Headlines
Loading...
Oleh. Sri Ratna Puri 

Belum lama suami cerita, katanya di mushala ada anak kecil, anaknya salah seorang jemaah yang datang sendirian. Anak ini bilang-bilang, bahwa dia baru disunat. Wajahnya sumringah. Kayaknya senang banget. Masya Allah, saya jadi ikutan senang. 

Lain lagi dengan tetangga, terdengar suara lantang dan tepuk tangan yang kencang saat menyemangati anak bayinya yang sedang belajar berdiri. Satu ... Dua ... Tiga. Hore! Mungkin hampir semua mengalami. Terutama kita sebagai orang tua, ketika melihat langkah atau momentum pertama apa pun yang dilakukan anak kita, rasanya begitu bahagia. 

Masih anak tetangga, si Bocil, pagi-pagi datang dengan membawa pengumuman. Katanya: "Mii, Dede udah mandi. Coba cium, deh!" Dia sodorkan bahu. "Oh, iya. Masya Allah, keren. Gitu dong, anak saleh namanya. Rajin mandi. Wangi. Gak bau sapi," jawabku mengapresiasi. Dia tersenyum bangga dan bahagia. 

Begitu, ya. Bahagia itu bisa datang dari hal-hal yang sederhana. Tak perlu mahal, bisa juga dengan gratis. Tergantung pada cara pandang kita menilai satu hal. Maka tak heran, saudara-saudara seiman kita di Gaza, Palestina, masih tetap bisa bahagia di tengah gempuran bombardir Israel yang sedang meluluhlantakkan negerinya. Mereka bisa tersenyum, bermain, bahkan mentertawakan kejahiliyahan negeri-negeri Islam di sebelahnya, (yang rela menukar kelezatan surga dengan remahan dunia). Sepertinya mereka paham betul penerapan ayat Al-Qur'an, bahwa yang di dunia pasti akan lenyap, sedangkan di sisi Allah pasti kekal (QS. An-Nahl: 96).

Bahagia itu sederhana, bisa bertambah, bahkan menular saat kita bisa mensyukurinya. Seperti beberapa kisah di atas, meski bukan kita secara pribadi yang mengalami, tapi bisa ikut merasakan. Minimal tersungging senyuman. Bisa kita baca kembali surat Ibrahim ayat 6. Bila bersyukur akan ditambah berkah. Bila sebaliknya akan sengsara. 

Ada kebahagiaan yang bisa dicapai seorang mukmin, yakni kebahagiaan yang tertinggi. Asal memenuhi syarat. Yaitu menjadi pribadi yang taat syariat. Menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. 

Allah Taala berfirman, “Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, (karena) memandang Tuhannya.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23) 

Sudahkah hari ini, kita bahagia? Semoga, iya. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: