Headlines
Loading...
Oleh. Jumriani 

Zaman milenial saat ini identik dengan pergaulan yang susah diatur, tak terkecuali masalah asmara dan cinta yang berujung pada hubungan terlarang.

Jika orang tua saat ini tidak cukup pintar untuk mendidik anaknya sesuai ajaran Islam,  maka perbuatan dosa yang dilakukan anaknya tersebut bisa mengalir kepada orang tua.

Pacaran tidak ada dalam ajaran Islam, sehingga pilihan bagi  generasi muda saat ini hanya ada dua, yaitu halalkan pacarnya atau meninggalkan pacarnya. Salah satunya harus dilakukan agar terhindar dari  dosa besar, karena itu  bisa menjerumuskannya orang tuanya ke neraka.

Fenomena pacaran akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di kalangan anak muda, Katanya kalau tidak pacaran, tidak asyik. Apalagi sekarang ini, ada yang bilang kalau tidak pacaran, tidak laku, Kalau saya dengan tegas mengatakan, "Maaf, memang saya tidak menjual diri."

Sahabat, tidakkah kamu sadar perbuatanmu itu bisa menjerumuskan orangtuamu ke jurang neraka?

Tidakkah kamu bersedih melihat mereka yang memelihara kamu dengan kasih sayang tulus.  Ayah, tidak peduli hujan atau terik matahari, dia tetap pergi mencari nafkah. Ibu yg rela tidak membeli daster baru kurang tidur demi anaknya. 

Inikah balasan yg kamu berikan kepada mereka?
Tidakkah engkau malu?
Kamu lebih memilih pacarmu yg baru berapa hari kamu kenal , kamu berbohong bahkan ada yg sampai membentak orangtuanya hanya karena dilarang pacaran. Nauzubillah.

Sebagaimana firman Allah Swt. berfirman.
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman ayat 14 )

Tidak ada kebenaran dalam hubungan pacaran, segala sesuatu yang terkesan manis dan palsu hanyalah tipuan iblis yang terlibat di dalamnya, yang menghabiskan 24 jam sehari bersama kamu.
Percayalah, tak ada yang lebih indah dari berpacaran setelah menikah, sebab sah-sah saja kita melakukan apapun yang kita mau, misal berpegangan tangan, pasti ada pahalanya. Berbeda dengan pacaran sebelum menikah,  hanya menimbun dosa.

Lebih baik tinggalkan yang haram dan beralih pada yang halal, yang diridai Allah. Serahkan saja semuanya pada Allah, pantaskan saja dirimu. Allah  yang akan memberimu hal-hal yang jauh lebih baik dari apa yang kamu inginkan, karena Tuhan tidak hanya memberikan apa yang kita inginkan tetapi juga apa yang kita butuhkan

Sebagaimana firman Allah SWT yg Artinya: Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS. An Nur ayat 26).

Jika kita belum siap untuk menikah, maka dari itu jauhi hal-hal yang berujung pada jurang dosa, puasa bisa mendekatkan diri kita pada yang kuasa, dan sebagainya. Al-Qur'an telah mengatakan bahwa  tidak boleh mendekati zina karena pihak ketiganya adalah setan.  Tetapi kenyataannya tidak jarang terlihat di tempat-tempat umum pasangan yang bukan muhrim berdua-duaan tanpa rasa malu.

Siapa yang meninggalkan pujaan hati yang belum halal karena Allah, maka Allah akan memberi ganti dengan jodoh yang terbaik yang lebih menjaga kesucian dirinya. [My]

Baca juga:

0 Comments: