Oleh. Puspita Ningtiyas
Allah Swt. berfirman di dalam Al-Qur'an: "Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat á¹ayyibah? (Perumpamaannya) seperti pohon yang baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke langit." (QS.Ibrahim: 24)
Keimanan yang baik seperti kalimat yang baik. Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kalimat yang baik seperti pohon kurma. Pohon kurma itu istimewa karena memiliki akar yang kuat menghujam ke tanah dan batangnya tinggi menjulang ke langit. Keimanan yang baik akan membuat kita kokoh, tidak mudah terbawa arus yang ada. Meski sosok yang beriman akan terlihat berbeda di zaman sekuler seperti saat ini, dengan keimanan yang menghujam, seseorang akan selamat dari arus yang salah atau menyimpang.
Pohon kurma berbuah lebat sepanjang musim, memberikan manfaat untuk manusia sepanjang waktu. Begitulah orang yang beriman, menebar manfaat dengan Islam, menjaga silah ukhuwah dan menjaga perdamaian, dan tidak menebar kebencian. Jika ada orang yang saling menuding, saling menyalahkan, menyudutkan sesama muslim, maka patut dipertanyakan keimanannya.
Semua orang ingin memiliki keimanan yang kokoh. Namun pada faktanya keimanan selalu naik turun. Apalagi di sistem sekuler seperti saat ini, menjaga keimanan seperti menggenggam bara api yang panas.
Ada sebagian orang yang terpengaruh oleh paham atheis dan tidak meyakini keberadaan Tuhan, mereka adalah orang-orang yang tidak beriman.
Ada juga yang mereka beragama tapi tidak peduli dengan konsep ketuhanan sama sekali. Mereka menjadikan agama hanya sebagai kedok agar tidak dianggap aneh.
Ada yang beriman, tapi pilih-pilih ajaran yang dijalankan. Yang seperti ini disebut sekuler. Meski tidak rasional, karena taat secara total adalah konsekuensi keimanan, kita jumpai fakta orang beriman yang seperti ini banyak sekali hari ini bahkan diambil oleh mayoritas kaum muslimin.
Jenis keimanan selanjutnya adalah keimanan yang kokoh seperti akar pohon kurma. 100 % yakin akan keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta, manusia dan kehidupan. Sehingga butuh untuk menyesuaikan setiap perbuatan dengan aturan dari Allah Swt. Keimanan seperti ini yang disebut sebagai keimanan yang produktif. Keimanan yang akan menjadikan penganutnya selamat dunia dan akhirat karena sesuai dengan yang Allah perintahkan.
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisa; 65)
[An]
0 Comments: