya. Wallahualam bissawab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: