Headlines
Loading...
Oleh. Indra Fitri

Bermain media sosial sudah menjadi aktivitas yang banyak menyita waktu. Baik itu kawula muda hingga tua. Bahkan ketika berinteraksi, kita lebih nyaman menggunakan gawai dari pada bersua dan bercerita dengan tatap muka. Agenda kumpul bersama terlewati begitu saja. Waktu demi waktu terlewatkan dengan kesibukan memegang ponsel di tangan masing-masing. Hal ini sudah lumrah untuk kita saksikan.

Aktivitas kita yang hanya sedikit ruang gerak, menjadikan diri kita lebih cepat lelah ketika melakukan aktivitas yang berat. Mudah capek, sedikit-sedikit rasanya ingin istirahat, rebahan terus. Inilah yang dirasakan oleh pemuda saat ini.

Bukankah kita tahu bahwa pemuda energinya masih luas, tenaganya masih kuat, pikirannya masih jernih? Namun ternyata tidak sedikit yang renta sebelum tua?

Kita bisa menyaksikan bahwa hari ini waktu kita lebih banyak kita habiskan untuk menelusuri TikTok, menonton drama Korea secara maraton, menantau Instagram sampai bosan, dan lainya.

Pepatah terdahulu mengatakan bahwa waktu adalah pedang. Rasullulah saw. telah mengingatkan kita mengenai betapa pentingnya waktu. Rasullulah saw. bersabda:
Siapkan lima sebelum (datangnya) lima. Masa hidupmu sebelum datangnya waktu matimu. Masa sehatmu sebelum datangnya waktu sakitmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan masa kayamu sebelum datang masa miskinmu.” (HR. Baihaqi)

Kita sudah diingatkan untuk tidak salah langkah dalam memanfaatkan waktu kita. Kesia-siaan ataupun kebermanfaatan waktu kita, sejatinya kitalah yang menentukan. Apakah kita akan memotong waktu kita dengan aktivitas yang bermanfaat, atau menghabiskannya untuk dunia yang sejatinya tidak ada manfaatnya. 

Lalu bagaimana agar kita tidak menjadi renta sebelum tua? Pikiran kita selalu muda sekalipun umur kita nanti sudah tua?
Kita bisa memanfaatkan waktu kita dengan membaca buku, membaca Al-Qur'an, dan belajar. Belajar dalam artian bukan hanya perihal keahlian kita, namun belajar agama dengan mengkaji islam secara menyeluruh.

Memahami tujuan penciptaan kita akan menjadikan kita lebih terarah. Untuk apa kita hidup, dari mana kita berasal dan akan ke mana kita setelah mati.

Maka pemuda tidak akan menyia-nyiakan waktunya begitu saja. Mereka akan selalu terdorong untuk selalu berbuat kebaikan, entah itu dengan berdakwah ataupun ibadah lainnya. [My]

Baca juga:

0 Comments: