Headlines
Loading...
Oleh. Nadia Ummu Ubay (Muslimah Semarang, Pendidik)

Gaza-Palestina bukan sedang melawan kekejian militer atas pembantaian, genosida ini benar-benar di luar nalar akal manusia. Bahkan tidak mungkin jika dilakukan oleh sekelompok hewan. 

Hingga hari ke 41 penyerangan Israel terhadap Palestina tak kunjung mereda justru semakin menjadi. Kabarnya RS Indonesia di Gaza Resmi tutup atau tidak beroperasi sama sekali karena ketiadaan klinis. Atef al-Kahlout, menyampaikan ke al Jazeera pada Kamis (16/11), dikutip kantor berita Reuter. Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Luar Negeri Indonesia dan MER-C, yang mengelola rumah sakit itu di Gaza, belum mengonfirmasi penutupan itu. (VOAIndonesia.com, 17/11/23)

Nasib warga Gaza menjadi perhatian dunia, bukan hanya Muslim saja yang memberikan dukungan kepada Palestina, namun juga non-muslim di seluruh belahan dunia. Termasuk ada yang kontra dan membela Israel.

Atas hal ini penyikapan untuk menghentikan serangan ada yang menyalurkan bantuan kemanusiaan, dana, logistik hingga boikot produk yang mendukung gencatan senjata oleh Israel. Maksudnya agar sokongan dana berhenti dan Israel tidak memiliki lagi amunisi atas agresi militernya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menanggapi dengan mengeluarkan fatwa terkait membeli produk yang mendukung agresi Israel ke Palestina. Fatwa No. 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina. Melalui Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholeh dijelaskan bahwa membeli produk dari produsen yang mendukung Israel haram hukumnya (cnbcindonesianews.com, 11/11/23)

Boikot Tidak Menyelamatkan Mereka

Umat mulai tergerak atas dasar rasa kemanusiaan, namun mereka tidak punya pandangan bagaimana menyelesaikan masalah ini. 

Sehingga ada banyak tawaran solusi. Salah satunya dengan damai two-state, dengan membagi wilayah untuk Palestina dan Israel. Bahkan aksi boikot produk-produk yang perusahaannya mengirimkan bala bantuan kepada Israel. 

Harapan solusi yang mereka lakukan adalah bukti pengecaman keras. Namun apakah ini bisa menghentikan genosida?

Kita tahu banyak sekali perusahaan dan turunan produknya yang sudah merambah bahkan mungkin mendunia. Produk-produk yang membantu rakyat Indonesia khususnya, dalam pemenuhan kebutuhan pangan. 

Mereka berlomba untuk tidak lagi menggunakannya. Mungkin ini akan berdampak dengan persentase yang tidak banyak. Tapi mereka telah berusaha. 

Namun yang terjadi banyaknya negeri di dunia bahkan negeri mayoritas Muslim tidak mampu memberikan bantuan dengan kekuatan yang senada.

Selama ini yang mereka lakukan adalah mengobati para korban, bukan menghentikan genosida. Memang terlihat membantu namun luka itu tidak akan pernah sembuh. 

Rakyat Palestina sudah lama dikepung dengan serangan militer, sudah tidak ada lagi tersisa tempat yang aman, bahkan penyerang berani membantai warga sipil secara keji, menghancurkan tempat ibadah hingga rumah sakit. Tentu mengirimkan tenaga medis, alat medis, pangan, dan donasi lainnya tidak mampu menyelesaikan genosida ini. Luka mereka tetap ada dan justru hingga hari ini korban bertambah banyak. 

Lalu apakah bantuan selama ini sia-sia? Ke mana rakyat Palestina harus berharap penyelesaian? 

Kapitalisme Biang Masalah Palestina

Barat dengan ide kapitalismenya memiliki pengaruh besar, bahkan ini menjadi adegan yang mereka rancang. Entah mengapa kekejian mereka mendarah daging bahkan tidak bisa dicerna oleh otak manusia.

Sayangnya gerakan mereka memang sudah lama dirancang pengusungnya. Dalam buku Virus Fikrah Melemahkan Ketahanan Umat ditulis oleh Nabil bin Abdurrahman Al Muhaisy, disebutkan bahwa Zionisme adalah salah satu cara yang dilakukan untuk menghancurkan umat Muslim. 

Pengertian Zionisme sendiri sebagai gerakan politik dari etnis Yahudi untuk mendirikan negara bangsa yang dicitakan menguasai dunia di bawah pemerintahan Yahudi Raya. 

Sarana yang dipakai mulai dari menguasai pemikiran, ekonomi, politik, militer hingga memerangi semua agama. 

Maka sangat jelas bagaimana rancangan matang mereka, mengajak kerjasama dan hubungan internasional dengan negeri-negeri Muslim. Tujuannya adalah agar mudah mendikte dan membungkam negeri-negeri Muslim.

Terlihat hari ini bahkan pemimpin negera Muslim berdiam diri, terlena, buta dan tuli. Sungguh ironi.

Maka boikot produk tidak bisa selesai kecuali dengan memboikot segala produk buatan Barat, termasuk ide-ide mereka. Solusi damai hanya menjadi isapan jempol, tidak puas bagi mereka, karena tujuan utama menguasai dunia.

Islam Solusi Palestina

Islam pernah menjadi peradaban dunia jauh sebelum Barat kini. Namun memang jauh di pelupuk mata umat. Hingga mereka menerima begitu saja hidup dalam naungan Barat saat ini.

Islam menjadi negara adidaya ditakuti oleh musuh, 2/3 dunia berada di bawah naungannya. Kekuatan negara Islam memang tidak ada yang mampu menandingi. 

Negara Islam memiliki pengaruh besar, menyelesaikan problematika umat hingga pengaturan negara.

Islam akan mampu menjadi yang terdepan dengan pasukan militernya lengkap dengan persenjataan dan kekuatan ekonomi mandirinya. Itu semua adalah yang dibutuhkan Palestina saat ini.

Bukan membagi wilayah menjadi negara bangsa atau menyerah dan merdeka atas Palestina, atau sekedar boikot produk. Karena solusi tersebut justru cara Barat mempermainkan lagi negeri Muslim, melanjutkan agenda mereka. Maka benarlah jika harus boikot total segala yang lahir dari Barat.

Umat ini butuh kekuatan dan kepemimpinan dalam satu komando, khil4f4h dan jihad.

"Dan demikianlah kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat penjahat terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya." (TQS. Al An'am ayat 123)

Wallahualam bisawwab.

Baca juga:

0 Comments: