Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S.Leman

Akhir-akhir ini setelah perang Israel-Palestina selama sebulan lebih dan belum bisa diprediksi kapan berakhirnya, sesungguhnya dari hati yang paling dalam dan logika yang tercerdas, kita semua iri dengan keimanan atau ketauhidan anak-anak dan warga Palestina ini.

Dalam kondisi yang secara logika manusia sudah sangat terjepit sekalipun. Tak ada kata menyerah dalam kamus hidup mereka. Pantang menyerah dan kalah. Pilihannya cuma hidup mulia atau mati syahid. 

Umat terbaik dan termulia di dunia ini. Keimanannya tinggi dan teruji. Bagi mereka, bolehlah semua hilang dan hancur tapi keimanan dan keyakinan kepada Allah tak boleh hilang dan luntur sedikit pun. Kita saksikan, keluarga yang mereka cintai wafat, rumah yang mereka bangun bertahun-tahun hancur, kehidupan perang membuat mereka sulit beraktifitas dan beribadah. Namun semuanya tak sedikit pun mengoyahkan iman mereka kepada Allah, Malaikat, AlQur'an, Rasulullah, kiamat dan takdir. Semua musibah diterima dengan ikhlas dan pasrah. 

Mereka mengucapkan Alhamdulillah Alla kulli hal, segala puji bagi Allah atas semua keadaan. Tak ada prasangka buruk kepada Allah atas takdir yang menimpanya. Hampir semuanya berbaik sangka kepada Allah atas kenyataan hidup yang harus mereka terima. Semua penduduk negeri yang diberkahi itu paham bahwa mereka adalah umat yang dipilih Allah berada di garda terdepan medan perjuangan dan kemuliaan umat Islam. Tak boleh mengeluh dan lemah. Harus kuat keimanan dan ketakwaannya. 

Sebulan lebih kita diperlihatkan tentang fakta keimanan mereka. Tidak hanya orangtua yang ditinggal wafat anak-anaknya akibat perang, tapi juga anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya. Semuanya tabah dan ikhlas. Kita lihat video-video yang menakjubkan. Seorang ayah menenangkan anaknya yang kotor badannya karena tertimbun puing-puing bangunan dan tubuh berdarah dengan kalimat dzikir Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Ada juga video seorang bapak yang menguatkan keimanan saudaranya yang lain, bahwa tak perlu bersedih karena mereka syahid. Seseorang yang syahid bisa membawa 70 anggota keluarganya ke surga. 

Kita saksikan juga beberapa anak menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah mereka takut pada tentara zionis? Dengan penuh keyakinan mereka menjawab, " Laa! (Tidak!)." Mereka sangat yakin ada Allah yang akan selalu menolong dan melindunginya. 

Ada juga video seorang anak perempuan di rumah bersama keluarganya, di tengah suara dentuman bom. Mulutnya tak henti berdzikir. " Subhanaallah Alhamdulillah Laa ilaaha illallaah Allahu Akbar." Tidak hanya anak ini saja, hampir semua warga Palestina mengisi hari-harinya yang mencekam dengan berdzikir dan membaca AlQur'an. 

Kita saksikan juga video yang viral, seorang anak lelaki berusaha men-talqin kan saudara laki-lakinya yang kepalanya terluka parah. Dengan kondisi yang sebenarnya pun sedang berdarah-darah, tak putus asa dia mengajak untuk mengucap syahadat. Teman yang duduk di dekat kepalanya dan sedang terluka pun tak mau kalah menyemangatinya. 

Seorang anak perempuan dengan lantang berbicara di ujung mikrofon wartawan. "Zionis, kamu sangat jahat! Akan kuadukan pada Rabb-ku!" Ya, kebiadaban zionis memang sungguh di luar akal kemanusiaan. Perangnya ngawur, semua dibumi hanguskan dan diluluh lantakan karena kesetanan. 

Masih kita saksikan lagi video seorang anak laki-laki yang mulutnya komat-kamit berdzikir, diantara kesadaran yang mungkin hanya 50:50. 
Ya Allah, di video yang lain kita melihat anak-anak yang dioperasi tanpa anastesi/dibius. Cukup bacaan AlQur'an yang menjadi syifa, obat bius dari langit untuk operasinya. Bahkan ada yang koma, di alam bawah sadarnya yang dibaca Al-Qur'an hampir 5 juz selama tindakan operasi. 

Banyak video dan foto-foto yang menginspirasi. Sementara kita sini, di tengah begitu banyaknya nikmat yang tercurah ternyata masih sanggup bermaksiat dengan nikmat yang sudah dikaruniakan. Tenangnya menikmati hidup bersama iman yang tak lebih dari setipis tisu. Sampai ada yang berkata, "Untuk apa membela Palestina?" Apakah dia tak tahu bahwa Masjidil Aqsa milik kaum muslimin. Rakyat Palestina menjadi tentara di garda terdepan untuk menjaga kemuliaan umat Islam. Sungguh, penulis sangat malu dengan iman mereka yang luar biasa saat ini.

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (TQS al-Hujurat: 15). [ry].

Baca juga:

0 Comments: