Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Berbicara tentang iman, berarti berbicara tentang keyakinan. Yakin adanya Allah sebagai pencipta alam ini. Sebagai hamba Allah, hendaknya kita harus banyak bermuhasabah dan bertanya tentangnya, bagaimana kabar iman kita di hari ini? karena fitrah iman itu naik turun, jadi kita harus memastikan apakah keimanan kita itu meningkat atau menurun.

Sesungguhnya keimanan akan bertambah ketika kita berada dalam ketaatan, dan iman akan turun ketika hadir kemaksiatan.

Didalam menjalani kehidupan ini, kita membutuhkan iman, bahkan 24 jam waktu yang kita miliki itupun butuh iman. Kita butuh iman dalam beribadah  agar kita bisa khusyu dalam menjalankan ibadah, kita butuh iman ketika sedang di uji. Untuk apa? Agar kita sabar dan kuat dengan ujian yang Allah berikan. Kita butuh iman ketika bermuamalah, kenapa? Agar kita lebih berlapang dada ketika ada lisan dan sikap orang lain yang kurang berkenan, atau menyinggung kita jadi jadinya nggak baperan. Dan kitapun butuh iman ketika diberikan kenikmatan, supaya kita tidak lupa untuk bersyukur.

Betapa pentingnya iman, sampai diibaratkan iman itu bagaikan akar. Akar itu tak tampak tetapi kuat untuk menopang, pohon itu sabar, dan buahnya itu ibarat kebaikan yang kita lakukan.

Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 24 yang artinya: "Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit".

Iman itu harus bisa merubah manusia yang dulunya jahiliyah sekarang berubah menjadi baik, yang dulunya belum menutup aurat sekarang sudah tertutup auratnya, jadi keimanannya itu mampu merubah keberadaan dirinya.

Berbahagialah kita menjadi umat Nabi Muhammad, dimana Rasulullah membawa risalah yaitu Alqur'an. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk manusia dalam menjalani kehidupannya, untuk menjadi pembeda mana yang haq dan mana yang bathil.

Biasanya jika orang sudah mengambil Alqur'an sebagai petunjuk kehidupan, pasti akan menjadi manusia yang berbeda, karena akan terus merevolusi dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan pastinya akan mentransfer ilmunya itu kepada orang lain.

Keimanan tidak cukup dengan mengucapkan syahadat saja, tetapi justru bagaimana dengan bersyahadat itu akan merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Berubah cara pandangnya tentang kehidupan, semakin hati-hati dalam menjalani hidupnya, takut kepada  Allah, berubah cara bicaranya, tujuan hidupnya hanya tertuju kepada Allah, standar hidupnya pun berubah. Perubahan itu terjadi karena ada iman di dalam dirinya. Oleh karena itu iman adalah proses dalam rangka mempengaruhi proses kebaikan dalam segala aspek kehidupan.

Iman itu tidak tampak, yang tahu hanya Allah dan kita yang tahu. Tetapi iman dapat mempengaruhi segala yang tampak pada diri kita, dan kebermanfaatannya pun dapat dirasakan orang lain.

Banyak cara untuk bisa merasakan kelezatan iman, salah satunya ketika kita hadir di suatu majelis ilmu, kita dengarkan nasehat guru-guru kita, kita dengarkan ayat-ayat ketika dibacakan, cerita-cerita dikisahkan. Maka kita akan merasakan nikmatnya kelezatan iman yang luar biasa.

Untuk itu supaya kelezatan iman supaya terus terasa janganlah berhenti untuk menuntut ilmu, rajin membaca Al-Qur'an, jauhi hal-hal yang mengotori iman, merenungi segala ciptaan Allah, berteman dengan orang Salih, perbaiki salat kita dan banyaklah berzikir kepada Allah.

Inilah yang dinamakan keimanan yang produktif yaitu keimanan yang diperoleh dari hasil berfikir. Sehingga menjadi keimanan yang kuat. Keimanan yang dilandasi oleh bukti dan ilmu. Bukti dan ilmu ibarat akar yang kuat. Sehingga apa pun yang ada di atasnya akan tumbuh dengan kokoh. [ry].

Baca juga:

0 Comments: