motivasi
Selamatkan Para Pemuda Pemimpin Umat
Oleh. Neni Arini
Berbicara tentang pemuda seolah tidak akan pernah ada habisnya, selalu ada kisah yang perlu kita cermati dengan berbagai kondisi pemuda di hari ini?
Apa kabar wahai para pemuda? Sudahkah menjadi generasi pemimpin umat? Lihatlah pemuda Palestina yang seolah tak punya pilihan hidup lain selain membela apa yang menjadi kemerdekaan mereka dan membela Islam sebagai agama yang dicintainya.
Mereka memilih mempertahankan Mesjid Al Aqsa dengan taruhan harta, jiwa, darah dan air mata bahkan nyawa. Bayangkan betapa tidak nyamannya kehidupan mereka, padahal selayaknya yang namanya manusia pasti mendambakan hidup yang aman, damai dan tentram.
Allah ciptakan pemuda Palestina dengan begitu luar biasanya. Pemuda yang sangat dekat dengan Al Qur'an, kesadaran bahwa jihad adalah jalan terbaik mengisi kehidupan dunia ini.
Tak heran lahir ulama-ulama besar seperti Imam Syafii karena di Palestina ada semangat iman, ilmu, amal. Lebih jauh lagi dalam tataran keimanan, Palestina adalah negeri para Nabi dan Rasul, bahkan tidak sedikit sahabat Nabi Muhammad SAW yang hijrah ke Palestina.
Sementara kita yang tinggal di Negeri Indonesia, betapa nyamannya hidup kita. Tidak ada suara tembakan memborbardir ditengah malam, tidak merasakan kelaparan, tak merasakan kehilangan keluarga yang ditembak oleh para zionis Israel.
Dengan segala nikmat yang kita miliki dan rasakan apa bentuk syukur kita kepada Allah sebagai generasi pemimpin umat ini. Faktanya masih banyak pemuda yang tawuran, pacaran, narkoba, bahkan hidup foya-foya. Tak peduli dengan apa yang terjadi pada saudara sesama muslim, semua sibuk memikirkan diri sendiri. Betapa mirisnya melihat kondisi generasi saat ini, padahal ditangan merekalah kunci keberhasilan tonggak peradaban ini berada.
Pemuda yang seharusnya mampu menghidupkan mesjid, dekat dengan Al Qur'an, belajar Islam dan berdakwah, tapi malahan semakin jauh dari kehidupan Islam.
Islam hanya diambil esensinya saja, sementara syariat-syariatnya lebih banyak ditolak karena dianggap kaku dan tidak mengikuti perkembangan zaman dan bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan , toleransi, dan kesetaraan gender. Islam tidak boleh masuk di semua aspek kehidupan, Islam hanya berada di ranah ibadah saja. Agama hanya dijadikan sebagai pelengkap identitas diri semata.
Apakah kita akan membiarkan kondisi ini dengan berdiam diri saja? Ayo selamatkan para pemuda, karena pemuda adalah kunci sukses tonggak peradaban. Ditangan para pemuda inilah kunci masa depan umat dipertaruhkan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mempersiapkan pemuda yang mengantarkan kepada kebangkitan. Mari kita bersinergi bersama untuk menyelamatkan generasi pemimpin umat dari jebakan-jebakan yang menjeratnya. Mari mengambil peran dalam perjuangan ini. Berdakwah menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran sesuai kemampuan. Jangan biarkan para pemuda kita tidak mengenal islam. Kuatkan jiwa dan raganya bahwa didadanya hanya cinta kepada Allah dan Rasulnya. Yang ketika risalah diberikan, sami'na wa Atho'na yang kita kita berikan.
Firman Allah dalam surat An Nur ayat 51:
اِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ اِذَا دُعُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ اَنۡ يَّقُوۡلُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَاؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ
Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Orang yang beriman apabila diajak bertahkim kepada Allah dan Rasul-Nya, maka akan tunduk dan patuh menerima putusan, baik putusan itu menguntungkan ataupun merugikan. Karena yakin dengan sepenuh hati bahwa putusan Allahlah yang benar.
Yuk ngaji, belajar Islam kaffah.
Allahu Akbar! [Rn]
0 Comments: