Headlines
Loading...
Oleh.Yulliya
(Aktivis Dakwah)

Bullying, lagi dan terjadi lagi. Maraknya aksi bullying alias perundungan di kalangan pelajar bukan hal yang wajar melainkan harus diatasi. Karena jika terus terjadi bisa merusak mental anak bahkan tak jarang memilih untuk bunuh diri. Berapa banyak anak yang menjadi sasaran bully oleh teman-temannya? Mulai dari kata kata kasar hingga main fisik.
Bahkan ada yang sengaja merekam lalu menyebarkannya di sosial media. Untuk apa itu dilakukan? Apakah untuk terkenal atau dibilang hebat? Sampai kapan hal ini terus terjadi?

Dikutip dari salah satu media nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan berdasarkan hasil Asasmen Nasional, pada 2022, ada 36,31% atau salah satu dari tiga peserta didik di Indonesia mengalami  perundungan. 
Kasus perundungan dan kekerasan yang terjadi di sekolah sudah sangat memprihatinkan. Hal tersebut disampaikan oleh Rusprita Putri Utami, Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, dalam keterangan di Jakarta (republika.co.id, 20/10/2023).

Fakta di atas menggambarkan buah yang telah dihasilkan dari sistem kapitalis yang diterapkan sekarang ini. 
Sistem yang tidak menjamin kenyamanan masyarakatnya dan banyak muncul kasus-kasus yang merugikan, salah satunya adalah bullying atau perundungan yang terjadi di dunia pendidikan. Baik SD, SMP, maupun SMA bahkan di bangku kuliah juga sering terdengar. 

Berbicara masa sekolah, maka kita akan mendapati bahwa pada masa ini adalah sesuatu yang membawa keindahan serta kesenangan. Masa indah yang setiap orang ingin mengulangnya. Banyak teman, bersuka ria, hingga tercipta persahabatan, kisah cinta monyet yang menarik sekaligus mencari jati diri dan tujuan hidup. Namun, faktanya masa sekolah juga menjadi masa yang tak seindah yang dibayangkan. Karena ada beberapa orang yang memilih untuk cepat meninggalkan sekolah karena beberapa faktor, salah satunya pertemanan. 
Ketidaknyamanan seseorang di dalam lingkungan pertemanan menjadi sebuah masalah dalam pergaulan. Seseorang yang dianggap lemah kerap kali menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya ataupun teman di atasnya. 
Banyak kasus yang kita dengar sangat tragis dan memprihatinkan, seperti bunuh diri akibat tidak tahan dengan tindakan yang dilakukan oleh teman-temannya. Baik dalam bentuk emosi, main fisik, kata-kata kasar, dan penghinaan. Dampaknya bisa merusak kondisi psikis anak. 

Dengan pikiran ala kapitalis, pengubahan fungsi sekolah yang benar menjadi tidak seimbang dengan aturan yang seharusnya dilakukan. Sekolah yang menjadi tempat untuk menuntut ilmu menjadi tempat sasaran melakukan bullying. Seharusnya pemerintah lebih serius dalam menangani masalah ini. 
Menghadirkan solusi yang mampu memberantas perundungan ini. Karena nasib generasi akan dipertaruhkan.

Dalam sistem Islam, tak hanya mengatur masalah ibadah ritual saja namun seluruh lini kehidupan manusia diatur. Dari hal yang simple sampai hal besar sekalipun. Apalagi dalam hal perundungan ini, Islam sangat menentang keras hal ini. Di dalam Islam mengajarkan bagaimana berkasih sayang terhadap semua manusia dan juga makhluk di dunia. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۚ وَلَا تَلْمِزُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَا بَزُوْا بِا لْاَ لْقَا بِ ۗ بِئْسَ الِا سْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِ يْمَا نِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (TQS. al-Hujurat 49: 1)

Bagaimana Islam memperlakukan umat dengan kasih sayang dan juga toleran yang tinggi? Solusi yang dapat kita lakukan dalam Islam sebagai seorang muslim terutama sebagai orang tua yaitu,  kita menanamkan akidah Islam yang akan melahirkan akhlak yang baik agar anak bisa bijak jika di bully. Pihak pendidikan melakukan penanaman karakter kepada anak terkait perkara ini. Tidak hanya sekadar transfer ilmu semata namun harus berdampak pada kehidupan sehari-hari. Artinya, harus sampai bisa diterapkan dalam kehidupan. 

Kemudian dari sisi aturan, maka sekolah mempunyai kurikulum jelas agar mampu menghasilkan generasi cemerlang. Yang mampu menjadi penerus estafet perjuangan ini. Termasuk menghasilkan orang-orang pilihan yang ahli dalam bidang tertentu dan mampu menghasilkan sesuatu demi kemaslahatan umat. Sekolah pun menindak tegas bagi siswa yang didapati telah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Semua ini dilakukan agar mereka tidak melenceng dari jalur yang ada, yaitu Islam. Begitu pula dengan budaya amar makruf nahi munkar yang senantiasa dijalankan akan menghindari siswa untuk berbuat di luar konteks Islam.  

Alhasil, kasus bully alias perundungan ini hanya mampu diberantas sampai akar dengan cara menerapkan Islam dalam kehidupan manusia. Karena dengan penerapan aturan Islam, akan mencetak seseorang menjadi pribadi taat dengan kadar keimanan yang tinggi. Sehingga tidak akan mungkin melakukan hal-hal yang membahayakan ataupun menyakiti orang lain. 
Wallahu a'lam. [ry].

Baca juga:

0 Comments: