Headlines
Loading...
Oleh. Sri Yana

Generasi sukses adalah dambaan semua orang. Namun semua itu perlu diupayakan dengan baik. Tak mungkin generasi sukses bermalas-malasan, santai-santai, apalagi nongkrong-nongkrong alias kongko-kongko. Karena pekerjaan yang nirfaedah merupakan hal yang sia-sia. Yang mana Allah menghisab setiap perbuatan manusia. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam TQS. Al Zalzalah: 7-8 yang artinya:
 "Barangsiapa melakukan kebaikan sebiji zarrah pun Allah akan memberikan balasannya. Dan barangsiapa melakukan keburukan Allah pun akan memberikan balasannya."

Oleh karenanya dalam melakukan perbuatan harus dipertimbangkan baik buruknya, benar salahnya, agar senantiasa tidak menyesal di hari kemudian, di mana Allah akan menghisab amal-amal perbuatan manusia. Karena apa? Karena hidup di dunia adalah sementara saja sebagai tempat persinggahan, yang pasti nanti akan kembali ke kampung halaman entah itu surga atau neraka. Yang pasti hari pembalasan akan ada. Yuk, raih surganya Allah. Aamiin.

Kenapa harus Menjadi Generasi Sukses?
 
Sebagai insan yang beriman dan bertakwa wajib bagi seorang muslim mengupayakan sukses di dunia dan di akhirat. Sebagaimana kesuksesan Rasulullah sebagai kepala rumah tangga, beliau juga seorang suami. Di sisi militer sukses sebagai panglima perang. Dari sisi ekonomi pun sukses sebagai pedagang.
 
Dikutip dari iainlangsa.ac.id bahwa kunci kesuksesan menurut Rasulullah saw. ada 3, yaitu:
1. Bertakwa
Bertakwa adalah pokok dalam ajaran Islam yang dimiliki oleh seorang muslim, dan wajib dijalankan dalam keadaan susah maupun senang. Takwa dalam pengertiannya adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kesuksesan tanpa takwa tidak akan ada apa-apanya, bahkan bisa menyebabkan hidup terasa hampa.

Sebagaimana firman Allah Swt. dalam TQS. Ali Imran ayat 102 bahwa "Orang-orang beriman diperintahkan untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah mati dalam keadaan muslim."

2. Berbakti kepada orang tua
Seorang anak wajib berbakti kepada orang tua. Karena orang tualah yang selalu memberikan doa-doa terbaik kepada anaknya. Hal tersebut juga ditegaskan dalam TQS. An-Nisa: 36 yang berisi perintah untuk menyembah Allah,  jangan menyekutukan Allah, serta berbakti kepada orang tua. Karena doa orang tua sangat istimewa dan mudah dikabulkan Allah. Sebagaimana rida orang tua juga merupakan rida Allah.

Dikisahkan ulama besar yang bernama Sulaim bin Ayyub ar-Razi, pada usia 10 tahun sedang belajar dengan syaikh di kampungnya, kemudian beliau disuruh membaca surat Al-Fatihah. Namun ia kesulitan, karena ada yang mengganjal di lidahnya. Kemudian syaikh itu berkata, "Mintalah doa kepada ibumu agar dipermudah belajar Al-Qur'an. Lalu Sulaim menjawab, "Baiklah syaikh, nanti selepas pulang dari majelis ilmu akan kusampaikan pesan Syaikh kepada ibuku."

Sulaim kecil menyampaikan pesan syaikh tersebut kepada ibunya. Ibunya pun berdoa kepada Allah agar anaknya Sulaim dimudahkan membaca Al-Qur'an dan menggapai ilmu agama dengan baik. Alhamdulillah Sulaim yang dahulu kecil berkat doa ibunya menjadi ulama besar dan berhasil menyalin Kitab Mukhtashar al-Muzani.

 3. Memperbanyak doa
Untuk menjadi generasi sukses dunia, dan akhirat diperlukan banyak bermunajat kepada Allah. Allah pun sangat senang kepada hamba-hambanya yang berdoa. Sebagaimana ditegaskan dalam TQS. Al-Baqarah:186 bahwa "Dan apabila umat-Nya bertanya, sesungguhnya Allah itu dekat kepada hamba yang selalu berdoa."

Sukses Dunia atau Sukses Akhirat

Generasi saat ini dihadapkan dalam dua pilihan ingin sukses di dunia, atau akhirat. Karena memang di sistem sekularisme adanya sekat pemisah antara agama dan kehidupan. Hal tersebut menyebabkan tumpang tindih, ingin sukses di dunia, tetapi banyak bertentangan dengan agama. Ingin sukses di akhirat, tetapi banyak godaan yang menuju kemaksiatan. 

Terus bagaimana solusinya? Bila hidup di sistem sekularisme, sejatinya bisa memilah-milah mana yang sesuai hukum syarak atau tidak. Karena urgensinya kehidupan akhirat adalah kekal, kehidupan dunia adalah sementara. Apabila ada hal yang tidak sesuai dengan hukum syara' sebaiknya kita tinggalkan. Sejatinya kesuksesan yang paling penting adalah sukses akhirat, yaitu sukses untuk mencari bekal kehidupan akhirat.

Berbeda pada masa Rasulullah saw., dan para sahabat bahwa kesuksesan lebih mudah diraih. Karena sistem Islam yang menjaga antara kehidupan dunia, dan akhirat bisa seimbang. Negara mengarahkan umatnya agar berbuat sesuai hukum syarak. Bila bertentangan akan dinasihati agar perbuatan salahnya diperbaiki. [My]

Baca juga:

0 Comments: