Oleh. Sri Purwanti
Sobat. Beberapa waktu ini, kita disuguhkan berita yang begitu memilukan ya? Betapa sedih di hati ketika melihat saudara muslim kita nan jauh di sana yang saat ini sedang menderita.
Pengeboman terus gencar dijatuhkan pada mereka. Tak hanya bagi pemuda, orang tua, wanita, juga anak-anak dari bayi hingga balita ikut jadi korbannya.
Hari demi hari, sudah lebih dari sebulan ini, terus berganti nama-nama syahid yang disebutkan. Jumlah yang terkena dampaknya juga semakin banyak tak karuan.
Mungkin sempat terlintas di benak kita ya, Sob. Mengapa tidak menyerah saja? Agar enggak banyak lagi korban berjatuhan. But, tunggu dulu! Sungguh kata menyerah bukanlah kata yang tersemat di dalam kamus pejuang.
Karena bukan kedamaian saja yang mereka inginkan. Mereka ingin menang. Menang melawan segala ujian yang meruntuhkan dinding keimanan. Bahkan cita-cita menjadi syuhada sangat mereka impikan. Sekalipun nyawa mereka menjadi taruhan. The real iman pejuang!
Keren banget ya, Sob? Kira-kira apa ya yang membuat iman mereka sekuat itu? Padahal ya, Sob. Mereka bukan enggak tahu bahwa serangan musuh pasti akan datang. Tetapi, karena keyakinan telah mengkristal di dada mereka, tak sedikit pun ketakutan yang mereka tampakkan.
Apakah itu perintah Allah? Yuk kita simak surah Al-Maidah ayat 21 berikut.
"Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci [Baitul-Maqdis] yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang [karena takut kepada musuh], nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi,"
Ternyata ya, Sob. Saat mencermati firman Allah di atas, pantas saja tak membekas kegentaran sama sekali pada muslim Palestina. Sekalipun negeri mereka porak-poranda. Banyak anak kehilangan orang tua, juga sebaliknya. Apalagi harta. Sungguh bukan saat yang tepat membahasnya. Apakah mereka merugi? Big no, Sob! Bahkan kalau kita cermati. Kitalah yang merugi. Sebab tak bisa bertaruh jiwa raga untuk tanah suci yang Allah sebutkan. Allah sendiri lho yang bilang, kalo seandainya mereka berbalik ke belakang. Itulah kerugian.
Semoga kita semua bisa ya, Sob. Menorehkan perjuangan. Apapun yang kita bisa. Berupaya agar mampu memiliki iman pejuang, sebagaimana saudara muslim kita di sana. Aamiin. [Ni]
0 Comments: