Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Sejak usia anak-anak hingga dewasa beliau selalu jujur. Hingga penduduk Makkah mengakui kejujuran dan keadilan beliau. Beliau pun dijuluki "Al-amin" yang artinya adalah orang yang dapat dipercaya. Adakah yang tahu, siapa beliau itu, sahabat? Ya, benar, beliau adalah Rasulullah saw. Teladan umat sepanjang zaman.

Setelah menjadi Nabi, barulah orang-orang Quraisy mendustakan Rasulullah. Padahal sebenarnya orang-orang Quraisy mengakui kebenaran Islam. Mereka sudah tahu, apa yang dikatakan Rasulullah saw. adalah kebenaran yang datang dari Allah. Akan tetapi mereka menolak untuk percaya alias tidak mengakuinya.

Hal ini dibuktikan oleh Al-Masur bin Mukhramah yakni keponakannya Abu Jahal. Dia bertanya kepada Abu Jahal,"Wahai pamanku, apakah engkau menuduh Muhammad pendusta sebelum dia mengaku sebagai Nabi?" Lalu, Abu Jahal pun menjawab," Wahai anak saudaraku, demi Allah! Sungguh sewaktu Muhammad masih seorang pemuda, ia digelari al-Amin. Tak pernah sama sekali kami menyebutnya berdusta.

Lalu, keponakannya tersebut bertanya kembali, "Wahai paman mengapa kalian tidak mengikutinya?" Apa jawaban Abu Jahal saat itu? Dia berkata bahwa Bani Hasyim selalu bersaing dalam masalah kemuliaan. Jadi sebetulnya alasan Abu Jahal tidak beriman itu karena ada penyakit gengsi di dalam diri karena iri bukan karena tak percaya kepada Nabi. Para pembesar suku lainnya pun demikian sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Alqur'an di surat Hud ayat 27. 

Sebenarnya mereka percaya tapi mereka enggan beriman, mengapa? Karena pengikut Nabi pada masa itu kebanyakan para budak dan orang miskin. Karena mereka tidak mau dihina sebab berteman dengan orang miskin yang akhirnya mereka tetap kafir serta ingkar kepada risalah Islam.

Rasulullah adalah teladan dalam kejujuran. Beliau dikenal sebagai pribadi yang jujur karena kejujurannya. Beliau tidak pernah berbohong, tidak pernah menipu dan tidak pernah berkhianat bila dititipi amanah. Apa yang beliau sampaikan kepada umatnya adalah apa yang diwahyukan oleh Allah.Tak dikurangi juga tidak ditambahi. Sementara orang-orang Quraisy yang tidak beriman adalah cermin orang yang gemar berdusta. Yang tak pantas untuk dicontoh oleh generasi muda saat ini. Sebab aklak mereka sangat buruk karena suka mendustakan Nabi bahkan mengkhianati Nabi. Maka itu, mereka sama sekali enggan menerima kebenaran dari Nabi.

Jujur adalah Akhlak yang Mulia

Sahabat, Rasulullah saw. telah mengingatkan kita untuk selalu jujur, untuk berani jujur. Sebab, jujur itu adalah akhlak yang sangat mulia. Akhlaknya para Nabi dan Rasul. Akhlaknya para ulama. Dan orang yang selalu jujur pasti disayang Allah.

Namun, di jaman sekularisme kapitalisme sepertinya berlalu jujur itu tidak mudah. Masih ada saja orang yang berkata bohong bertindak curang dan berkhianat. Mereka tidak jujur baik dari ucapan atau perbuatan.

Orang yang jujur sejatinya adalah orang yang sesuai  antara ucapan dan perbuatan. Orang yang jujur dia tidak mau berdusta, tidak berkata bohong, tidak bertindak curang dan tidak berkhianat. Sebab dalam hatinya ada rasa takut kepada Allah Swt.

Rasulullah telah mengingatkan umatnya untuk selalu jujur dimanapun berada. Sebagaimana sabda Beliau dalam hadits riwayat Bukhari, "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, sebab kejujuran membawa kebaikan, dan kebaikan menghantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.

Jujur adalah akhlak yang mulia. Melakukan kejujuran akan mendatangkan kebaikan dan berbuah pahala. Hadiahnya adalah surga yang penuh dengan keindahan. Siapa yang tidak ingin ya sahabat? 

Sementara, berdusta atau berbohong adalah akhlak yang buruk yang nantinya akan mendatangkan keburukan dan berbuah neraka. Sebab, berdusta hanya menambah dosa bagi si pelakunya. Dan dosanya itu kelak akan mengantarkan diri ke neraka yang amat pedih siksanya. Na'udzubillah.

Oleh karena itu, jadilah umatnya Rasulullah yang selalu jujur. Ajarkan generasi muda untuk menyampaikan kebenaran Islam.

Tak dipungkiri, saat ini ada orang yang jujur mengungkapkan cinta, ada pula orang yang sekedar lips service saja. Dan orang yang benar tulus dalam mencintai kita umat Islam, ingin agar kebaikan kita dapatkan dan keburukan kita hindarkan, adalah Nabi kita, Nabi Muhammad saw. Maka bila kita cinta Nabi, cinta pada syariat yang dibawanya balaslah dengan mencintainya, dengan mencintai & mengamalkan sunnahNya.

Untuk itu, kita yang berada di akhir jaman ini, terutama generasi muda dan khususnya sebagai orangtua janganlah lelah atau bosan melatih anak untuk berkata jujur. Misalnya anak tidak sengaja memecahkan gelas. Dengan jujur, anak mengakui kalau dirinya yang memecahkan gelas itu. Dengan berkata jujur seorang ibu pasti tak akan marah. Hanya saja ibu itu hanya khawatir saja pecahannya akan melukai dirinya. Ajarkanlah berkata jujur dan biasakanlah sejak kecil kepada anak-anak agar jangan berdusta meskipun untuk melucu atau bercanda. Baik itu di rumah, di lingkungan maupun di sekolah. Wallahu a'lam. [ry].

Baca juga:

1 komentar

  1. Selalu ada cerita tersendiri ketika nama Baginda Nabiyullah Muhammad terpatri. Selalu mengesankan dan tak pernah bosan mendengar setiap kisahnya. Semoga kita termasuk ummatnya yang beliau rindukan nantinya juga mendapat syafaat di akhirat nanti. Aamiin aamiin ya rabbal Alamiin 🤲 Barakallah Mbak Naskahnya Next ditunggu naskah terbaiknya 🥰❤️

    BalasHapus