Headlines
Loading...
Oleh. Nurul Bariyah
(Penulis Opini Islam)

Ujaran dan slogan "Stop Bullying" sudah lama digaungkan, namun mengapa sampai hari ini masih saja banyak terjadi. 

Dilansir dari berita Republika.co.id (Jumat, 20 Oktober 2023), berdasar hasil asesmen nasional pada 2022, satu dari tiga peserta didik  berpotensi mengalami bullying atau perundungan, begitu kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Reset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan.

Segala upaya dilakukan pemerintah termasuk membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan menjadikannya garda terdepan dalam upaya pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Menurut Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami dalam keterangan di Jakarta, Jumat (20/10/2023), "Kasus perundungan maupun kekerasan lainnya yang terjadi di sekolah sudah sangat memprihatinkan."

Puspeka, sejak 2021 bekerja sama dengan UNICEF Indonesia untuk melaksanakan bimbingan teknik (bimtek) Roots pada 10.708 satuan pendidikan, melatih 20.101 fasilitator guru, dan membentuk 51.370 siswa agen perubahan. Namun apakah usaha itu sudah maksimal dan membawa perubahan? Nyatanya tidak.

Tidak hanya anak SMA dan kuliah saja yang melakukan perundungan, anak sekolah dasar juga kini banyak yang menjadi pelaku perundangan. Sungguh miris, bangku pendidikan yang harusnya diisi dengan mencari ilmu sebanyak-banyaknya malah dikotori dengan kasus perundungan di mana-mana.

Banyak faktor yang menyebabkan perundungan terus terjadi terutama di sekolah, antara lain pengaruh media sosial dan televisi yang sangat gencar menayangkan tayangan berbau kekerasan dan penganiayaan. Mereka disuguhkan oleh tontonan yang secara tidak sadar merusak otak mereka. Anak-anak dapat dengan mudah mencari tayangan yang mereka sukai meski itu tidak baik dan berbau kekerasan dan penganiayaan. 

Mereka malah seolah menikmati tontonan yang tidak layak itu. Contoh, ada sekelompok anak sekolah yang berseragam, lalu membuat video sedang merundung teman sekelasnya. Bahayanya, semua perilaku penganiayaan mereka rekam dan bagikan ke media sosial sehingga siapa saja bisa melihat dan besar kemungkinan menirunya. Begitu juga dengan televisi yang tidak kalah gencar menayangkan film-film yang mengandung kekerasan dan penganiayaan. 

Kesalahan utama orang tua zaman sekarang adalah memberikan gawai pada anaknya sejak kecil, hanya agar mereka anteng, dan tidak banyak merepotkan orang tuanya. Apalagi jika saat menonton anak tidak didampingi orang tua, maka akan menangkap sesuai dengan pemikiran mereka yang belum matang, sehingga hal yang salah mereka anggap biasa dan dibolehkan.

Faktor lingkungan yang buruk juga menjadi salah satu penyebab maraknya perundungan. Seorang yang pernah dirundung, bukan tidak mungkin suatu ketika akan melakukan pelaku perundungan. Seperti ajang balas dendam, maka perputaran ini akan terus ada dan sulit untuk dihilangkan. 

Selain itu juga faktor pertemanan. Pertemanan yang buruk, atau teman yang tidak baik, biasanya akan mempengaruhi temannya yang belum pernah merundung menjadi perundung, biasanya karena solidaritas pertemanan yang salah kaprah.
Semua faktor-faktor di atas yang menyebabkan perundungan tidak pernah hilang sampai saat ini, malah tambah marak. Lalu apa yang kita lakukan untuk menghentikannya?

Islam memiliki solusi dalam menghentikan kasus perundungan. Dalam Islam terdapat pilar-pilar yang berperan penting dalam kehidupan. Setiap pilar memiliki tanggungjawabnya masing-masing. Yaitu antara lain pertama, faktor ketakwaan individu. Individu yang bertakwa, akan memiliki keimanan dan akidah yang kuat, ia percaya Allah ada di mana pun. Allah selalu mengawasi gerak-gerik mereka, sehingga dalam berperilaku ia akan berhati-hati dan menjaga dirinya dari perbuatan dosa dan maksiat. Individu yang bertakwa tahu betul bahwa menyakiti orang lain atau perundungan, dalam bentuk apa pun tidak dibolehkan oleh Allah, maka sudah pasti ia tidak akan melakukannya.

Kedua, peran orang tua dalam keluarga. Ini sangat penting karena anak membutuhkan perhatian dari orang tua. Dalam Islam, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, memberi pemahaman terutama dalam hal agama agar anak menjadi individu yang bertakwa. Mereka mengajari anaknya mengenal Allah sejak dini, mencintai Allah juga rasul-Nya. Anak juga diajarkan tentang keimanan adanya Allah agar di setiap langkah mereka selalu mengingat Allah serta mencontoh perilaku Nabi Muhammad saw. yang berakhlak mulia.

Mereka juga menjaga dan mengawasi anak mereka dengan baik, karena anak adalah amanah yang harus dijaga. Dalam hal apapun, terlebih masalah pergaulan dan tontonan. Karena anak-anak yang salah bergaul dan tanpa pengawasan orang tua akan menjadi anak-anak yang bermasalah baik di sekolah maupun di rumah. Allah Swt. berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi : "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ...."

Ketiga, Peranan negara merupakan hal terpenting dalam menghentikan maraknya perundungan. Dalam Islam, negara mengatur keluar masuknya perputaran tayangan-tayangan di berbagai media termasuk televisi. Negara tidak memberikan izin tayang pada akun-akun atau aplikasi-aplikasi yang jelas-jelas mengandung kekerasan dan penganiayaan. Menyaring semua tayangan yang masuk, sehingga yang keluar dan ditonton masyarakat terutama anak-anak adalah tontonan yang mendidik dan baik, tidak hanya sekedar menghibur. 

Negara Islam juga memiliki sistem pendidikan yang berbasis akidah. Menyiapkan generasi yang kuat akidahnya dan bermental sehat serta memiliki jiwa kepemimpinan. Juga memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan ilmu aplikasi lainnya sebagai penunjang dalam kehidupan. Dengan pendidikan ini akan lahir generasi pemimpin yang kuat dan tangguh  lahir sebagai generasi yang tangguh dan kuat, serta berjiwa pemimpin.  

Demikianlah Islam mengatur dengan sebaik-baiknya setiap sendi kehidupan, agar tidak melenceng dari syariat Islam. Kita wajib menjalankan setiap aturan dan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan hadis, agar membawa pada kebaikan dan Ridha Allah Swt. Sistem Islam telah mengatur segala bidang termasuk dalam pendidikan, adab bahkan pergaulan.

 Umat Islam yang taat akan memegang teguh semua aturan itu. Karena tanpa aturan Islam, mereka menjadi kacau seperti sekarang ini. Semua kekerasan, kerusakan, dan kekacauan di berbagai bidang, akibat aturan Islam yang ditinggalkan dan dijauhkan dari kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan fenomena perundungan yang merebak sekarang ini, menandakan rusaknya kehidupan jika kita jauh dari agama, karena sudah sangat jelas bahwa Allah melarang keras kita melakukan tindakan menyakiti orang lain. 

Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Ahzab ayat 58 yang berbunyi :
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."

Wallahu a'lam bishawab. [My]

Baca juga:

0 Comments: