
surat pembaca
Lindungi Nyawa dengan Islam
Oleh. Mirojul Lailiyah
"Hidup dan mati ada dalam genggaman Ilahi. Takdir adalah kepastian, tapi hidup harus tetap berjalan. Proses kehidupan adalah hakikat, sementara hasil akhir adalah syariat. Gusti Allah akan menilai ketulusan perjuangan manusia, bukan hasil akhirnya. Kalaupun harus menjumpai kematian, itu artinya mati syahid di jalan Tuhan". (Pangeran Diponegoro)
Sebuah nyawa adalah modal bagi semua umat manusia dari Tuhan, Allah Swt. Karena dengan nyawa, manusia dapat hidup dan menjalankan berbagai aktivitasnya, baik yang berorientasi dunia maupun akhirat. Inilah harga penting sebuah nyawa.
Namun sayangnya, akibat sistem kehidupan sekuler yang dianut oleh masyarakat sekarang ini, nilai nyawa seolah sudah tidak berharga lagi. Apabila sebelumnya manusia sangat takut menghadapi kematian. Maka sekarang, justru banyak individu yang tidak sabar untuk segera mati, sehingga mereka bunuh diri.
Di tahun 2019 saja, WHO mencatat bahwa Indonesia memiliki rasio bunuh diri sebesar 2,4 per 100 ribu penduduknya (tekno.tempo.co, 14/10/23).
Sayang sekali, padahal meski jadwal kematian adalah takdir dari-Nya yang tidak bisa diubah oleh siapa pun, namun manusia masih diberi-Nya kesempatan untuk menyusun usaha dalam melindungi nyawanya. Dan ketulusan usaha manusia itulah yang akan dinilai-Nya. Karena Allah selalu menilai amal perbuatan, bukan titik akhir yang dihasilkan.
Lalu jika begitu, bagaimanakah susunan usaha yang seharusnya dibentuk oleh manusia dalam melindungi nyawa?
Agar Nyawa Selamat
Seseorang memang akan selalu bertindak sesuai dengan konsep berpikirnya. Sehingga ketika ia menghadapi berbagai masalah, maka ia pasti akan berusaha bertindak untuk menyelesaikan sesuai dengan petunjuk ilmu yang sudah dipahaminya.
Bila ilmu yang dipahaminya baik, maka pasti tindakan penyelesaiannya pun tidak akan keliru. Sebaliknya, jika ilmu dalam akalnya buruk, tentu tindakan yang dilakukannya akan membuat masalah makin meningkat.
Oleh karena itu, metode terbaik yang seharusnya ditanam dalam akal umat manusia adalah Islam. Karena Islam berisi ajaran sempurna dari Sang Maha Pencipta alam semesta, yakni Allah Swt. Sehingga semua ajaran yang dibuat-Nya mengandung petunjuk kebenaran yang lengkap dan sempurna untuk mengakhiri berbagai permasalahan yang dihadapi oleh makhluk ciptaan-Nya.
Misalnya saja masalah lowongan kerja, saat ini makin sulit dicari, membuat masyarakat tertekan dan mengalami kecemasan mental tinggi yang berujung pada kasus bunuh diri. Maka Islam memiliki solusi terbaik melalui kontribusi peran negara yang bertanggung jawab melayani kebutuhan rakyatnya.
Diantaranya, terdapat hukum ekonomi syar'i yang mengharamkan pengelolaan sumber daya alam oleh negara dengan campur tangan pihak swasta asing. Jika dikelola penuh oleh negara, pasti hal itu menjadi lowongan kerja yang terbuka lebar bagi rakyat. Karena tenaga kerja 100% berasal dari rakyatnya sendiri. Tidak seperti sekarang yang lebih banyak memanggil karyawan luar negeri, karena kepemilikan sumber daya alam sudah terlanjur dijual atau disewakan pada pengusaha asing.
Selain itu, masalah asmara dalam tali ikatan pacaran haram para kaum remaja, sekarang sedang viral menjadi latar belakang tindakan bunuh diri mereka. Maka Islam memiliki konsep pergaulan syar'i yang dapat mengatur hubungan antar sesama manusia dan mengelola naluri perasaan mereka. Agar kesedihan dapat dikendalikan, dan tidak mudah terjerumus dalam lubang dosa.
Akhirnya, jelaslah meski permasalahan selalu datang dari berbagai lini kehidupan, hanya Islam yang dapat memiliki teknik lengkap dan mantap untuk menyelesaikannya, baik oleh individu, masyarakat, maupun negara. Sehingga umat manusia tidak mudah berputus asa dan berbuat kejam dengan menantang keputusan Tuhan melalui tindakan bunuh diri. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: