Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Rasulullah adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus oleh Allah untuk umat manusia. Allah menciptakan manusia dan mengutus utusan yang juga dari kalangan manusia. Allah jugalah yang menurunkan syariat kepada mereka melalui utusanNya. Sebagaimana firmannya dalam QS. An Nahl ayat 43, yang bunyinya: wama arsalna min qoblika illa rijaalanuhi ilaihim, di ayat tersebut Hafidz Abdurrahman dalam bukunya berjudul Membangun Kepribadian Pendidik Umat menjelaskan bahwa diutusnya seorang utusan dari kalangan manusia sudah menjadi aturan ilahiyah.

Sebagaimana firmannya dalam TQS al an'am ayat 9, QS. Al Isra ayat 95. Beliau diutus untuk menyempurnakan ajaran-ajaran nabi-nabi terdahulu. Ajaran yang dibawa beliau telah sempurna dan disebut Islam. Ajaran Islam inilah yang akan berlaku hingga akhir jaman. 

Nah, Agar kita bisa mengenai kemanusiaan Rasul maka kita harus mengetahui bahwa sejatinya Rasulullah saw., mempunyai persamaan dengan manusia lain dari aspek fitrahnya. Beliau mempunyai kebutuhan jasmani dan naluri sebagai potensi kehidupannya, serta akal sebagai potensi kemanusiaannya. Sebab, Beliau pun makan, minum, tidur, buang hajat sebagaimana manusia biasa. Sama seperti manusia lainnya yakni melakukan aktivitas jual beli, berjalan di pasar-pasar seperti layaknya manusia biasa. 

Dalam sebuah hadis Ibn Sa'ad, Thabaqat, juz 1. hal 38 dikatakan, mengenai rasa lapar Rasul saw., dan juga merasakan haus sebagaimana manusia biasa hingga Abu Bakar pada waktu itu memeras sedikit air susu untuk beliau, kemudian memberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullah pun meminumnya, sehingga ia merasakan senang. 

Sebagaimana yang diriwayatkan hadis Muslim dan al Bukhari dari al Barra' bin Azib. Beliau juga mengalami sakit seperti manusia lainnya. Inilah ciri-ciri kemanusiaan baginda Nabi saw sebagai af'al jibiliyah (perbuatan yang alamiah). Dan layaknya manusia pada umumnya, beliau pun mempunyai naluri gharizah al Baqo yakni naluri mempertahankan diri yang memanifestasikan rasa ingin tahu, rasa takut atau khawatir dan sebagainya. 

Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa dalam sebuah peperangan beliau menghadapi musuh yang berjumlah jauh lebih besar  ketimbang pasukan beliau. Rasulullah khawatir dalam kondisi seperti itu, nyali pasukannya drop dan akhirnya menderita kekalahan. Saat itu Rasulullah takut jika orang Anshar tidak berpandangan, bahwa mereka wajib memberi pertolongannya kepada beliau kecuali hanya di Madinah. 

Namun, saat Rasulullah menyatakan hal itu, saad  bin Mu'adz berbicara kepada beliau bahwa kami benar-benar telah mengimani dan mengikuti beliau. Sa'ad berkata '' lakukanlah apa saja untuk mengikuti perintah Allah (Ibn Hisyam, Sirah Nabawiyah, Dar Ihya' at Turats al Arabi, juz Ii, hal. 227).

Adalah manusiawi munculnya kekhawatiran Rasulullah karena perhitungan dan prediksi manusia. Betapa beliau butuh perlindungan  (nushrah) untuk menghadapi musuh Allah, Rasul dan umat Islam. Beliau juga memiliki Gharizah an-Nau' atau naluri seksual seperti rasa cinta kepada lawan jenis, anak, cucu dan sahabatnya. 

Dalam hal ini Rasulullah telah diberikan keistimewaan oleh Allah Swt., Yang tidak diberikan kepada orang lain. Dalam hadis shahih al Bukhari dari Anas bin Malik diceritakan Beliau diberi kekuatan luar biasa  yakni mampu melakukan hubungan biologis dengan istri-istrinya dan menggilirnya  dalam waktu satu malam sementara saat itu beliau mempunyai sembilan istri (tis'u niswati).

Selain itu, Beliau juga memiliki Gharizah at Tadayyun atau naluri beragama seperti rasa cintanya kepada Allah  serta pengabdian yang tinggi kepada Penciptanya. Dalam sebuah hadits al hakim, disebutkan salah satu kesukaan beliau adalah shalat dua rakaat setiap tiba dari bepergian atau peperangan. 

Ini artinya, semua manusia baik Rasul maupun manusia biasa memiliki potensi yang sama. Hanya saja bedanya Rasulullah informasi awalnya bersumber dari wahyu. Wamayantiqu 'anil hawaa. Inhuwa illa wahyun yu haa. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Agar kita bisa mengetahui bagaimana kepribadian beliau yang mulia, maka harus sering membaca kisah Nabi Muhammad. 

Sejatinya, Rasulullah adalah manusia pembawa kebenaran yang dibimbing langsung oleh Allah. Kita meyakini bahwa tidak ada yang lebih benar dari ajaran yang beliau sampaikan. Oleh karenanya, sebagai muslim yang baik kita harus meneladani Rasulullah dan para sahabat. Karena mereka adalah contoh atau teladan yang sempurna dalam melaksanakan ajaran Islam.

Berharap kita bisa meneladani akhlak beliau yang luhur. Dengan berusaha mencontoh akhlak, ibadah dan muamalah beliau insyaAllah kita juga akan dicintai oleh Rasulullah. Dan kelak di hari kiamat, orang-orang yang mencintai Rasulullah akan ditolong oleh Allah dan dimasukkan ke jannah-Nya. Aamiin. [ry].

Baca juga:

1 komentar

  1. Setiap mendengar kisah Rasulullah saw. Selalu bergetar diri ini. Ya Allah semoga hamba yang hina ini termasuk umatnya nabi Muhammad yang akan di beri syafaat di akhirat kelak. Aamiin aamiin ya rabbal Alamiin 🤲 Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus