Headlines
Loading...
Oleh. Radiyah Ummu Ar-Rafa

Bahagia adalah kata yang sederhana. Tapi cara mendapatkan kebahagiaan tidak sesederhana teori tentang kebahagiaan itu sendiri. Harus ada perjuangan dan pengorbanan yang maksimal dalam mendapatkannya.

Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan dan semua orang berhak bahagia. Hanya saja, setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda untuk meraih kebahagiaannya. Ada yang berpendapat bahwa dengan memiliki wajah yang cantik, rupawan, bentuk fisik yang menawan, harta yang melimpah ruah, jabatan yang menjulang, kekuasaan yang menantang. Semua bisa menjadi sumber kebahagiaan. Karena pemahaman mereka bahwa kebahagiaan akan bisa diraih dengan menjadikan segala bentuk materi adalah standarisasi.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kebahagiaan tidak akan mungkin tercipta karena sudah pasrah dengan kondisi hidup yang terus saja membuat manusia menderita. Akhirnya tidak berbuat apa-apa untuk meraih hidup bahagia. Menjalani hidup hanya dengan apa adanya.

Sebenarnya apa sih yang seharusnya menjadi standar atau tolak ukur bagi setiap muslim ataupun muslimah dalam meraih kebahagiaannya? Bisakah kebahagiaan yang sejati kita raih dengan penuh arti tanpa ada yang tersakiti?

Bagi setiap muslim ataupun muslimah, segala sesuatunya harus dikembalikan pada standar halal dan haram menurut Islam. Apakah sesuatu itu dihalalkan oleh Allah atau malah justru diharamkan. Halal berupa perintah Allah dan haram berupa larangan Allah. Hal inilah yang seharusnya kita ketahui terlebih dahulu sebelum berucap dan bersikap. Apabila sesuatu telah dihalalkan oleh Allah, maka kita harus melaksanakannya, sebaliknya jika sesuatu itu diharamkan oleh Allah, maka kita harus meninggalkannya.

Suka ataupun tidak suka, karena bisa jadi sesuatu yang tidak kita sukai, bahkan kita benci. Itu menjadi sesuatu yang paling baik untuk kita menurut Allah. Sebaliknya, bisa jadi sesuatu itu paling kita sukai, ternyata bagi Allah hal itu tidak baik bagi kita bahkan sangat buruk.

Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 216,

Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الْÙ‚ِتَالُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙƒُرْÙ‡ٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ۚ ÙˆَعَسٰٓÙ‰ اَÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُÙˆْا Ø´َÙŠْÙ€ًٔا ÙˆَّÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ۚ ÙˆَعَسٰٓÙ‰ اَÙ†ْ تُØ­ِبُّÙˆْا Ø´َÙŠْÙ€ًٔا ÙˆَّÙ‡ُÙˆَ Ø´َرٌّ Ù„َّÙƒُÙ…ْ ۗ ÙˆَاللّٰÙ‡ُ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُ ÙˆَاَÙ†ْتُÙ…ْ Ù„َا تَعْÙ„َÙ…ُÙˆْÙ†َ 

Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".

Allah yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, karena Allah adalah Al-Khalik (Sang Pencipta) dan Al-Mudabbir (Sang Pengatur).

Begitu sayangnya Allah pada semua makhluk-Nya sampai-sampai Allah memberikan seperangkat aturan kepada manusia agar manusia tidak tersesat dalam menjalani kehidupan ini. Agar manusia tetap berada dijalan yang lurus. Allah berikan Al-Qur'an untuk manusia agar menjadi pedoman hidup sepanjang zaman.

Oleh karena itu, ketika Allah memberikan aturan tentang kewajiban salat, puasa, membayar zakat, menutup aurat, menahan pandangan kepada laki-laki atau perempuan yang bukan mahram, menjaga kehormatan, membatasi pergaulan kepada yang lawan jenis, memerintahkan kaum muslimin untuk mengambil Islam secara keseluruhan.

Begitu juga ketika Allah melarang kepada laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, mendekati bahkan melakukan zina, melarang untuk memakan riba, melarang berbuat zalim dan semua larangan-larangan yang dikatakan Allah didalam Al-Qur'an. Semua itu bukti bahwa Allah menyayangi hamba-Nya. Masihkah kita ingkar kepada Allah?

"Barangsiapa yang rida (kepada ketentuan Allah) maka Allah akan rida kepadanya".
(HR. Tirmidzi)

Bisa meraih rida Allah, sungguh sesuatu yang sangat membahagiakan.
Maka dari itu, sudah seharunya kita menjadikan rida Allah sebagai jalan bagi kebahagiaan hidup kita. Menjadikan rida Allah sebagai tujuan diatas tujuan sebagai hamba Allah yang berlumur dosa. Yakinlah bahwa kita akan hidup bahagia hanya dengan meraih rida Allah bukan rida manusia. Rida Allah akan bisa kita dapatkan dengan sempurna ketika aturan Allah diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan di bumi Allah yang kita cintai ini. [My]

Baca juga:

0 Comments: