motivasi
Pemuda Foya-foya, Akankah Masuk Surga?
Oleh. Netty al Kayyisa
Sejauh mata memandang, yang dominan adalah pemuda dengan segala hingar bingar kehidupannya. Hidup hedonis dan permisive. Kesenangan jasadiyah menjadi ukuran. Food, fun fashion film menjadi perhatian. Sementara kondisi sekitar tak masuk perhitungan. Masa bodo! Yang penting aku senang dan bahagia.
Dan semboyan mereka “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga." Benarkah bisa terwujud nyata?
Apa benar mereka bahagia? Buktinya tawuran merajalela. Seks bebas, aborsi, bunuh diri, narkoba justru menjadi daftar kelam kondisi pemuda kita.
Jika ukuran foya-foya adalah belanja barang branded, nongkrong di cafe. Makan makanan junkfood, beli barang tanpa harus berpikir harga, maka berapa banyak pemuda yang bisa melakukannya? Barangkali hanya pemuda yang memiliki previllage saja. Sementara yang hanya kalangan menengah ke bawah harus mengorbankan banyak hal. Harga diri bahkan mungkin terjual. Lantas berapa lama kondisi ini akan bertahan?
Tua kaya raya, juga tidak menjamin bahagia. Dan juga tidak otomatis pemuda yang tukang foya-foya jadi kaya raya. Mana bisa? Kecuali tadi, jalan pintas menjadi solusinya. Eh itupun jika tak keburu penyakit menguasai tubuhnya. Atau umur yang tak sampai tua karena gaya hidupnya. Iiihh...ngerinya!
Mati masuk surga, bagaimana bisa? Surga memang penuh kenikmatan. Tapi kenikmatan surga tidak berbanding lurus dengan kesenangan dunia. Artinya, jika di dunia penuh kesenangan, bukan berarti otomatis masuk surga penuh kenikmatan. Bahkan bisa jadi sebaliknya, di dunia foya –foya dan bahagia, di akhirat menderita. Nerakalah tempat kembalinya. Apa ga serem tuh!
Nah, wahai pemuda saatnya kalian berpikir. Gunakan akal yang kalian punya. Kondisi kalian hari ini bukan semata-mata ada dengan sendirinya.
Kondisi hari ini ada peran sistem kapitalisme yang luar biasa merusak dan menjerumuskan kalian hingga ke taraf kehinaan yang sungguh hina.
Sistem kapitalisme yang mengajarkan pada kalian ide kebebasan. Sistem kapitalisme yang memperkenalkan pada kalian kebahagian hanya diukur dari materi dan kesenangan jasadi. Kapitalismelah yang menjauhkan kalian dari keluhuran budi pekerti. Sistem kapitalismelah yang menjadikan kalian jauh dari agama dan mengabaikannya. Sistem kapitalismelah yang merusak masa depan kalian. Diri, keluarga dan segala yang kalian punya, hancur lebur tak bersisa karena dominasi kapitalisme yang ada dalam negara kita.
Ayolah wahai pemuda! Sudah saatnya kalian bangkit dan menyadari keterpurukan ini. Sudah saatnya kalian menyadari bahwa kalian hanya dijadikan boneka mereka saja. Kalian didholimi. Kalian dilecehkan. Kalian dikebiri potensi yang seharusnya berkembang. Saatnya kalian melakukan perubahan.
Saatnya kalian bangkit dari tidur panjang. Dari nina bobok yang melenakan. Sadar diri bahwa semboyan yang kalian pegang adalah omong kosong yang tak akan terwujud meski kalian berjuang mati-matian. Semboyan yang kalian pegang hanya angan-angan.
Sadarlah bahwa hidupmu tak lama. Jika kalian bisa bertahan hingga tua, hanya 60 tahun saja usia baginda Nabi kita. Jika ada umatnya yang lebih panjang usianya dari beliau, tak akan mencapai seratus tahun usia. Maka usia yang menurut kita panjang, hanya seperti 1,5 jam saja di akhirat sana. Kehidupan kekal kita ada di kampung akhirat. Justru itu yang harus kalian kejar.
Ayolah wahai pemuda! Ibu-ibu kalian yang melahirkan, ayah-ayah kalian yang membanting tulang, tak akan bangga dengan kondisi kalian yang terus terlena. Terus hura-hura. Apa yang bisa dibanggakan?
Lebih dari itu, bukannkah ruh kalian sudah bersaksi ;
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Bagaimana ketika kalian kembali pada Rabb kalian, kemudian di tanya, “Wahai jiwa-jiwa pemuda, apa yang telah kalian lakukan di dunia?’
Apakah kalian berharap akan menjawab bahwa kami foya-foya Ya Allah dan kami ingin masuk surga? Tidak! Tidak sayang! Tidak akan bisa!
Kembalilah wahai pemuda ke jalan lurus kalian. Kami siap merangkul kalian dan membersamai perubahan. Kita bersama mengubah dunia menjadi satu peradaban agung dan mulia dengan syariat Islam. [Ys]
0 Comments: