Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Shabbiya

Perang kembali berkecamuk di Palestina. Mujahidin Hamas  melakukan serangan mengejutkan dalam operasi Badai Al Aqsa pada hari Sabtu 7-10-2023 waktu setempat.

Langkah itu mereka ambil setelah sekian puluh tahun mereka bertahan di bawah serangan, penindasan, penjarahan dan penistaan agama yang terus-menerus dilakukan oleh Israel yang juga telah merebut tanah air mereka.

Sebanyak 5000 roket berhasil diluncurkan untuk membombardir wilayah pendudukan bangsa Israel. Serangan mengejutkan itu membuat militer Israel kalang kabut.

Ini adalah serangan agar upaya Israel yang terus-terusan mengambil harta benda serta mencaplok wilayah Palestina dapat berhenti. 
Sejak perebutan wilayah dan dibangunnya tembok di sepanjang Gaza rakyat Palestina hidup di dalam penjara terbuka terbesar di dunia. 

Akses mereka ke pendidikan, kesehatan dan kebutuhan kebutuhan yang lain tak lagi bisa mereka dapatkan, sehingga kelaparan pun tak dapat mereka hindari, anak-anak memakan rumput pun sudah biasa. Kendaraan-kendaraan yang mengangkut bantuan untuk penduduk Gaza pun oleh pihak Israel. Mereka tetap bertahan dalam kondisi sulit.

Sekian lama mereka berjuang sendirian, menyelamatkan negaranya dari penjajahan Israel sejak mereka mendeklarasikan berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Namun kini mereka tak lagi berada dalam posisi bertahan. Mereka melakukan langkah opensif kepada Israel. 

Para Mujahidin sayap militer Hamas bergerak menyerang Israel. Brigadir Al Qassam Muhammad Ad Dhaif pun menyerukan jihad kepada kaum muslimin di seluruh dunia agar turut berjuang, dan terlibat dalam mempertahankan Palestina dari penjajahan sebagaimana diberitakan oleh Republika.co.id (Ahad, 15/10/10/2023).

Sebatas Kecaman?

Namun sangat miris bagaimana melihat respon negeri negeri muslim kebanyakan. Penghilangan nyawa, perampasan, penculikan yang dilakukan Israel terhadap saudara muslim di sana tak mampu membangkitkan kemarahan dan mengusik ghirah dalam dada untuk membela. Konflik Palestina dianggapnya sebagai konflik internal negera itu sendiri.

Padahal bila kita renungkan, betapa istimewanya tanah yang diberkahi bernama Palestina ini, di sanalah Nabi Musa berhijrah,  Nabi Isa lahir, Nabi Muhammad saw. melakukan Isra'. Palestina adalah bumi para Nabi. 

Di sana pula ada Masjid  Al Aqsa yang disebut-sebut dalam Al Qur'an surah Al Isra' ayat ke 1.

سُبْØ­ٰÙ†َ الَّØ°ِÙŠْٓ اَسْرٰÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ٖ Ù„َÙŠْÙ„ًا Ù…ِّÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØ­َرَامِ اِÙ„َÙ‰ الْÙ…َسْجِدِ الْاَÙ‚ْصَا الَّØ°ِÙŠْ بٰرَÙƒْÙ†َا Ø­َÙˆْÙ„َÙ‡ٗ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ٗ Ù…ِÙ†ْ اٰÙŠٰتِÙ†َاۗ اِÙ†َّÙ‡ٗ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِÙŠْعُ الْبَصِÙŠْرُ1

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Namun saat ini, sekat-sekat negara, bendera warna-warni ternyata ampuh membangun batasan nasionalisme di dalam dada kaum muslimin di seluruh dunia. Sehingga apapun yang mereka lihat, mereka dengar  dari Palestina hanya sekadar menjadi berita sekilas lalu yang kemudian diabaikan. Sebagian menganggap itu bukan urusannya, kita tidak perlu mengurus dan memikirkannya. Maka tidak heran, musuh-musuh Islam tidak memiliki rasa takut sama sekali berbuat semena mena. 

Adapun bentuk keberpihakan dari mereka yang masih peduli  saat ini tak lebih dari kecaman dan kutukan akan apa yang terjadi di Palestina. Belum tampak adanya negara yang mengirimkan bantuan militer pada Palestina. Yang tampak hanyalah aksi-aksi solidaritas dari berbagai kalangan yang menuntut pemerintah untuk melakukan tindakan nyata.

Umat Harus Bersatu

Konflik tak berkesudahan, serta jatuhnya korban yang tak terhitung jumlahnya, benar-benar membuat hati teriris. Tak sadar air mata menetes melihat apa yang mereka alami benar-benar di luar batas perikemanusiaan.

Namun, banyaknya jumlah kaum muslimin di dunia ini tidak akan memberikan pengaruh apapun bila mereka tidak bersatu, tidak menjadi satu suara, tidak menjadi satu kekuatan yang akan bisa mengalahkan musuh yang terus menindas. 

Tidak adanya institusi yang menyatukan kaum muslimin membuat kekuatan itu terpecah-belah dan tak mampu menembus tirai besi yang dibangun bangsa kolonial bersama sekutu-sekutunya di negeri Barat. 

Hanyalah Daulah Khil4f4h Islam yang akan mampu menyatukan kekuatan seluruh kaum Muslimin. Di mana semua bangsa bersatu di bawah simbol umat Islam Al-liwa Ar-Roya. Tak ada lagi sekat yang memisahkan Muslim satu dengan yang lainnya. 

 Kaum muslimin akan menjadi kekuatan besar yang mampu melindungi seluruh umat di mana pun berada dari berbagai ketidakadilan dan kedzaliman. Sehingga Islam rahmatan lil alamiin benar benar dapat dirasakan seluruh makhluk-Nya. 

Wallahu a'lam bi showab. [My]

Baca juga:

0 Comments: