Headlines
Loading...
Oleh. Aisyah

Sekretaris Komisi A DPRD Magetan Jamaluddin Malik meminta pihak sekolah agar tak menarik sumbangan yang memberatkan orang tua siswa. Terlebih lagi, orang tua sudah terbebani dengan biaya di tahun ajaran baru. Menurutnya, pasti ada orang tua yang berkeberatan meski tidak langsung disampaikan kepada pihak terkait.

 Pernyataan Jamaluddin ini menyikapi menjelang Pawai Budaya Bangga Magetan beberapa waktu lalu, sejumlah sekolah menarik sumbangan pada siswa untuk melancarkan persiapan hingga jalannya kegiatan (bertajatim.com, 24/08/23).
Lebih lanjut ada edaran di beberapa sekolah jika siswa diminta iuran senilai Rp. 35.000 hingga Rp. 60.000 per anak. Tujuannya, agar sekolah bisa menyukseskan pawai budaya yang digelar Pemkab Magetan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan itu. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) membenarkan bahwa ada sekolah yang menarik sumbangan pada siswa. Namun, pihak sekolah dilarang mengelola uang sumbangan tersebut dan urusan ini diserahkan pada Komite.

Untuk menyikapi masalah ini ada 2 hal yang perlu kita renungkan; Pertama, bahwa sistem kapitalisme dunia pendidikan bersifat sangat materialistik. Orientasinya hanya mendapatkan keuntungan secara materi. Dalam sistem ini pendidikan sangat ~, karena memang dikomersilkan. Kemajuan fisik sekolah dan acara-acara gebyar seringkali juga ditonjolkan. Oleh karena itu wajar jika sedikit-sedikit ada penarikan sumbangan.

Hal ini tentu tidak akan terjadi dalam sistem kehidupan Islam. Pendidikan dalam sistem Islam akan diberikan secara cuma-cuma. Sarana dan prasarana akan dicukupi oleh negara.

Kedua, euphoria menyambut hari kemerdekaan setiap tahun dirayakan oleh seluruh kalangan dengan suka cita. Padahal negara ini sejatinya belum merdeka. Masyarakat banyak yang belum menyadari kondisi terjajah yang dialami negeri ini. Sehingga berbagai cara mereka lakukan untuk meluapkan suka citanya karena telah berada di negara merdeka.

Masyarakat tidak menyadari berbagai fakta kerusakan yang ada di tengah-tengah kehidupan, sejatinya tanda bahwa negeri tidak baik-baik saja. Negeri ini sakit dan terbelenggu alias sedang tidak merdeka.
Oleh karena itu perlu upaya serius untuk menyadarkan masyarakat akan kondisi mereka. Di sinilah pentingnya dakwah untuk melangsungkan kehidupan Islam. Perlahan namun pasti, insyaaAllah kemenangan akan berpihak bagi kaum muslimin. [My]

Baca juga:

0 Comments: