Headlines
Loading...
Oleh. Ira Susanti (Pemerhati Umat)

Seorang remaja putri berinisial ANH (16) mendapatkan perawatan intensif di RSUP Adam Malik Medan, usai dibakar suaminya B (17). B nekat membakar istrinya karena cemburu. Aksi sadis itu terjadi pada kamis (5/10) sekitar pukul 12.00 WIB. Akibat kejadian itu, ANH mengalami luka bakar di wajah dan tubuhnya. (detikcom, 8/10/2023).

KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) sudah bukan lagi hal yang aneh. Ada banyak pemicu terjadinya kasus KDRT yang disebabkan oleh kerasnya tuntutan hidup di dalam sistem kapitalis sekularisme.

Mengapa KDRT sering kali terjadi di sistem yang rusak ini?

Selain tuntutan hidup, kurangnya komunikasi antara suami dan istri juga bisa menjadi pemicu terjadinya KDRT. Terkadang seorang suami lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dari pada menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah. Sehingga sebagai seorang suami, mereka tidak bisa menjalankan fungsi dirinya sebagai kepala rumah tangga yang baik.

Di samping itu, banyak sekali kita jumpai seorang istri yang juga mencari kesibukan untuk dirinya sendiri di luar rumah. Ketika dalam rumah tangga seorang suami tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai kepala rumah tangga, begitu juga seorang istri tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga, maka di sini anak-anaklah yang akan menjadi korban.

Akibat dari tidak sehatnya hubungan antara suami dan istri, bisa menyebabkan terjadinya kehancuran dalam rumah tangga, antara lain:
Pertama, timbulnya rasa tidak lagi saling percaya antara suami dan istri, dikarenakan kurangnya komunikasi dan hanya memikirkan kesibukan masing-masing.

Kedua, anak-anak yang akan mencari kesenangan dirinya di luar rumah, yang mana kesenangan tersebut tidak mereka dapat dari dalam rumahnya. Ketika anak-anak remaja, mereka mulai mencari kesenangan di luar rumah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terjerumus pada kenakalan remaja seperti mengkonsumsi narkoba, melakukan pergaulan bebas, dan lain sebagainya.

Ketiga, kemungkinan besar akan terjadinya perceraian, bahkan sampai terjadinya tindakan pembunuhan, baik itu dilakukan oleh suami maupun istri, atau oleh anak-anaknya sendiri.

Rusaknya sistem kapitalis sekularisme adalah penyebab utama terjadinya kehancuran sebuah tatanan kehidupan dalam rumah tangga. Mengapa? Jelas, penyebabnya adalah sistem yang rusak tersebut!

Sulitnya seorang kepala keluarga menafkahi anak-anak dan istrinya, disebabkan tidak adanya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah, sehingga seorang suami atau ayah harus menganggur (tidak bekerja).
Terkadang mereka ada keinginan untuk membuka usaha walau kecil-kecilan, tapi untuk itu juga membutuhkan modal yang tidak sedikit. 

Di sisi lain, demi bisa menyambung hidup, seorang istri atau ibu, terpaksa harus bekerja di luar rumah dari pagi hingga petang, demi sesuap nasi dan menyekolahkan anak-anak mereka. Dengan demikian, fungsinya sebagai seorang ummun warabbatul bait tidak lagi di jalankan dengan baik, di mana jika seorang istri dan ibu tidak lagi melakukan peran yang seharusnya, maka hancurlah rumah tangganya.

Fungsi Keluarga dalam Islam

Di dalam Islam peran laki-laki sebagai qawwam /seorang pemimpin. Rasulullah saw. bersabda, "Laki-laki atau suami adalah pemimpin bagi keluarganya,kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka. (HR.Bukhari No 2554 dan muslim No 1829)

Kewajiban laki-laki sebagai pemimpin adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada laki-laki, maka laki-laki tidak boleh bersikap masa bodoh, keras kepala, apalagi kasar terhadap keluarga.

Maka, ketika di dalam sebuah rumah tangga, anggota keluarga harus berperan sesuai dengan porsinya masing-masing. Seorang ayah melakukan perannya sebagai kepala keluarga, seorang ibu melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga yang baik. Begitu juga anak-anaknya melakukan perannya sebagai seorang anak. Jika semua itu berlangsung dengan baik, sudah tentu rumah tangga tersebut akan bahagia, karena dibangun dengan pondasi yang kuat, sesuai dengan syariat Islam.

Dalam sistem Islam, daulah juga memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Caranya antara lain sebagai berikut:
Pertama, daulah akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi laki-laki atau kepala keluarganya. Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan masyarakatnya.

Islam juga tidak membatasi usia bagi siapa saja yang masih mampu untuk bekerja, dengan begitu tidak akan ada lagi seorang kepala keluarga yang menganggur (tidak bekerja). 

Kedua, daulah juga memperhatikan kesehatan rakyatnya, biaya pengobatan gratis, bahkan daulah akan mengerahkan para dokter untuk terjun langsung ke rumah-rumah masyarakat, guna melakukan survei bagi siapa-siapa saja yang sedang sakit. Jadi, masyarakat tidak lagi harus bersusah-payah datang ke rumah sakit.

Ketiga, daulah menggratiskan biaya pendidikan bagi rakyatnya, sehingga tidak ada lagi anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan (tidak bersekolah).

Jika semua kebutuhan dalam rumah tangga sudah terpenuhi, maka sudah jelas kebahagiaan yang akan hadir di tengah-tengah keluarga.

Keharmonisan menyebabkan sehatnya hubungan antara suami dan istri. Anak-anak juga tidak akan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Di sinilah pentingnya peran daulah dalam meri'ayah warganya.

Wallahu'alam bish sawwab. [My]

Baca juga:

0 Comments: