Headlines
Loading...
Oleh. Jumriani
       
Ujian datang untuk menguji kadar iman seseorang. Jika iman kamu kuat maka kamu akan bersabar dengan ujian itu. Namun jika iman kamu lemah kamu akan berpaling dari Allah Swt.

Jika ujian tidak kamu terima dengan lapang dada, kamu tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik juga. Dada akan semakin sempit. Seolah dunia akan hancur. Muncul pula berbagai prasangka negatif terhadap Allah. Semua itu merupakan tanda-tanda ketidakmampuan seseorang menjadi hamba yang benar-benar beriman.

"Apakah manusia mempunyai hak mengatakan, "Kami beriman,'' padahal mereka belum diuji?'' Dan sesungguhnya Kami telah menguji mereka di hadapan mereka. Oleh karena itu, Allah mengetahui orang jujur, dan Dia mengetahui siapa yang berdusta.” 
(QS) Al-Ankabut : 2-3).

Ayat diatas menegaskan bahwa ujian datang untuk menguji keimanan seseorang. Saat dihadapkan pada cobaan seperti bencana alam banyak dari kita yang tidak mau berpikir jernih. Jika kita mau berpikir positif bahwa ini adalah ujian untuk maju dalam taraf (keyakinan), agar kita dapat menggunakan potensi untuk belajar dan bersabar. Dari ujian itu kita akan memperoleh pengalaman dalam menghadapi realitas kehidupan yang dinamis, serta pahala dari Allah. Allah tidak menguji hamba-Nya melebihi kemampuannya.

Keimanan seorang mukmin akan selalu bertambah atau berkurang. Dia naik ketika dia selalu memenuhi perintah Allah Swt dan menghindari rintangannya, dan turun ketika dia melakukan dosa. Berbuat maksiat dengan melakukan apa yang dilarang Allah Swt atau meninggalkan apa yang diperintahkan-Nya.  Misalnya malas baca ayat Al-Quran, menghadiri majelis ilmu atau menunda shalat, dan sebagainya. Jika disa-dosa kecil dianggap biasa maka yg dosa besar pun akan sama bagi mereka.

Naik turunnya keimanan seseorang akan berpengaruh pada perilakunya. Oleh karena itu, seorang mukmin hendaknya selalu bertekad untuk beribadah kepada Allah Swt, agar keimanannya kuat bahkan meningkat. Dengan menjaga istikamah tersebut, kita akan mampu menahan godaan setan yang selalu mendorong kita untuk lalai dalam menunaikan perintah Allah Swt dan kita juga dianjurkan untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT agar selalu menjaga keimanan. 

Hal ini sebagaimana tercantum dalam hadits Nabi Saw “Sesungguhnya keimanan dalam hatimu bisa menjadi tua seperti pakaian, maka mohonlah kepada Allah Swt agar selalu memperbaharui keimanan dalam hatimu.” (HR. Hakim dan Al-Bani membenarkannya).

Dengan kesungguhan dalam beribadah, tetap Istikamah menjalankan perintah Allah Swt dan menjauhi larangannya, percaya bahwa segala ujian yg diberikan Allah Swt pasti bisa dilewati karena tidak mungkin Allah Swt menguji hambanya diluar batas kemampuannya. [Wa]

Baca juga:

0 Comments: