Serba serbi
Kisah Perjuangan Rasulullah
Oleh. Sartinah
Judul buku: Sirah Nabawiyah (Sisi Politis Perjuangan Rasulullah saw.)
Penulis: Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal'ahji
Penerbit: Al Azhar Press
Tahun terbit: Desember 2018 Masehi
Tebal buku: 492 halaman
Peresensi: Sarinah
Buku kisah perjuangan Rasulullah saw. adalah buku yang menceritakan perjuangan beliau dalam menegakkan Islam. Sebagaimana yang kita ketahui, peran beliau sebagai pembawa risalah ke tengah kehidupan telah memberi sebuah teladan umat manusia hingga akhir zaman.
Kehidupan sebelum datangnya Islam adalah kehidupan yang penuh kesesatan. Penyembahan berhala serta aktivitas syirik telah menjadi kebiasaan bagi kaum Arab pada masa itu.
Setelah turunnya wahyu kepada beliau, maka Allah Swt. menyeru untuk menyampaikan Islam kepada pihak atau kerabat terdekatnya, seperti istrinya, pamannya sahabatnya, dan sebagainya. Setelah beberapa tahun berlalu, beliau diseru untuk menyampaikan ajaran Islam kepada khalayak umum. Di mana dalam peristiwa tersebut, beliau mendapat banyak penentangan dari kaumnya. Berbagai deraan dan olokan senantiasa ditujukan kepadanya serta pengikutnya.
Berbagai siksaan ditimpakan kepada mereka yang beriman. Sungguh luar biasa apa yang terjadi pada masa itu, namun semua itu dibayar dengan berimannya paman beliau yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib ra. disusul dengan Umar bin Khattab ra. Masuk Islamnya mereka berhasil membuat goyah para pemimpin suku Quraish. Sehingga mereka merasa lemah dan tak memiliki kekuatan untuk melakukan kezaliman yang menindas rakyat.
Maha benar Allah Swt. Sekeras-kerasnya hati manusia, pasti akan tersentuh dengan ayat-ayat yang disampaikan. Sehingga berimanlah para pemimpin serta orang-orang yang mempunyai kekuatan. Dengan itu, ia bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah. Serta menghapus kesombongan hati yang tertutupi kegelapan.
Beberapa tahun berlalu, dengan berbagai tekanan yang dihadapi, beliau saw. kemudian mendapat perintah untuk hijrah atau mencari suaka agar terhindar dari kekejaman orang-orang munafik.
Maka beliau memerintahkan kaum muslim hijrah ke Negri Habasyah untuk mendapat perlindungan. Yang mana, di sana terdapat seorang pemimpin yang tak pernah menzalimi rakyatnya dan sangat dicintai oleh kaumnya. Namun berita tersebut sampai kepada pimpinan kaum Quraisy dan mereka mengetahui bahwa kaum muslim di sana merasa aman, maka mereka mengirim utusan untuk mengembalikan kaum muslim dan berusaha menghasut para panglima serta raja Najasy agar mereka dikembalikan pada kaumnya.
Namun, hal tersebut justru membuat raja yang agung tersebut merasa tersinggung. Sehingga dia mengutus seseorang untuk memanggil perwakilan dari kaum muslim untuk menjelaskan apa yang mereka alami.
Dalam hal ini Ja'far bin Abi Talib sebagai juru bicara berkata kepada raja an-Najasy: "Wahai Tuan, dahulu kami adalah jahiliyah, di mana kebiasaan kami menyembah patung, makan bangkai, melakukan perbuatan keji, memutus tali persaudaraan, kurang baik dengan tetangga, menzalimi orang lain. Hingga Allah mengutus kepada kami seorang rasul. Yanga mana Rasul itu menyeru kami kepada Allah, dan hanya menyembah-Nya. Serta membuang jauh-jauh apa yang dulu kami sembah, seperti batu-batu dan berhala. Mengharamkan apa yang diharamkan-Nya dan menghalalkan apa yang dihalalkannya. Lalu kaum kami memusuhi kami dan menyiksa kami dan menyuruh kami agar kembali menyembah berhala dan tidak lagi menyembah-Nya. Untuk itu kami pergi ke negara Tuan, dan memilih Tuan dibanding yang lain, kami berharap Tuan memperlakukan kami dengan baik, dan tidak mendzalimi kami"
Demikianlah ungkapan Ja'far bin Abi Thalib. Yang akhirnya membuat raja Najasyi tersentuh, terlebih setelah beliau membacakan Q.S.Maryam (19): 1. Maka para panglima beserta an-Najasyi meneteskan air mata hingga membasahi janggutnya. Maka mereka pun aman disisi an-Najasyi.
Namun meski demikian, kebencian kaum Quraisy tetaplah begitu kuat, hingga berbagai hal dilakukan untuk menekan dakwah Rasulullah saw. Kali ini para pembesar Quraisy berunding untuk membuat rencana pemboikotan kepada kaum muslim dengan memutus transaksi jual beli bagi mereka yang ada di Makkah. Karenanya masyarakat kota Makkah berada dalam kelaparan dan kesempitan.
Namun, beberapa tahun berlalu berkat pertolongan-Nya terdapat beberapa orang dari kaum mereka yang tersentuh dan berusaha merobek lembar pemboikotan dan membiarkan mereka tetap aman.
Demikianlah apa yang dialami Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Bukan hanya kaum mukmin namun Baginda saw. juga mengalami penyiksaan dan penghinaan dari para suku Quraisy. Sehingga beliau berusaha mencari sekelompok orang yang siap melindunginya dan menyerahkan kekuasaan mereka kepadanya agar beliau bisa berdakwah dengan aman.
Sehingga dengan hal itu, beliau mempersiapkan suku Aus dan juga Khazraj agar mereka mau beriman dan memperkuat keyakinan dan tekad mereka serta kesiapan untuk melindungi Rasulullah saw. dari musuh yang ada. Hingga berdirinya negara yang ada di Madinah serta membersihkan internal kota tersebut dari sekelompok kaum musyrik dan munafik.
Dengan berdirinya Madinah sebagai sebuah Negara. Maka beliau memproklamirkan Islam ke berbagai penjuru negeri dengan mengirim para utusan untuk mengajak para pemimpin yang ada di negeri gri tersebut agar mereka bergabung dan tunduk pada aturan Islam. [My]
0 Comments: