Headlines
Loading...
Oleh. Sukey / Aktivis muslimah ngaji

Pengelolah Panti Asuhan Karya Putra Tunggal Anak Indonesia yang terletak di jalan Rinte Raya, Kota Medan dan Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih Olayama Raya Medan di tetapkan sebagai tersangka, terbukti melakukan eksploitasi terhadap anak. Terdapat 41 anak diduga menjadi eksploitasi anak dari dua panti asuhan di Medan. Tersangka memanfaatkan para anak penghuni panti asuhan untuk melakukan syuting atau live di aplikasi Tik Tok, memaksa anak-anak di panti untuk mengemis online.

Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih, Jalan Pelita, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan terdapat 26 anak. Penghuni panti asuhan Karya Putra Tunggal Anak Indonesia berjumlah 15 anak di bujuk tersangka untuk mengemis dengan alasan kepentingan bersama. Anak-anak panti asuhan yang berjumlah 15 orang keseluruhan merupakan warga Nias. Saat ini anak panti asuhan ditangani Dinas Sosial, nantinya akan dikembalikan ke orang tua masing masing (medan.tribunnews.com;23/09/2023).

Para pelaku mengetahui bahwa anak-anak tersebut tidak mendapat perhatian dari keluarga, sehingga pelaku menargetkan mereka. Sehingga tidak ada yang mengetahui dan mencegah perbuatan mereka. Di masyarakat sebenarnya banyak praktik serupa, tapi belum di ketahui. Eksploitasi anak semakin gencar terdengar. 

Anak-anak yang seharusnya mendapat perlindungan malah di pekerjakan demi cuan. Sungguh ironis, banyak di temukan kasus eksploitasi anak yang dilakukan orang tua atau pihak pihak tertentu. Seharusnya negara berperan dalam mengurus anak terlantar secara integral bukan parsial. Lembaga lembaga negara berjalan sendiri sendiri sehingga untuk mengatasi persoalan ini menjadi tidak efektif. 

Lepasnya peran orang tua, keluarga dan masyarakat merupakan konsekuensi dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Kapitalisme menjadikan setiap orang sibuk mengejar materi, tanpa mempedulikan cara mendapatkannya hingga abai dengan perlindungan anak. Kapitalisme membuat gelap mata hingga menghalalkan segala cara.

Negara mendefinisikan kemajuan dari infrastruktur, investasi asing masuk besar besaran tanpa mempedulikan ada hak hak yang terabaikan. Faktanya di balik gemerlapan infrastruktur hanya segelintir elit yang menikmati. Anak-anak terabaikan sehingga menjadi korban eksploitasi. Alhasil, negara telah gagal melindungi anak-anak.

Kemiskinan sistematik menjadi problem akut yang di timbulkan dari sistem kapitalisme. Jalan pintas untuk mendapatkan materi pun dilakukan, termasuk mengeksploitasi anak. Kemiskinan yang menghimpit dan biaya hidup yang tinggi dijadikan alasan untuk melakukan ini. Kehidupan sekuler kapitalisme menjadikan anak-anak tidak mendapatkan perlindungan dari orang tua, keluarga dan negara. 

Namun liberalisasi di buka lebar lebar atas nama modernitas, kemajuan teknologi bahkan investasi. Akibatnya tidak ada kemajuan keadaan semua berjalan di tempat. Beginilah jika sekulerisme menjadi asas dalam sistem bernegara. Kebijakan tidak sesuai karena di lihat secara parsial. Kapitalisme terus digaungkan hingga anak yang terus menjadi korban. Yang lemah menjadi korban untuk meraup keuntungan materi sebanyak banyaknya tanpa ada perlindungan.

Islam adalah satu satunya sistem mampu melindungi dan mewujudkan anak anak bahagia dan sejahtera. Islam mewajibkan untuk mensejahterakan baik secara individu, keluarga, dan masyarakat. Tidak hanya mewajibkan negara menjamin keamanan dan keselamatan anak anak, negara juga memerintahkan untuk melindungi yang lemah. 

Islam memiliki sistem sanksi mampu membuat jera para pelakunya, juga mampu mencegah yang lain untuk melakukan kejahatan serupa. Di saat yang sama Islam membangun keimanan sebagai asas kehidupan baik secara individu, masyarakat dan negara. Dengan asas keimanan menyadarkan ada pertanggungjawaban di akhirat apa yang dilakukan di dunia.

Penerapan syariat Islam akan melindungi nyawa anak. Allah Swt. berfirman,
"Dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepada kami dan kepada mereka" (QS Al An'am : 151).

Kegagalan dalam menerapkan Islam secara parsial menjadikan sasaran para musuh musuh Islam. Semakin menunjukkan jari musuh-musuh Islam pada ketidakmampuan  dalam menyelesaikan segala persoalan. 

Sungguh Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Adanya kejelasan pihak yang mengasuh dan bertanggung jawab memberi nafkah mencegah oknum yang tidak bertanggung jawab. Di tambah, sistem ekonomi Islam membantu para ayah agar mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dengan demikian tidak ada yang boleh berbuat semena-mena terhadap anak. Sistem Islam adalah solusi nyata bagi manusia. Negara khil4f4h menjadi perisai dan mercusuar peradaban dunia dengan segala kebaikan dalam penerapan syariat Islam dan lebih mengutamakan keimanan. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: