Headlines
Loading...
Proyek Pembuatan Patung, di Tengah Kebutuhan Hidup Kian Melambung

Proyek Pembuatan Patung, di Tengah Kebutuhan Hidup Kian Melambung

Oleh. Sujilah / Pengamat Sosial

Forum Ulama Tokoh dan Advokat (FUTA) Jawa Barat menggelar aksi damai pada hari Jumat, 25 Agustus 2023 di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung.  Di mana mereka berusaha menyampaikan penolakan terkait rencana pembuatan  Patung Soekarno setinggi 100 meter di atas lahan seluas 1.270 hektare di kawasan perkebunan Walini yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara V11, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Proyek ini diperkirakan akan memakan anggaran Rp10-20 triliun dari Ciputra Group (Detik.com, 25/8/2023).

Kepala Dinas Penanaman Modal Maman Sulaeman, menyatakan bahwa progres pembuatan patung telah masuk ke tahap perizinan. Pengecekan kelayakan lahan juga dilakukan supaya aman dari bencana alam dan lingkungan. Dari sini nampak jelas keseriusan pemerintah  untuk melanjutkan pelaksanaan proyek tersebut, juga ditegaskan bahwa dana yang digunakan tidak diambil dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Dalam aksinya FUTA menegaskan bahwa pembangunan patung ini tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat, karena dinilai hanya akan menghamburkan harta, di tengah kondisi masyarakat tengah dilanda himpitan berbagai permasalahan hidup baik ekonomi, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan berbagai bahan pokok lainnya. Mereka tertatih, jatuh bangun untuk bertahan hidup dan membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan.

Mereka juga mengajak seluruh masyarakat terutama Pemerintah Jawa Barat dapat bersimpati dan berempati dengan menegakkan kebijakan-kebijakan yang seharusnya menyejahterakan rakyat Jawa Barat. Dalam situasi dan kondisi sekarang yang semakin sulit di sisi ekonomi, rencana pembuatan patung sangatlah melukai rasa keadilan masyarakat.

Seperti diketahui bersama, saat ini Infrastruktur yang megah terus dibangun, seolah hendak menunjukkan prestasi yang bisa diraih rezim yang tengah berkuasa. Segala cara dilakukan walaupun dengan menambah utang baru. Satu sisi rakyat hanya bisa menyaksikan, bingung, bagaimana nasib Indonesia ke depan. Muncul lagi rencana pembuatan patung yang menelan biaya tidak sedikit. Kepedulian atas kesulitan yang dialami rakyat menguap nyaris lenyap dari hati sanubari para pemangku kebijakan. 

Dengan dalih untuk mewujudkan kecintaan terhadap sang tokoh proklamator karena jasa-jasanya, patung pun dibuat untuk menghormatinya. Padahal Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim, sudah sepantasnya dalam melakukan tindakan berpijak pada aturannya. 

Islam telah melarang menggambar termasuk membuat berbagai objek yang memiliki nyawa (ruh) seperti manusia atau hewan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:
"Barangsiapa menggambar suatu gambar (baik lukisan atau patung), maka Allah akan mengazabnya pada hari kiamat hingga ia dapat meniupkan ruh ke dalamnya, padahal dia tak akan mampu meniupkannya" (HR Bukhari).

Dari sini nampak jelas bahwa pembangunan patung Soekarno adalah perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim karena ada dalil yang mengharamkannya, begitu pun para penguasa, dari manapun dananya, setinggi apapun dan bahan apapun yang dipakainya, hukumnya tetap dilarang.

Terlebih lagi, membuat gambar bernyawa, khususnya patung para pahlawan atau para tokoh, merupakan tradisi orang-orang kafir. Seperti dulu  bangsa-bangsa Mesir, Romawi, dan lain-lain yang biasa membuat bangunan patung para raja atau pahlawan hanya sebagai bentuk pengkultusan kepada mereka. Islam pun mengharamkan perbuatan yang menyerupai kebiasaan orang-orang kafir. 

Nabi Muhammad saw. sendiri telah menolak dan melarang diri Beliau dikultuskan oleh umatnya. Padahal jelas Rasulullah saw. adalah sosok yang terpelihara dari dosa dan kesalahan, mendapat pujian dari Allah Swt., juga pemilik syafaat pada hari akhir, tentu lebih berhak untuk diagungkan, tapi Nabi tidak menghendaki semua itu.

Sudah seharusnya kita menolak dengan tegas rencana pembuatan patung ini sebagai wujud ketaatan kita pada perintah dan larangan Allah. Juga sebagai perwujudan amar makruf nahi mungkar yang mesti dilaksanakan setiap kali melihat kemaksiatan. 

Kita pun mesti menyadari, berbagai kemaksiatan tumbuh subur dalam sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan negeri ini. Akibat mengenyampingkan aturan Allah Swt. dari kehidupan, halal-haram tidak lagi jadi pijakan. Kebebasan diagung-agungkan mengikuti hawa nafsu.

Oleh karena itu amar makruf nahi mungkar sekaligus menyadarkan umat Islam untuk menanggalkan sistem kapitalisme sekuler beralih kepada sistem Islam yang menyejahterakan dan mengajak kepada ketaatan. Wallahualam bishshawab. [Ma]

Baca juga:

2 komentar

  1. Yups benar banget, sudah seharus dan sepatutnya Kita pun mesti menyadari, berbagai kemaksiatan tumbuh subur dalam sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan negeri ini. Akibat mengenyampingkan aturan Allah Swt. dari kehidupan, halal-haram tidak lagi jadi pijakan. Kebebasan diagung-agungkan mengikuti hawa nafsu. Astaghfirullah. Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus
  2. Benar sekali kemaksiatan tumbuh subur di sistem kapitalisme.

    BalasHapus