Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Maharani, M.Kom

Banyaknya pemberitaan mengenai kehidupan rumah tangga yang mengalami goncangan permasalahan, di sistem kapitalisme saat ini yang melahirkan individu – individu kejam atau sadis. Hilangnya empati, penuh kasih sayang serta saling berkorban yang seharusnya terjadi pada pasangan suami istri kini malah terbalik. Salah satunya adalah peristiwa suami yang membunuh istrinya lantaran merasa kesal dimintai uang belanja.  Hal ini dapat terjadi disebabkan lemahnya pengelolaan emosi dan beratnya permasalahan yang tengah dialami dalam kehidupan sekuler kapitalisme.

Peristiwa tewasnya seorang istri yang dibunuh oleh suaminya sendiri sungguh sangatlah sadis, apalagi peristiwa itu dipicu lantaran korban atau sang istri meminta uang belanja serta kejadian pembunuhan terjadi di rumah dan disaksikan oleh anaknya yang masih balita (news.republika.co.id,  Selasa 12 Sep 2023, 14:36 WIB). Selanjutnya juga seorang suami yang berinisial BSK menusuk istrinya NSL karena tidak terima digugat cerai, peristiwa penusukan terjadi di rumahnya, Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada 7 September 2023.  Tersangka BSK menusuk istrinya NSL sebanyak 4 kali di bagian perut (regional.kompas.com, 16 Sep 2023, 12:21 WIB).

Kekejaman yang telah terjadi di atas, bukanlah hal yang pertama serta bukan juga hal yang hanya itu saja. Melainkan, masih sangat banyak peristiwa – peristiwa memilukan, kejam, serta hal sadis lainnya yang tidak dapat dituliskan.  Sangat miris melihat tingginya kasus KDRT dengan berbagai macam penyebab yang ujungnya mengakibatkan tindakan pembunuhan. Penyebab-penyebab yang terjadi menjadi petunjuk akan lemahnya pengelolaan emosi saat terjadinya permasalahan besar rumah tangga serta lemahnya pertahanan diri pasangan khususnya saat menghadapi goncangan berat akibat kerasnya kehidupan.

Kerasnya kehidupan yang dirasakan oleh masyarakat saat ini, merupakan hasil dari pandangan hidup masyarakat yang menggunakan paham sekularisme. Paham sekularisme adalah paham atau cara pandang manusia yang memisahkan kehidupan dengan Allah. Aturan dalam kehidupan menggunakan aturan Barat yang berasaskan kebebasan, sedangkan aturan saat beribadah menggunakan aturan Tuhan (Allah Swt.).

Nah, cara pandang kehidupan sekuler kapitalisme yang dipakai inilah yang menjadikan segala macam permasalahan muncul saat ini. Hal ini disebabkan dari aturan sekuler kapitalisme yang tidak mencetak individu-individu bersabar, tidak mampu bermental baja serta jauh dari kata manusia beriman.

Sedangakan Islam, khususnya dalam akidah Islam  memberikan kekuatan dan kesabaran penuh kepada setiap hamba Allah yang sedang menghadapi kesulitan dan beratnya kehidupan didunia yang fana ini. Karena akidah Islam berasal dari suatu Zat yang tidak berawal dan tidak juga berakhir yaitu Allah Swt. yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Al-Qur’an Surat Al Ahzab Ayat 21

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Arab latin: Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,"


Allah Swt. memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk selalu bersabar dan bersyukur. Allah Swt. Sang Pemilik segala-Nya memberi pedoman atau petunjuk untuk seluruh ummat manusia. Allah Swt. Sang Maha Baik juga memilih Nabi Muhammad saw. (kekasih Allah Swt.) di muka bumi ini, untuk dapat kita jadikan ‘Role Model’ kehidupan kita.
Bagaimana kisah Rasulullah saw. yang menghadapin istri tercinta Aisyah r.a., membantingkan piring di depan tamu serta sahabat-sahabatnya karena cemburunya. Namun, Rasulullah saw. tersenyum, tidak marah, Rasulullah saw. hanya mengatakan bunda kalian sedang cemburu. Belum lagi kesabaran Rasulullah saw. saat diboikot sehingga tidak memiliki makanan ataupun minuman apapun untuk dirinya juga keluarganya. 
Serta kisah-kisah pilu lainnya yang telah dialami Rasulullah, istrinya beserta para sahabat terdahulu dalam menghadain berbagai macam cobaan kehidupan yang tak kalah berat. Ibunda Khadijah sang istri Rasulullah saw. sejak menikah dengan Rasulullah saw. tidak pernah memikirkan apakah dirinya bahagia atau tidak. Ibunda Khadijah hanya memikirkan apakah Rasulullah saw. bahagia menikah dengannya. Seluruh harta, tenaga, waktu dan apapun yang dimiliki Ibunda Khadijah akan diberikannya untuk suaminya.

Rasulullah saw. yakin akan adanya Allah di dunia ini serta karena akidah Islam bersumber dari Allah Swt. yang Maha Sempurna dan Maha segalanya, sehingga membuat akidah Islam memberikan kekuatan dan kesabaran penuh pada setiap hamba-hamba Allah yang sedang mengalami kesulitan dan beratnya kehidupan.
Rasulullah saw. mejadi bukti nyata kehidupan. Keimanan yang selalu melekat pada Rasulullah saw. menjadi perisai untuk Rasulullah tetap sabar. Para istri Rasulullah beserta para sahabatnya Rasulullah saw. yang tetap dalam kenormalan atau kewajaran walaupun sedang ditemukan dengan permasalahan besar, sehingga tetap tidak berbuat maksiat atau tidak melakukan pelanggaran hukum syarak.

Ketika Rasulullah saw. bersedih, galau, mendapat banyak musibah atau cobaan yang datang bertubi-tubi, Rasulullah saw. tetap bersabar dan tetap menjalankan hukum syarak secara taat bahkan semakin mengencangkan ibadahnya khususnya ibadah di malam hari. Rasulullah saw. salat dan bermunajat (mengadu dan memohon petunjuk kepada Allah Swt.) bukan marah-marah apalagi sampai membunuh pasangan yang semestinya jadi partner hidup.

Tetapi, masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan peran negara yang semestinya mengayominya. Peran negara dalam memfasilitasi masyarakat untuk hidup berkecukupan, hidup tenang dan nyaman. Hidup dalam suasana keimanan dan masyarakat yang sejahtera hanya bisa terjadi apabila masyarakat dan negara mencontoh seperti saat Rasulullah saw. hijrah ke Kota Madinah. Di mana kota Madinah adalah Kota pertama penerapan syariat Islam secara kafah dalam bingkai Negara Islam. Waallahualam Bishshawab. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: