Headlines
Loading...
Oleh. Jumriani

Bahagia itu seperti apa sih?
Apakah saat kita bergelimang harta, circle yang keren, punya kekuasaan, sehingga kita bebas melakukan apapun atau bahagia itu cukup dengan hidup sehat, dapat bertemu dengan keluarga dan masih banyak lagi arti bahagia lainnya?

"Kebahagiaan sejati adalah keadaan jiwa yang merasakan kedekatan dengan Allah, dan keadaan sosial yang berdampak pada kedamaian hati dan ketenangan jiwa." (ibn al-Qoyyim)

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa bahagia sesungguhnya saat kita merasa dekat dengan Allah Swt., dan lingkungan yg membuat kita damai dan tentang.

Jika harta dijadikan tolak ukur kebahagian, maka mengapa banyak orang kaya tapi masih merasa hampa, hatinya tidak pernah tenang?

Saya pernah mendengar cerita seorang anak dari keluarga bangsawan tapi selalu merasa kesepian, kenapa? Padahal dia punya harta berlimpah, kekuasaan dan teman yang keren, seharusnya dia bahagia karena bisa melakukan apapun, belanja sepuasnya, tapi why hatinya kosong?

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala befirman yang artinya:  "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (TQS ar-Ra'd 13 : 28).

Sindiran Allah Swt. inilah jawaban dari pertanyaan orang-orang yang selalu merasa hampa hidupnya.

Bagaimana mungkin engkau merasa bahagia jika pencipta bumi kau tinggalkan? Ingat,  Allah itu maha pencemburu, jadi jangan coba-coba mendua atau hidupmu akan selalu hampa.

Tidak masalah jika engkau sibuk memupuk harta, tapi niatkan karena Allah Swt., dengan harta itu kau bisa mendapat banyak pahala, bersedekah, membangun masjid atau yang lain, asalkan niatnya karena Allah Swt.

Jangan mengambil hak orang, riba dan perbuatan tercela lainnya, Karena harta yang kamu  peroleh dengan cara batil akan percuma.

Selain itu Circle atau lingkungan juga penting karena, banyak sekali orang alim yang jadi sesat karena lingkungannya, jika imanmu kuat maka sekuat apapun godaannya, imanmu akan tetap kokoh.

Rasulullah Saw. bersabda:
Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala shalatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya, tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicampakkannya orang itu  ke dalam neraka". (HR. Muslim).

Sungguh rugi orang tersebut, dia yang beranggapan bahwa telah melakukan banyak ibadah, ternyata hanya sia-sia, dan beruntunglah mereka yang kamu gibahi, kamu zalimi,  mereka memperoleh pahala, dan dosa mereka kamu yang tanggung, Naudzubillah.

Jadi jika kamu ingin bahagia, perhatikan hubunganmu dengan Allah Swt. dan hubunganmu dengan Makhluknya. [ry].

Baca juga:

0 Comments: