Headlines
Loading...
Oleh. Rosi Arlina 

Mungkin aku terlalu sering melihat ke atas, hingga hati merasa sulit merasakan banyak nikmat yang melekat pada diri ini. Selama ini pandanganku mengenai bahagia itu hanya berstadarkan duniawi saja. Yang membuat aku membanding-bandingkan diri dengan orang lain dan panjang angan-anganku. 

Hatiku semakin sempit ketika melihat rumah yang lebih megah dari rumah yang aku tempati, melihat kendaraan yang lebih bagus daripada yang kupakai, dan sampai aku membayangkan betapa bahagia jika seandainya aku memiliki sejumlah uang yang dimiliki orang kaya. Sampai aku merasa tidak memiliki apa-apa.

Karena rasa itu, hatiku dirundung sedih dan merasa menjadi manusia yang paling menderita. Hatiku membeku dan tidak bisa lagi merasakan kenikmatan yang Allah berikan. Bukankah orang beriman itu dia yang senantiasa merasakan kenikmatan baik di waktu lapang maupun saat sempit?

Iman yang kokoh itu membuat hatinya pandai bersyukur. Dan aku tersadar dari sekian banyak nikmat Allah, nikmat yang terbesar adalah nikmat iman dan Islam. Seberapa pun banyak nikmat dunia, semua tak akan melebihi nikmatnya iman kepada Allah dan Rasulullah. 

Ampuni aku Ya Allah.
Karena hatiku tertutup kotoran-kotoran dosa, nikmat yang banyak itu tak mampu lagi hatiku rasakan. Sadari, kebersihan hati menjadi pembuka hati melihat betapa nikmat Allah senantiasa bertubi-tubi menghampiri di pagi hingga malam hari.

Tiada satu napas yang kuhirup, kecuali di dalamnya terdapat kenikmatan yang agung. Terkadang aku lupa, napas ini, kesehatan, akal, mata, telinga, dan kelengkapan anggota badan, tempat tinggal dan makanan ini semua adalah kenikmatan dari-Mu. Maka atas segalanya itu wajib aku syukuri.

Sebenarnya bersyukur itu tidaklah sulit. Hanya saja hati ini sempit hingga merasa selalu tak puas, merasa kurang, ingin terus lebih hingga membuat hati mudah berkeluh kesah. Pandangan yang salah, ketika aku memaknai rezeki itu hanya saat telah memiliki harta banyak dan kekayaan yang berlimpah ruah. Hingga terlupa air yang ku minum ini, adalah kenikmatan yang besar.

Aku membayangkan bagaimana bila aku sedang merasa kehausan lalu tak sedikitpun ku temukan air? Ya Rabb ampuni hamba. Banyak hal yang membuat aku belajar bersyukur sekecil apapun pemberian-Mu.

Mulai sekarang lisan ini akan kulatih untuk megucap syukur dengan selalu memuji-Mu. Anggota badan ini akan aku didik untuk mematuhi segala apa yang Engkau perintahkan. Mudah-mudahan dengan begitu imanku dari waktu ke waktu terus meningkat dan bertambah. 

Dan rasa cintaku kepada-Mu semakin besar. Agar diri ini tidak mudah menjadi pribadi yang mengeluh, senantiasa berlapang dada dan ikhlas terhadap takdir-Nya.

Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam bersabda : 

Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada diatas kamu. Maka dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikanNya kepada kamu. (HR.Bukhari dan Muslim) 

Wallahualam bissawwab. [Wa]

Baca juga:

0 Comments: