Headlines
Loading...
Oleh. Messy Ikhsan 

Sob, iman itu ibarat roaler caster yang kadang suka naik dan kadang pula suka turun. Kondisi keimanan seseorang memang tak selamanya dalam kondisi stabil dan posisi aman. Semua itu bisa berubah tergantung aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tersebut dan dengan siapa ia sering berteman akrab. Sebab lingkungan juga sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kualitas keimanan seseorang.

Selektiflah dalam memilih teman dan lingkungan yang tepat. Sebab kualitas keimanan seseorang juga tercermin dari kualitas keimanan pertemanannya. Jika temannya taat, insyaallah ia akan termotivasi untuk senantiasa taat. Begitu pula sebaliknya, jika temannya pencinta maksiat, sedikit banyak juga membawa pada kesesatan. Nauzubillah.

Jika berteman hanya untuk kesenangan dan hura-hura semata, maka bersiap-siaplah bergabung pada golongan yang merugi. Yang tak mendekap berkah di dunia dan di akhirat. Tapi, jika berteman untuk mencari rida Allah dan semakin taat pada-Nya. Insyaallah pertemanan seperti ini akan kekal selamanya hingga di surga. Bahkan akan mendapatkan naungan Allah di hari akhir nanti jika mereka saling mencintai karena keimanan dan kecintaan pada Allah.

Jika hari-harinya dihiasi dengan rutinitas kebaikan, suka duduk berlama-lama di majlis ilmu, berteman dengan orang yang senantiasa dekat sama Allah, berusaha untuk mengupgrade dan mengupdate kualitas diri, insyaallah kondisi keimanannya tetap baik-baik saja selama ia selalu menghadirkan Allah di dalam setiap aktivitas tersebut. Bahkan jika hari-harinya sudah dihiasi dengan rutinitas kebaikan, maka tak akan terpikirkan lagi untuk melakukan kemaksiatan pada Allah.

Jika keimanan di hatinya sudah tertancap kuat. Maka keimanan itu akan terus stabil dan meningkat pesat. Sebab keimanan meningkat dengan banyaknya kebaikan yang dilakukan pada Allah. Keimanan itu akan terus mendorongnya menjadi pribadi lebih baik di setiap saat seolah-olah iman itu menjadi energi penggerak. Ia takkan tergoda dengan beragam pesona dunia. Ia takkan tunduk pada sesuatu yang membuat dirinya jauh dari Allah. 

Baginya keridaan Allah adalah harga mati yang tak bisa ditawar lagi. Ia takkan sekalipun mencoba-coba untuk melakukan kemaksiatan baik kedaaan sendiri mau beramai sebab takut akan azab Allah. MasyaAllah. [Wa]

Baca juga:

0 Comments: