Headlines
Loading...
Oleh. Mufidah Huda

Kata orang Jawa, “Medeni ning dalan, bras-bres bras-bres,” (menakutkan di jalan, kecelakaan lagi-kecelakan lagi). Mengerikan memang.

Pernahkah Anda melintasi jalan raya Maospati-Ngawi? Jalan antar provinsi ini tidak terlalu lebar, tetapi arus lalu lintas kendaraannya cukup ramai dengan kecepatan tinggi. Sejumlah orang yang tidak terbiasa melintasinya berkomentar, "Perlu nyali tinggi saat melintasi jalan ini". Sedangkan bagi yang sehari-hari melewatinya merasa biasa saja namun tetap waspada.

Di jalan ini, terjadi kisah pilu beberapa hari lalu, tepatnya Kamis, 7 September 2023.  Akibat sepeda angin yang ditumpanginya oleng dan terjatuh, Pak Harto (65 tahun) terlindas bus AKAP dan tewas seketika. 

Satu hari sebelumnya, di jalan yang sama, seorang pengendara motor, FJP (31 tahun) tewas di tempat setelah satu mobil pickup  menyalip dan beradu dengan mobil pickup lainnya.

Jalan tersebut merupakan jalan yang sama dengan peristiwa “adu banteng” Bus Eka dan Sugeng Rahayu tanggal 31 Agustus lalu. Kecelakaan tersebut mengakibatkan bodi bus ringsek dan remuk, 3 orang tewas dan 16 lainnya luka-luka (Kompas.com, 31/08/23).

Hanya dalam jangka satu minggu, telah terjadi 3 kecelakaan disertai nyawa melayang. Jelas ini masalah serius. Nampak jelas pula, ini bukan hanya sekadar masalah jumlah roda. Istilah bahwa semakin banyak roda dan semakin besar armada, makan akan menang dan selamat di jalanan, tak bisa dibenarkan. 
Secara nasional pun kecelakaan di negeri ini memang mengerikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun-tahun sebelumnya, yaitu 2019-2021, Indonesia mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas. Bahkan, Indonesia termasuk negara ASEAN yang memiliki tingkat kematian tinggi akibat kecelakaan berkendara.

Jika dilihat lebih lanjut, memang banyak penyebab terjadinya kecelakaan ini. Ketaatan pengendara menjadi salah satunya. Pengendara yang ugal-ugalan, tidak menghormati pengendara lain merupakan faktor genting sebagai penyebab kecelakaan.
Demikian pula kelayakan kendaraan. Kendaraan yang bermuatan baik manusia ataupun barang seharusnya tertib melalui uji KIR. Sehingga diketahui apakah laik jalan ataukah tidak. Terlebih kini, kendaraan jenis tertentu memiliki kerangka rapuh hingga ikut memperparah masalah ini.

Kondisi jalan juga ikut andil besar. Rakyat setiap hari harus rela ”menikmati” kejutan “lembah jalanan” alias lubang-lubang besar. Sudah pasti ini sangat membahayakan para penggunanya.

Kita sungguh rindu dengan sistem Islam.  Sistem hidup yang sangat mengutamakan keselamatan rakyat. Negara memberikan layanan terbaik, baik moda transportasi maupun jalan yang dititi. Rakyat pun akan terus dibina untuk taat di sepanjang perjalanan dan petugas yang amanah selalu siap mengawal. Tunggu apalagi. Yuk, terapkan Islam dalam kehidupan.

Wallahua’lam bish-shawab. [My]

Baca juga:

1 komentar

  1. Yups, Hanya dengan menerapkan sistem Islam sajalah. Sistem hidup yang sangat mengutamakan keselamatan rakyat. Negara memberikan layanan terbaik, baik moda transportasi maupun jalan yang dititi. Rakyat pun akan terus dibina untuk taat di sepanjang perjalanan dan petugas yang amanah selalu siap mengawal. Tunggu apalagi. Yuk, terapkan Islam dalam kehidupan. Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus