Headlines
Loading...
Iman dan Takwa, Dua Sisi Mata Uang yang Saling Berkaitan

Iman dan Takwa, Dua Sisi Mata Uang yang Saling Berkaitan

Oleh. Netty Al Kayyisa 

Iman adalah sebuah keyakinan. Pembenaran secara pasti, hingga tidak ada keraguan. Menjalankan seluruh konsekuensi keimanan tanpa kegamangan, tanpa ada pilihan dan pasti harus dilaksanakan.

Iman kepada Allah meniscayakan hal demikian. Tak ada keraguan atas segala ketetapan. Bahkan satu keyakinan, Allah tak sekadar menciptakan tetapi juga mengatur seluruh alam. Mengatur seluruh makhluknya dalam satu keharmonisan. 

Konsekuensi dari iman adalah takwa. Menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. 

Tak dikatakan beriman, jika dia tak bertakwa. Memilih-milih aturan-Nya yang dirasa bermanfaat untuk kehidupannya. Sementara yang menurutnya merugikan dirinya, maka tak mau mengambilnya. 

Bukan dikatakan beriman jika tidak bertakwa. Hanya melaksanakan ibadah mahdhah saja, mengabaikan hukum-hukum yang lainnya. Parahnya, ibadah mahdhah jalan, kemaksiatan mengiringi langkahnya. Riba misalnya. 

Bukan dikatakan beriman jika tidak takwa. Mudah goyah keyakinannya hanya karena suapan materi yang tak seberapa. Atau iming-iming harta dunia, yang tak akan kekal hingga akhirat-Nya. 

Tak dikatakan beriman jika tak bertakwa. Meninggalkan aturan-Nya, sibuk membuat sendiri aturan kehidupannya. Menempatkan kedaulatan manusia di atas kedaulatan Allah Yang Maha Kuasa. 

Tidak dikatakan beriman jika tak bertakwa. Tak mencegah kemungkaran justru mendukungnya. Memusuhi yang beramar makruf dan mencelanya. Seolah yang dia lakukan benar adanya. Nyatanya, bisa jadi menjauhkan dari keimanan yang sesungguhnya.

Tak dikatakan beriman jika tak bertakwa. Karena iman dan takwa adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Dua sisi mata uang yang menjadi satu kesatuan. Karena iman butuh pembuktian dengan takwa. Bukan sekadar pemanis bibir saja. Atau sekadar basa basi tanpa rupa. 

Jadi, jika mengatakan iman, maka bertakwalah. Jalankan semua perintah dan larangan-Nya. Tanpa tapi tanpa nanti. Iman total takwa maksimal. 

Tak ada jalan lain selain ketaatan. Karena hanya kepada Allah berserah  diri dengan segala ketundukan. Tak akan diterima selain Islam. Dan peribadahan sempurna kepada Sang Maha Kuasa. Sebagaimana telah Allah firmankan: 

وَمَنۡ يَّبۡتَغِ غَيۡرَ الۡاِسۡلَامِ دِيۡنًا فَلَنۡ يُّقۡبَلَ مِنۡهُ‌ ۚ وَهُوَ فِى الۡاٰخِرَةِ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ

Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. (QS. Ali Imran: 85) [Ni]

Baca juga:

0 Comments: