motivasi
Biasakan Perkataan dan Perbuatan Baik
Oleh. Noviana Irawaty
Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
Manusia mati meninggalkan nama
Peribahasa ini mengandung makna yang dalam. Manusia itu dinilai berdasarkan tindak tanduk dan tutur katanya semasa hidupnya. Siapa beramal baik maka akan dikenang kebaikannya. Dan sebaliknya. Siapa beramal jahat maka akan dikenang kejahatannya.
Manusia juga akan dilihat kesesuaian antara perbuatan dan perkataan. Samakah perbuatan dan perkataannya? Apakah dia termasuk orang yang jujur dan amanah, ataukah ada nifak di dalam dirinya. Hati-hati jangan terjatuh pada sifat munafik.
Itulah kenapa Islam sangat detil mengatur perihal perkataan dan perbuatan ini. Hidup manusia berbanding lurus dengan perkataan dan doa-doanya. Imam Nawawi rahimahullah menulis kitab Al Adzkar Wad Du’a (Zikir dan Doa) saking banyaknya doa yang diajarkan Allah dan Rasulullah.
Doa itu senjata orang beriman. Dia tak memiliki fisik namun sangat memberi kekuatan bagi mukmin saat mereka memperbanyak doa. Begitu pula lisan. Hendaknya senantiasa mengucapkan perkataan yang baik, hatta di saat marah.
Rasulullah mengajarkan doa “Allahumma inni as-aluka kalimatal hak fil ghodhobi war ridho”. “Sesungguhnya ya Allah, aku meminta kepada-Mu kalimat yang hak pada kondisi marah maupun damai.”
Islam mengajarkan untuk menahan emosi saat marah, tetap berkata yang baik, jangan sampai keluar kata-kata kotor atau doa kejelekan. Karena kata-kata (doa) akan diaminkan oleh para penduduk langit.
Kita tidak tahu kapan waktu ucapan kita diaminkan Allah, jangan sampai saat marah dan keluar kata-kata jelek, itu saat malaikat mengaminkan dan Allah mengijabah. Nauzubillah. Jaga emosi, jaga lisan kita.
Ada beberapa kalimat yang dianggap remeh oleh manusia, namun bisa jadi itu perkara besar di sisi Allah. Karena Rasulullah pernah bersabda, “Fainnal abda laa yaquulu bil kalimah, maa yaro fiha ba’san, illa abhatahullahu sab’ina khoriifan”. Sesungguhnya ada orang yang dengan kalimat itu, dia memandang tidak ada masalah, namun dengan kalimat itu Allah tenggelamkan dia ke neraka sejarak 70 musim. Naudzubillah.
Jadi stop mengumpat, mencela, memaki, hingga keluar itu bahasa kebun binatang. Sedih dan prihatin jika ada orang yang mudah keluar dari lisannya kata-kata ‘anjing, babi’. Jangan sampai itu jadi kata-kata terakhir saat ajal menjemput. Karena manusia itu akan dimatikan sesuai kebiasaan dan ucapannya, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw., “Orang yang terbiasa atas sesuatu maka dia dimatikan sesuai kebiasaan yang dilakukan.”
Setidaknya jika kita tidak dapat berkata yang baik, jangan biarkan lisan kita berkata buruk, mengumpat, mencela walau itu dilakukan dengan senda gurau. Karena kita tak tahu kapan ajal menjemput. Karena sesungguhnya akan ada suatu hari ketika kita tak mampu lagi mengendalikan lisan kita kecuali yang mengendalikan lisan kita itu adalah kebiasaan kita.
Bismillah yuk biasakan mengucapkan kalimat thayyibah. Subhanallah walhamdulillah. Allahu Akbar. Masyaallah. [Hz]
0 Comments: