Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (TQS Jumuah: 8).

Banyak sekali ayat-ayat tentang kematian ini, karena setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Ayat-ayat tentang kematian ini dapat kita lihat di dalam Alqur'an surat al-Ankabut : 57, al Anbiya : 35, Jumuah : 8, al-Imran :145, an-Nisa : 78, az Zumar : 42, al-An'am : 61, Luqman : 34, as-Sajdah : 11, al-Waqiah : 83-87.

Jika kita renungkan tentang kematian ini, betapa penduduk Gaza adalah manusia yang paling siap menerima kematian. Bagi mereka Allah yang menciptakan, Allah pula yang mematikan. Dalam situasi perang seperti saat ini sudah kita lihat ribuan nyawa yang melayang dan korban luka-luka serius yang harus menahan kesakitan. 

Kematian dalam memperjuangkan tanah air yang direbut oleh penjajah adalah syahid. Pahala syahid adalah bisa memasukkan 70 anggota keluarganya ke dalam surga. Suatu cita-cita yang tertinggi yang diinginkan oleh penduduk Gaza. Ada sebuah cerita nyata, ketika anak-anak Gaza ini ditanya, siapa yang ingin jadi Presiden? Cuma 1 yang tunjuk tangan. Ketika ditanya siapa yang mau jadi dokter? Beberapa dari mereka tunjuk tangan. Ketika ditanya siapa yang mau jadi pemain bola? Beberapa anak laki-laki tunjuk tangan. Namun ketika ditanya siapa yang mau jadi mujahid dan syahid? Semua tunjuk tangan.

Masya Allah, anak-anak di Gaza ini tidak takut dan benci kepada kematian. Bahkan itu cita-cita tertinggi mereka. Saat pesawat zionis melintas lewat di atas mereka, mereka berebut bahwa mereka yang akan syahid lebih dulu. Anak-anak ini pun menulis nama mereka di tangan dan di kaki nama mereka bin atau binti siapa. Jika mereka syahid maka akan dapat dikenali. Subhanallah jiwa-jiwa suci mereka membuat iri. 

Bagaimana dengan keadaan kita di belahan bumi lain yang damai seolah tanpa perang? Padahal jika Gaza perangnya fisik, namun kita di belahan bumi lain perangnya pemikiran. Jika setiap hari Gaza diluluh lantakkan dengan bom fosfor putih yang dilarang dunia Internasional. Kita di sini dibom dengan pemikiran kufur yang rusak dan merusak. Seperti menerima sekulerisme, liberalisme, demokrasi dan lain sebagainya. 

Semoga kita sadar bahwa keadaan kita tidak lebih baik dari mereka. Keadaan mereka terselamatkan akidahnya, sedangkan kita? Belum tentu selamat. Kita menyangka bahwa kita hidup di negri merdeka, tak tahunya justru Palestina yang merdeka. Mereka hanya mau tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan kita tunduk pada mahluk-Nya. Mereka merdeka karena tidak mau kompromi dengan penjajah. Sedang negeri-negeri lain bekerjasama dengan penjajah. 

Kematian tak perlu ditakuti. Hanya orang-orang yang cinta dunia yang takut menghadapi kematian dan membenci kematian. Bagi seorang muslim, kita hendaknya beriman pada hidup dan mati hanya atas izin Allah. Maka kita harus mempersiapkan datangnya kematian ini dengan persiapan amal yang sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Bekali diri dengan amal salih agar bisa mendapatkan kematian yang husnul khatimah (akhir yang baik). 

Tidak ada jaminan apakah kematian kita husnul khatimah (baik) atau su'ul khatimah (buruk). Maka selain beramal salih, kita perlu menjaga keistikamahan kita agar akhir yang baik itu kita dapatkan. Istikamah itu memang berat, namun bisa jika tekad kuat dan selalu diikhtiarkan. Semoga kita bisa mempunyai keimanan dan keteguhan seperti saudara-saudara kita di Gaza  Palestina yang telah mewakafkan dirinya kepada Allah untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin di seluruh dunia. 

Jazakumullah khairan katsir untuk saudara-saudaraku di Palestina yang sudah menjaga tanah suci ketiga setelah Makkah dan Madinah. Palestina adalah jantung dunia, jika jantungnya sakit maka kita semua kaum muslimin di seluruh dunia sedang sakit. Palestina adalah indikator umat Islam sedunia, sakit atau sehat. Jazakumullah khairan katsir telah mengorbankan banyak nyawa dan darah untuk umat Islam yang sedang lemah tak berdaya. Umatnya banyak, tapi bagai buih. Tak bisa berbuat apa-apa untuk saudaranya yang terjajah, sungguh sangat memalukan. Ampuni kami ya Allah. [ry].

Baca juga:

0 Comments: