Headlines
Loading...
Pasar Tradisional di Ambang Kehancuran: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Pasar Tradisional di Ambang Kehancuran: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Oleh. Widhy Lutfiah Marha
(Pendidik Generasi)

Terdengar gemuruh online shop yang semakin merajalela, telah menggempur pasar tradisional yang kian sepi. Di tengah desiran angin sepi ini, warung-warung kecil dan pedagang tradisional merasa semakin terpojok oleh pesona belanja online yang menawarkan kenyamanan, harga murah, dan variasi produk yang melimpah.

Bahkan, Persaingan sengit dengan platform e-commerce menghantui pedagang tradisional di Pacitan, mendorong mereka untuk bersuara  untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka. Keluhan tentang penurunan penjualan selama dua bulan terakhir menjadi sorotan utama.

Indah Setyawati, seorang pedagang pakaian yang beroperasi di Pasar Minulyo, Jl Gatot Subroto, merinci dampak negatif tersebut. "Omzet kami turun hingga 75 persen," ungkapnya, merenungi keadaan pada Sabtu, 30 September 2023.

Pasar induk Kota 1001 Gua, yang biasanya ramai dengan aktivitas, sekarang menghadapi ketenangan yang mengkhawatirkan. Terutama di segmen penjualan pakaian dan kain, kios-kios terlihat sunyi. Bahkan dalam beberapa puluh menit, tak ada pembeli yang muncul, membuat para pedagang dalam kecemasan. (detikjatim.com, 30/09/2023)

Pasar tradisional di Pacitan, serta banyak pasar serupa di seluruh negeri, sedang menghadapi masalah serius yang menimbulkan dampak yang merugikan. Sebenarnya, masalah utama yang dihadapi pasar tradisional bukan hanya di Pacitan, melainkan hampir di seluruh Indonesia adalah sepinya pembeli. Banyak pedagang tradisional mengeluhkan hal ini, dan bahkan beberapa di antara mereka terpaksa menutup usahanya. Penyebab utama adalah biaya operasional yang meningkat pesat dibandingkan dengan pendapatan yang semakin menurun.

Selain itu  faktor ekonomi juga memengaruhi pasar tradisional. Pertama, situasi ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19 yang seharusnya mendukung pemulihan, namun  ada ketidaksesuaian antara klaim pemerintah yang menyatakan pertumbuhan ekonomi naik 5% dengan kenyataan lapangan. Kedua, ada dampak dari dominasi monopoli pasar yang mengatur harga dan mengendalikan persaingan. Pedagang kecil kesulitan bersaing dalam kondisi seperti ini.

Memang, semakin berkembangnya zaman, online shop memberikan berbagai keunggulan yang tidak dapat diabaikan. Konsumen dapat memilih produk dari kenyamanan rumah mereka tanpa harus beranjak ke pasar tradisional yang mungkin jauh dan kurang nyaman. Selain itu, berkat persaingan yang ketat, harga produk di online shop seringkali lebih murah dibandingkan dengan produk serupa di pasar tradisional. Kemudian, variasi produk yang tak terbatas juga menjadi daya tarik utama, dari pakaian hingga elektronik, semuanya dapat ditemukan dengan mudah.

Namun, sementara online shop terus tumbuh dan menggempur pasar tradisional, kita juga perlu memahami bahwa dampaknya bukan hanya pada pedagang tradisional, tetapi juga pada ekonomi lokal. Sepi di pasar tradisional berarti pendapatan menurun bagi pedagang-pedagang tersebut dan juga potensi hilangnya lapangan pekerjaan. Kehadiran online shop menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara kenyamanan berbelanja dan dampak sosial yang  terabaikan oleh penguasa.

Padahal, pasar tradisional memiliki nilai budaya, sosial, dan ekonomi yang tak ternilai. Mereka adalah tempat pertemuan sosial dan interaksi antar warga yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, peran pemerintah untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisional sangat penting, dalam rangka mewujudkan ekonomi yang adil dan seimbang. Adapun cara-cara yang harus diambil pemerintah adalah:

1. Mengatur Regulasi dan Anti-Monopoli: Negara harus memastikan adanya regulasi yang ketat untuk menghindari monopoli pasar. Monopoli pasar dapat merugikan para pedagang kecil dan mengakibatkan kenaikan harga yang tidak sebanding dengan kualitas produk. Dengan adanya regulasi yang kuat, persaingan sehat dapat dipertahankan, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat kepada konsumen dan pedagang tradisional.

2. Perlindungan Pedagang Kecil: Negara juga harus melindungi pedagang kecil dari praktik-praktik yang tidak adil, seperti pembelian produk-produk pertanian dengan harga yang sangat rendah. Ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam rantai pasokan dan menghambat pertumbuhan ekonomi pedagang tradisional. Oleh karena itu, perlu ada undang-undang dan mekanisme perlindungan yang kuat bagi pedagang kecil.

3. Pemberdayaan Ekonomi: Untuk memperbaiki kondisi ekonomi secara keseluruhan, negara juga perlu berfokus pada program-program pemberdayaan ekonomi. Ini dapat mencakup pelatihan, bantuan finansial, dan dukungan lainnya bagi pedagang tradisional agar mereka dapat bersaing secara efektif di pasar yang terus berubah.

4. Prinsip-Prinsip Islam Kaffah: Dalam permasalahan ini penting untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam Kaffah. Dalam Islam jelas diatur keadilan dalam transaksi, penghindaran riba, dan pendekatan yang berfokus pada kesejahteraan bersama.
Islam mengajarkan prinsip kaffah, yang mencakup keseluruhan dan kesempurnaan dalam semua aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Ini bisa diartikan sebagai kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam dalam semua jenis pasar. Dalam pasar tradisional, ini berarti mematuhi prinsip-prinsip etika Islam dalam transaksi dan dalam pasar teknologi, hal ini berarti menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam tanpa mencampuradukkan dengan praktik yang tidak sesuai.

5. Dukungan untuk Pasar Tradisional: Selain itu, pemerintah dapat memberikan dukungan khusus untuk pasar tradisional, seperti perbaikan infrastruktur, promosi  bisa dengan menggabungkan elemen-elemen digital ke dalamnya, seperti pemesanan online, untuk menjaga relevansinya di era modern ini serta fasilitas yang memadai. Ini akan membantu pasar tradisional untuk tetap relevan dalam lingkungan ekonomi yang berkembang pesat.

Maka dari itu, dalam menghadapi gempuran online shop, pasar tradisional harus dikembangkan agar tetap berdaya saing dengan menyajikan pengalaman belanja yang unik, menawarkan produk-produk berkualitas, dan mengintegrasikan teknologi. Dengan demikian, pasar tradisional dapat terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat dan bukan hanya menjadi kenangan masa lalu di tengah lajunya kemajuan teknologi digital. Wallahu a'lam biashshowab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: