Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Disini teman
Disana teman
Dimana-mana kita berteman

Tak ada musuh
Tak ada lawan
Semuanya saling menyayangi

Tidak ejek ejekan
Tidak pukul pukulan
Saling tolong dan sayang dengan teman


Hai, Sobat muda, siapa yang tahu dengan lirik lagu "Anti Bullying di Sini Teman" nih? Lirik lagu ini sebenarnya adalah adaptasi dari lagu yang berjudul "Stop Bullying."  Tujuan dari lagu ini sebenarnya supaya mengajak masyarakat, khususnya anak-anak, untuk menghindari perilaku perundungan karena memiliki dampak yang merugikan. Kalau kita lagukan nada  ini mirip sekali dengan lagu "Di Sini Senang di Sana Senang", sebuah lirik lagu anak-anak yang cukup populer di Indonesia. Bila dicermati dalam lagu ini ada pesan yang positif tentang betapa pentingnya memanusiakan sesama manusia dengan berhenti melakukan perundungan dan menjalin hubungan baik dengan teman-teman. 

Kasus Bullying Makin Marak

Melansir era.id, Kasus perundungan atau bullying kerap kali dialami oleh anak-anak. Tak jarang menyebabkan korbannya depresi.

Memang, tak dipungkiri ya, Sob, kasus bullying makin marak terjadi bahkan bisa dikatakan parah banget di zaman now, karena terjadinya kasus ini bukan cuma di kalangan anak sekolah dasar saja melainkan juga sudah dialami para remaja dan dewasa.

Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, maupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya. Contohnya seperti meledek, mencaci, mencela, mengancam, catcalling, mengabaikan, pura-pura baik, mempermalukan, mengucilkan, memfitnah, memukul, meludahi, menjegal, merusak barang, pelecehan seksual, menyakiti orang melalui pesan atau gambar, video, komentar atau tulisan. Semua itu terjadi ketika seseorang sudah dikuasai oleh nafsunya. Akhirnya perundungan tersebut bisa melemahkan mental, hati dan pola pikir.

Baru-baru ini, terdengar kabar perundungan siswa SMP, Polresta Cilacap menetapkan dua siswa SMP Negeri 2 Cimanggu berinisial MK (15) dan WS (14) sebagai tersangka kekerasan dalam kasus bullying atau perundungan terhadap FF (14). Menurut Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Stefanus Satake Bayu bahwa penetapan tersebut dilakukan penyidik usai memeriksa sejumlah saksi serta rekaman video yang beredar di media sosial. Penganiayaan brutal yang dilakukan oleh si pelaku telah membuat korban cedera cukup parah hingga patah tulang rusuknya dan akhirnya harus menjalani perawatan di rumah sakit Majenang (detik.news,30/9/2023)

Mirisnya lagi dalam video tersebut, si pelaku menganiaya korban dengan memukul, menyeret, menginjak, dan menendang berkali-kali hingga tersungkur (cnnindonesia, 29/9/ 2023).

Beliau pun mengatakan kedua pelaku dikenai  dengan pasal berlapis yakni Pasal 80 UU Sistem Peradilan Pidana Anak, dengan ancaman hukuman 3,5 Tahun serta Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Astagfirullah sedih banget kan, Sob, dengarnya? Betapa tidak terpujinya ulah para pelajar jaman sekarang. Nah, Sob, Salah satu penyebab terjadinya bullying sendiri adalah suasana sekolah yang tidak kondusif, kurangnya pengawasan orang dewasa atau guru pada saat jam istirahat dan ketidakpedulian guru terhadap pelaku bullying serta penerapan anti-bullying yang tidak konsisten. Inilah kondisi-kondisi yang menumbuh suburkan bullying di sekolah.

Apakah faktor-faktor tersebut adalah akar masalah dari bullying? Tentu tidak demikian ya, Sob. Sebab, seseorang itu akan bersikap dengan pemahamannya. Jika manusia pahamnya melakukan bullying sebagai wujud eksistensi menunjukkan kekuasaan atau memang suka menindas orang, maka seseorang tersebut tidak akan pernah merasa bersalah melakukan kekerasan kepada orang lain. Malah, justru sebaliknya mereka bakalan merasa puas. Mengapa ada pemahaman seperti ini? Padahal upaya mengakhiri bullying terjadi sejak sekian tahun lalu. Akan tetapi solusinya belum menyentuh akar masalah.

Manusia adalah Miniatur Alam Semesta

Menurut Biro Psikologi Terapan, manusia itu adalah miniatur alam semesta lebih luas dari cacian dan lebih besar dari pujian. Hanya saja tata aturan kehidupan manusia sekarang ini didasari ide sekularisme liberalisme yang jauh sekali dari pemahaman Islam. Sekularisme yaitu paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Jika agama sudah dipisahkan dari kehidupan, maka mindset hidup manusia pasti tak ada kaitannya sama aturan agama. Sehingga manusia akan bertingkah laku sesuai apa yang dia mau. Dengan kata lain gaya hidup manusia jadi bebas atau liberal. Itulah mengapa kasus bullying tak selesai hingga hari ini. Sekularisme liberalisme itu juga yang melahirkan faktor-faktor yang disebutkan National Youth Violence. Faktor-faktor itulah yang semakin mensuasanakan tindakan bullying.

Wajar, jika pendidikan sekuler melahirkan generasi muda yang bersikap anarkis. Akan jauh berbeda jika tata aturan yang diterapkan dengan sistem Islam. Pendidikan Islam dijamin akan melahirkan generasi yang bermoral, beradab lagi mulia. Sebab, sejatinya sistem pendidikan Islam berasaskan akidah Islam. Dalam Kitab Nizamul Islam , karya Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani ra, dikatakan, kalau manusia mindsetnya benar maka akan benar juga tingkah lakunya. Namun, sebaliknya jika mindsetnya salah maka akan salah juga tingkah lakunya.

Hidup kita untuk Ibadah, Sob

Sob, pasti sebagai orang tua tentu mereka bisa mengukur batas kemampuan anak. Maka itu penting generasi muda mengetahui bagaimana seharusnya berjuang dan menemukan solusi sendiri tanpa keluar dari batasan syariat. Hal ini penting karena mental pejuang dan kemauan memecahkan masalah dengan solusi Islam sangat berarti bagi generasi di masa depan.

Dalam pendidikan Islam pelajar akan dididik dengan mindset yang benar tentang kehidupan ini. Dengan mengenal Islam lebih dekat, generasi muda akan tahu bahwa tujuan hidup sesungguhnya di dunia ini adalah beribadah kepada Allah Subhanahu wata'ala.Oleh karena itu, output sistem pendidikan Islan akan melahirkan generasi yang punya syaksiyah Islam, punya pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam. Keimanan dan ketakwaan mereka menjadi self kontrol yang kuat untuk menjauhi maksiat seperti bullying. Generasi mudah yang sadar mereka akan dimudahkan pemahamannya bahwa kesadaran mereka akan haramnya melakukan perbuatan semena-mena,menganiaya, bahkan sampai mengancam nyawa orang. Selain itu, aturan pendidikan Islam juga mengajarkan generasi memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang ilmu alam. Kelak diantara mereka  akan menjadi qadi (hakim), ulama, guru, teknisi, politikus, teknisi, dan lainnya. Dengan ilmu yang mereka punya mereka akan bisa mengarungi kehidupan dan menyelesaikan persoalan manusia. Dan mereka akan menjadi generasi penerus Islam dan kaum muslimin.

Selain peran negara, Islam juga memerintahkan keluarga sebagai tempat pendidikan utama dan pertama bagi generasi. Jadi sedari kecil mereka sudah mendapatkan akidah Islam yang kuat, paham hukum-hukum syariat mana perintah dan larangan Allah. Di lingkungan masyarakat, anak-anak juga mendapatkan contoh kehidupan yang baik, sebab, amal ma'ruf nahi munkar selalu dilakukan oleh masyarakat islam.

Di masa Khilafah banyak sekali bermunculan remaja berkualitas. Seperti Muhammad bin Idris asy-Syafi'i. Di umurnya yang belum genap 15 tahun, beliau sudah bisa memberikan fatwa. Namun, sangat disayangkan Khilafah sudah diruntuhkan sudah tidak ada juga sistem pendidikan Islamnya.

Maka, sebagai generasi muda yang keren abis kita pasti sedih kalau kasus bullying terus terjadi. Ia kan? Pasti lah yah. Maka itu, yuk, jadilah  anak muda anti bullying. Why not? Tak usah malu mengaji Islam secara keseluruhan. Lalu terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan jangan lupa sampaikan kebenaran islam bersama kelompok dakwah ideologis. Wallahu a'lam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: