Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Ketika itu, Baginda Nabi menyampaikan wahyu dari Allah Swt "Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras." (Terjemah Qur'an surat al Hujurat ayat 2)

Saat mendengarkan ayat tersebut, ada seorang sahabat nabi yang dia itu merasa tersindir. Sahabat tersebut bernama Tsabit bin Qais bin Syammas.Tsabit punya kebiasaan bersuara keras. Dia merasa sedih setelah mendengar ayat tersebut. Seakan-akan ayat tersebut ditujukkan kepada dirinya agar hatinya menjadi lembut, karena dia merasa pernah berbicara kepada Baginda Nabi dengan nada yang tinggi.
"Akulah yang sering berbicara keras kepada Rasulullah. Amalku telah terhapus dan aku adalah yang termasuk ahli an-nar (neraka), katanya seorang diri. Nah, sejak itulah Sahabat Surga Cinta Quran, Tsabit tidak berani ke masjid bertemu dengan baginda Rasulullah.

Sebagaimana yang kita tahu, Baginda Rasulullah adalah orang yang sangat perhatian sekali  terhadap para sahabatnya. Sejak itu, Rasulullah menyadari ada seseorang yang tidak terlihat beberapa hari shalat berjamaah di masjid. Beliau setiap hari memang begitu senantiasa menanyakan  bagaimana kabar sahabat-sahabatnya. Di kemudian hari, Rasulullah mengutus seorang sahabatnya untuk mencari Tsabit bin Qais. Lalu, Tsabit ditemukan  di rumahnya dalam kondisi murung sedih. Karena penasaran sahabatnya lalu bertanya, "Wahai Tsabit ada apa dengan dirimu? Rasulullah mencarimu". Tsabit pun menjawab dengan nada sedih, beliau berkata," Aku sering meninggikan suara dihadapan Baginda Rasulullah. Terhapus sudah amalanku dan aku adalah penghuni an-Nar (neraka).

Tak lama setelah itu, sahabat yang diutus Rasulullah segera melapor kepada Rasulullah saw, dan ia menceritakan  sesuatu atau perihal yang terjadi kepada Tsabit. Kemudian, Baginda Rasulullh bersabda, "Tidak, akan tetapi ia adalah penghuni surga.

Setelah mendengar hal itu, apa yang terjadi pada Tsabit? Tentu saja Tsabit begitu gembira. Karena ia mengira dirinya tidak akan selamat. Malahan pada awalnya ia sendiri menduga dengan ia mengasingkan diri maka tak akan ada yang mencari dirinya. Tapi rupanya baginda Rasulullah adalah seorang nabi yang selalu memperhatikan sahabatnya termasuk dirinya.

Adapun kisah lainnya diceritakan seorang sahabat bernama Sya'ban. Sya'ban adalah sahabat yang sering menempati pojok depan masjid. Dia menempati pojok masjid agar tak mengganggu ibadah orang lain. 

Pada suatu hari, baginda Nabi mendapati Sya'ban tak terlihat dalam shalat subuh di masjid. Ketika itu, baginda Nabi menangguhkan sejenak shalat subuhnya supaya sahabatnya Sya'ban tidak tertinggal takbiratul ihram. Akan tetapi sahabat yang dinantinya tersebut tidak kunjung tiba, maka baginda akhirnya memerintahkan untuk iqomah.

Sesudah melaksanakan shalat subuh, Beliau saw lalu bertanya kepada para sahabatnya. "Apakah diantara kalian ada yang mengetahui kabar Sya'ban mengapa dia tidak hadir untuk shalat berjamaah?"
Semua sahabat diam menandakan bahwa tidak ada yang mengetahui kabar Sya'ban. Lalu baginda Rasulullah kembali bertanya kepada sahabat-sahabatnya, adakah yang mengetahui rumahnya?" 
Salah seorang sahabat mengangkat tangannya, Saya tahu rumahnya wahai Rasulullah." 
Kemudian baginda Nabi saw dan semua sahabatnya yang lain bersiap untuk mengunjungi rumah Sya'ban. 

Apa yang terjadi saat itu? Ternyata jarak rumah Sya'ban sangat jauh dari masjid. Tibalah pada saat itu baginda Nabi dan para sahabat di rumah Sya'ban ketika telah masuk waktu dhuha. Seperti biasa ketika Rasulullah bertamu, beliau mengucap salam kepada penghuni rumah. "Assalamualaikum apakah ini rumah Sya'ban?" Seorang wanita terlihat mengenakan hijab membukakan pintu dan menjawab salam, "Wa'alaikumussalaam benar saya adalah istrinya," jawab wanita itu.
"Bolehkah kami bertemu dengannya?" tanya Rasul kepada wanita tadi.

Tetiba wanita tersebut menangis dan berkata, "suami saya telah meninggal dunia pagi tadi, wahai Rasulullah."

Innalillah wainnailaihi Raji'un," ucap para sahabat bersamaan.

Maka, Rasulullah bertahan sejenak untuk menghibur istri Sya'ban yang sedang berduka. Baginda Nabi saw,. mengatakan 
bahwa suaminya adalah orang yang solih dan calon penghuni jannah. MasyaAllah.

Itulah Sahabat Surga Cinta Quran kisah Rasulullah, Teladan kasih sayang sepanjang zaman. Beliau adalah sosok panutan yang benar-benar memiliki akhlak mulia. Beliau selalu memperhatikan hal kecil sampai urusan yang terbesar dari kaum muslimin. Itu semata-mata karena rasa kasih sayang beliau kepada umat Islam. Dan kisah ini juga mengingatkan kita bahwa kematian akan datang. Seharusnya ini menjadi kontrol dalam kehidupan kita hari ini. Bahwa kelak kita kan meninggalkan dunia yang fana ini. Kita akan pertanggungjawabkan suluk (tingkah laku kita) selama hidup didunia. Untuk itu jangan bermaksiat kepada Allah dan juga jangan zalim kepada sesama manusia. 

Kasih sayangnya baginda Nabi patut diteladani seluruh umat muslim. Dalam Al-Quran Allah ta'ala mengingatkan bahwa orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (Lihat terjemah QS. Al Balad ayat 17)

Dan dalam sebuah hadits Baginda Nabi saw,. mengajarkan kepada umatnya untuk menyayangi siapapun yang ada dimuka bumi, sebagaimana beliau bersabda, arhamu man filardhi yarhamakum man-fissamaa-i. Yang artinya bahwa sayangilah siapa yang ada dimuka bumi, maka pasti (niscaya) kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit. Sebagaimana Hadits riwayat at-Tirmidzi no. 1924) 

Itulah mengapa perumpamaan sesama kaum muslim dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan itu layaknya kebersamaan dalam satu tubuh. Wallahua'lam bissawab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: