OPINI
Komunisme Berbahaya, Islam Solusinya
Oleh. Siti Nur Rahma
Apa itu Sosialisme-Komunisme?Sosialisme berasal dari bahasa Latin sociare yang artinya menggabungkan atau berbagi. Terdapat istilah societas (yang terkait sociare) bermakna persahabatan dan persekutuan serta kesepakatan sukarela antara orang-orang bebas.
Sosialisme merupakan sebuah sistem yang menitikberatkan kepemilikan masyarakat secara kolektif atas alat-alat produksi. Sedangkan pada Kapitalisme kepemilikan pribadi bisa lebih dominan. Dan dalam Kapitalisme terdapat pembagian kelas antara kapitalis (pemilik modal) dan pekerja (tenaga kerja). Hal ini membuat Sosialisme ingin menghapus pembagian kelas dalam kehidupan.
Sosialisme menganggap, Kapitalisme gagal mengatasi masalah sosial selama Revolusi industri. Sehingga untuk menyelesaikan kemiskinan, penindasan, dan ketidakmerataan kekayaan, Sosialisme menganggap dirinya mampu sebagai solusi atas individualisme liberal (dari Kapitalisme) dengan cara kepemilikan bersama atas sumberdaya.
Terdapat Sosialisme Marxisme (Komunisme) yang berasas pada dialektika materialisme. Dialektika materialisme adalah ide yang menyatakan bahwa alam semesta, manusia dan kehidupan merupakan materi yang berkembang secara internal. Ide ini meniadakan konsep Pencipta dan makhluk yang diciptakan. Hal ini sangat bertentangan dengan konsep agama, yang mengakui adanya Tuhan sebagai Al Khaliq.
Sosialisme Komunisme bertentangan dengan Islam, selain dari berbedanya pandangan tentang Pencipta, paham tersebut juga berbeda tentang kepemilikan dalam Islam. Dalam Islam, pembatasan kepemilikan berdasarkan dengan caranya, bukan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi. Kepemilikan barang dan jasa dibagi menjadi kepemilikan individu, kolektif, dan negara. Serta terdapat harta milik umum. Sehingga Islam menjadi ideologi yang bertentangan dengan ideologi Sosialisme Komunisme.
Bahaya Sosialisme Komunisme terhadap kehidupan manusia:
1. Bahaya terhadap pemenuhan naluri beragama pada manusia. Jelas ideologi dengan asas materialisme ini bertentangan dengan fitrah manusia. Paham yang meniadakan pengakuan terhadap Pencipta menyalahi naluri beragama pada manusia. Manusia yang lemah, terbatas dan membutuhkan yang lain pasti memiliki naluri untuk men taqdis kan sesuatu, namun dalam sosialisme komunisme menghapus hal itu bahkan menganggap agama sebagai candu. Hal ini membawa pada kecemasan dan ketidaktentraman hati manusia.
Dengan tidak meyakini akan adanya Sang Pencipta, maka otomatis paham ini juga meniadakan peran Sang Pencipta sebagai Sang Pengatur. Konsekuensinya segala aturan kehidupan dibuat sendiri oleh penganutnya, lantas sesuai hawa nafsunya. Sehingga banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh mabda ini. Sejarah kebiadaban Komunisme di berbagai negara menjadi bukti batilnya ideologi sosialis komunis ini. Pada revolusi komunis Cina tahun 1948, pemerintahan Mao Zedong/Mao Tse-Tung mengeluarkan kebijakan kolektivisme ekonomi, ialah dengan dihapuskannya kepemilikan individu dan industrialisasi dengan kewajiban kerja agar meningkatkan hasil pertanian dan industri. Namun yang terjadi malah mengakibatkan kelaparan dan jutaan kematian. (Investopedia Team, accesed 2-08-2023).
Dengan meniadakan aturan Ilahi dalam kehidupan akan menjadikan aturan hawa nafsu manusia yang berkuasa, sehingga genosida komunisme merajalela. Dalam buku Catatan Hitam Kriminalitas Komunisme(1999) tertulis:
1. Uni soviet = 20 juta korban
2. Cina = 65 juta korban
3. Vietnam = 1 juta korban
4. Korea Utara= 2 juta korban
5. Kamboja = 2 juta korban
6. Eropa timur : 1 juta korban
7. Amerika Latin= 150.000 korban
8. Afrika = 1,7 juta korban
9. Afganistan : 1,5 juta korban. (Oxford University Press, 1999)
2. Selain itu, juga menyalahi naluri baqa' pada manusia atas kepemilikan barang. Konsep kepemilikan diatur dengan adanya penghapusan kepemilikan pribadi. Meskipun ada perbedaan dari para pemikir sosialisme terhadap pembatasan kepemilikan barang, namun tetap membawa pada kelangkaan pangan di masa penerapannya. Seperti yang pernah dilakukan Lenin pada tahun 1918.
3. Komunisme mengatasi masalah dengan mengambil solusi berdasarkan konklusi hipotetik yang dikhayalkan terjadi pada masalah yang dihadapi. Salah menganalisa akar masalah, maka akan salah dalam mengambil solusinya. Kaum kiri ini menganggap untuk mensejahterakan kaum buruh dan petani ialah dengan cara meniadakan kelas di tengah masyarakat, namun dengan kekerasan dan paksaan. Seperti yang ditulis Karl Heinrich Marx, dalam Das Manifest der Kommunistischen Partei (1848),"Pertarungan kapitalis dengan proletar merupakan pertentangan kelas terakhir yang akan mengakhiri proses dialektis; yaitu terbentuknya masyarakat komunis yang tidak mengenal adanya kelas (classes society); masyarakat dibebaskan dari keterikatannya dengan milik pribadi, tidak ada eksploitasi, penindasan dan paksaan. Anehnya, masyarakat komunis itu harus dicapai dengan kekerasan dan paksaan. Force is the midwife of every old society pregnant with a new one, kekerasan adalah bidan untuk setiap masyarakat lama yang hamil tua dengan masyarakat baru." (Alwaie, September 2023).
Kekerasan dan paksaan menjadi ciri khas sosialisme komunisme dalam mewujudkan tujuannya. Tidak hanya terjadi di Cina, Vietnam, Korea Utara dan negeri-negeri komunis lainnya, yang mengalami kekejaman ideologi komunis, dengan jumlah korban yang sangat banyak, dan di Indonesia pun juga mengalami perihnya serangan PKI (Partai Komunis Indonesia). Umat Islam saat ini sebagai sasaran utama kaum tersebut harus benar-benar mewaspadai kemunculannya.
Seperti Keputusan Presiden (Keppres) nomor 17 Tahun 2023 tentang Pembentukan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat Masa Lalu dan juga Instruksi Presiden (Inpres) nomor 2 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Rekomendasi Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat serta Keppres nomor 4 Tahun 2023 Tentang Tim Pemantau Pelaksanaan Rekomendasi Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat (PPHAM) yang telah dikeluarkan pemerintah terkait HAM merupakan keputusan yang mengarah pada munculnya kembali ideologi palu arit ini. (Alwaie, September 2023).
Umat Islam harus menyadari dan mengantisipasi kemunculannya kembali, karena Islam sebagai ideologi merupakan tantangan besar bagi sosialisme komunisme dalam mewujudkan cita-citanya. Maka upaya untuk menjauhkan islam dari umat islam adalah upaya yang masif akan dilakukan.
Begitu pula dengan negara Indonesia yang menjadi sasaran Cina untuk menjadi negara komunis dengan Road Map 50 Tahun Cina kemungkinan akan melakukan soft invantion melalui BRI (Belt Road and Intiative) ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Ditargetkan tahun 2030 Indonesia menjadi negara protektorat Cina, bahkan Indocina dengan haluan Komunis.
Dalam sejarahnya, PKI di Indonesia memberikan kisah kelam bagi rakyat Indonesia, khususnya umat Islam dan TNI, yang jelas menjadi korban kekejaman PKI. Puncaknya terjadi pada G 30S/PKI yang sangat melukai rakyat Indonesia. Namun, sejarah seakan dikubur dan dikaburkan antara siapa korbannya dan siapa pelakunya. Melalui Keppres dan Inpres yang dikeluarkan membuat seakan PKI menjadi korban. Sungguh narasi yang memutar balikkan fakta.
Umat Islam harus apa?
Dari tatanan keluarga, perlu ditanamkan ideologi Islam yang kuat kepada segenap anggota keluarga terutama anak. Berikut beberapa hal yang diupayakan dalam penanaman ideologi Islam:
Menanamkan akidah sejak dini. Memahamkan hanya ideologi Islam yang sahih.
Menceritakan fakta-fakta tentang ideologi Islam mampu mensejahterakan umat manusia.
Memahamkan Kapitalisme dan Sosialisme komunisme adalah ide batil dan harus ditolak.
Membuat anak terbiasa terikat dengan syariat Islam.
Membiasakan anak menghadiri majelis ilmu hingga paham islam kaffah. (Alwaie-09-2023).
Selain itu, perlu disadari pula terdapat paham Kapitalisme yang juga tak kalah berbahaya dengan Sosialisme Komunisme. Sebab Kapitalisme juga mabda yang diemban oleh beberapa negara dan menjadi biang kerusakan kehidupan, dan kesewenangan para pemangku kekuasaan. Oleh karena itu perlu kesadaran ganda dalam tubuh umat Islam terhadap ideologi tersebut lantas mewaspadainya dengan menjadikan ideologi islam menancap pada diri umat dan diemban oleh negara.
Maka pentingnya sebuah negara yang mengemban ideologi sahih itu agar menjadikan alam ini penuh rahmat dan berkah.
Dalam Islam, akan diterapkan syariat dari Al Mudabbir terhadap segala aspek kehidupan manusia. Dari aspek pemerintahan, pendidikan, pergaulan, peradilan, hingga perekonomian akan diatur dengan aturan Islam.
Dalam sistem ekonomi Islam telah diatur jenis kepemilikannya, yakni kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.
1. Kepemilikan individu dalam Islam
Allah mengizinkan manusia untuk memanfaatkan harta, dengan memakan, menggunakan atau menularkannya. Dalam Islam, tidak ada batasan mengenai jumlah harta yang dimiliki oleh seorang individu. Boleh memiliki harta bergerak (hewan ternak, mobil dan uang) maupun harta tetap (tanah, rumah dan pabrik).
Harta tersebut bisa dimiliki dengan cara bekerja (bertani, menggali tambang atau berdagang) atau harta bisa dimiliki dengan cara pewarisan, hadiah, mahar, uang ditata dan bantuan kepemilikan rumah dari negara.
Islam mengharamkan memperoleh harta berjudi, mencuri, menyuap dan berdagang barang haram.
2. Kepemilikan umum
Komoditas yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, dilarang dikuasai swasta atau dimiliki pribadi. Tiga kategori kepemilikan umum adalah:
a. Rasulullah bersabda, "Manusia berserikat dalam tiga perkara, yaitu air, padang gembalaan dan api."
Air dan cadangan minyak misalnya, adalah jenis kepemilikan umum menjadi kebutuhan vital bagi seluruh masyarakat. Meski demikian mesin-mesin yang digunakan untuk proses pengolahan air untuk kepentingan umum juga termasuk jenis kepemilikan umum.
b. Lautan, sungai, taman-taman umum masjid dan jalan umum, bahkan kereta api dan alat transportasi umum lainnya juga milik umum tidak bisa menjadi hak milik pribadi.
c. barang tambang yang depositnya tidak terbatas.
3. Kepemilikan Negara
Tanah dan bangunan yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat, namun bukan harta milik umum.
Sistem ekonomi Islam yang termasuk di dalamnya jenis-jenis kepemilikan, itu semua diatur berdasarkan dalil syari yang bertujuan memenuhi kebutuhan pokok setiap warga negara, memfasilitasi dan memberikan kesempatan bagi warga negaranya untuk memuaskan kebutuhan pelengkapnya. Dan untuk memenuhi dua tujuan tersebut, maka butuh menyiapkan sebuah sistem yang mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi dan sistem pendistribusian yang adil. Oleh karenanya, tujuan ekonomi sosialis komunis yang ingin menciptakan "keadilan sosial" atau "sosialisme negara" adalah sekedar ilusi. Wallahualam bishowab. [ry].
0 Comments: