Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Mujiasih

Kekerasan semakin merajalela, dikutib dari Detik Jateng pada Kamis, 12 Oktober 2023. Siswa SMKN di Klaten. B (16) dibacok orang tidak yang tidak dikenal di jalan wilayah Karanglo, Klaten Selatan. B harus menjalani operasi pengangkatan mata dan tulang pipi. Peristiwa itu terjadi pada 03.00 dini hari. Mereka melewati jalan sepi agar terhindar dari rombongan pemotor yang berulah di jalan raya. Tapi B justru bertemu dengan para pelaku sekitar 10 orang yang bersembunyi di balik semak-semak. 

Miris kejadian seperti ini tidak hanya terjadi sekali ini saja, tetapi kejadian serupa sudah sering terjadi. Para pengendara motor dihantui rasa was-was dan takut. Tidak ada jaminan keamanan, karena kriminal bisa mengintai kapan saja. Kebrutalan semakin beringas menelan banyak korban dan tak jarang pelakunya banyak di bawah umur.

Pelajar yang seharusnya faham dan menjadi agen of change malah menjadi pelaku kejahatan. Ini adalah bukti bahwa dunia pendidikan saat ini bermasalah. Hal itu terjadi karena sistem pendidikan sekuler yang memisahkan kehidupan dari agama. Sistem yang telah terbukti kebobrokannya di berbagai bidang.

Dunia pendidikan tidak lepas dari cengkraman kapitalis. Kapitalis yang hanya berorientasi pada materi saja. Sistem pendidikan kapitalis yang hanya mencetak generasi menjadi pekerja. Belajar hanya sekedar untuk mendapat pekerjaan.

Sistem sekuler yang membuat generasi tidak paham pada agamanya dan hanya memperturutkan hawa nafsu saja. Bagaimana jika pendidikan menghasilkan generasi yang salih-salihah sedangkan pendidikan dijauhkan dari agamanya? Bagaimana mereka akan paham agamanya, jika antara kehidupan dengan agama dipisah? 
 
Berbeda jauh dengan sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam yang mencetak generasi berkepribadian Islam, yaitu generasi yang mempunyai pola pikir dan sikap sesuai dengan Islam. Standar perbuatannya berdasarkan syariat Islam.

Kemajuan teknologi tidak menjamin kebangkitan umat. Saat ini, teknologi berkembang pesat dan semakin canggih namun yang justru terjadi adalah generasi mengalami kemunduran. Karena itu kebangkitan umat tidak tergantung dari kecanggihan teknologi dan megahnya bangunan. Jika ingin mengubah tingkah laku manusia yang rendah menjadi luhur, maka harus merubah persepsinya. Dalam hal ini Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum, jika kaum itu sendiri tidak mau berubah." (QS. Ar-Ra'd 11). 

Yang mendasari kebangkitan umat adalah pada pemikirannya tentang hidup, alam semesta, dan manusia serta hubungan ketiganya dengan sebelum dan sesudah kehidupan. Bahwa dibalik ketiganya ada Al-Khalik yang menciptakannya. Hanya Allah SWT yang Al-Khalik. Allah yang bersifat wajibul wujud (wajib adanya) dan azali (tidak berawal tidak berakhir).

Jika menilik bukti sejarah masa kejayaan Islam, pada masa kekhalifahan Abbasiyah ilmu pengetahuan berkembang. Ilmuwan muslim sebagai peletak dasar ilmu pengetahuan. Setiap penemuan dalam ilmu pengetahuan akan ditimbang setara dengan emas. Bisa dibayangkan jika satu lembar bernilai dengan beberapa gram emas. Jika satu buku bisa dikalikan. 

Jika sistem pendidikan sekuler, kapitalis telah nyata kebobrokannya, masihkah mempertahankannya?

"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (QS. Al-Maidah: 50)."

Pertama kali yang dikuatkan adalah penguatan Aqidah. Aqidah adalah pondasi utama yang akan menentukan bangunan di atasnya. Aqidah yang membangun semua perbuatan hanya berlandaskan pada ketakwaan kepada Allah. Telah terbukti bahwa sistem pendidikan Islamlah yang dapat mencetak generasi unggul beraqidah Islam.

Negara mempunyai peranan penting menjamin keamanan warganya. Dan negara wajib membuat kurikulum sesuai dengan Aqidah Islam. Pendidikan yang berstandar takwallah akan membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan Islam. Hal ini akan menjauhkan generasi dari kriminalitas. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: