Headlines
Loading...
Oleh. Nirwana Sadili

Semua manusia bercita-cita ingin masuk surga. Tidak ada seorang pun manusia yang tidak ingin masuk surga. Ahli maksiat sekalipun seperti: pezina, perampok, pencuri, koruptor, pembunuh, dan berbagai perbuatan maksiat yang lain, ketika ditanya, mau masuk surga? Pasti semua menjawab, iya. Masalahnya tidak semua orang dan tidak sembarang orang yang bisa masuk ke dalamnya. Surga memiliki kriteria orang-orang yang bisa memasukinya.

Untuk meraih surga tidak bisa hanya keinginan saja tetapi harus melakukan amal saleh secara nyata. Amal saleh menurut Qadhi Imam Fudhail bin Iyad memiliki dua syarat yakni, amal yang dilakukan ikhlas semata-mata karena Allah, dan sesuai syariat. Untuk meraih amal saleh kedua-duanya harus ada, tidak boleh hanya ikhlas saja, ataukah hanya sesuai syariat saja.

Untuk melakukan amal saleh tersebut membutuhkan ilmu agar perbuatannya sesuai dengan kaidah asal perbuatan. Tidak boleh keluar dari tuntunan syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Maka dari sini seorang muslim wajib menuntut ilmu agar amal yang dilakukan agar tidak menyimpang dan tidak sia-sia. Sebagaimana hadis dari Rasulullah saw.:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Menuntut ilmu fardu ain bagi seorang muslim agar bisa menjalankan semua aktivitas dalam kehidupannya dengan baik. Bagaimana melakukan ibadah mahdah seperti salat, puasa, zakat, wudu, dan haji. Bagaimana dia makan, minum, berpakaian, berakhlak, dan bagaimana melakukan hubungan muamalah dengan orang lain. Semua itu jika dilakukan tanpa ilmu, bisa dipastikan ibadah yang dilakukan akan menyimpang dari syariat.

Manusia dalam kehidupan butuh ilmu Islam agar bisa masuk surga dan berbahagia di akhirat. Dengan demikian untuk bahagia di akhirat sangat diperlukan memahami ilmu-ilmu keakhiratan, bukan hanya ilmu keduniaan saja. Karena faktanya sekarang masih banyak yang belajar hanya ilmu dunia saja, tetapi melupakan ilmu tentang akhirat. Allah Swt. membenci orang-orang yang hanya pandai dalam ilmu keduniaan saja.

Rasulullah saw. bersabda, ”Sesungguhnya Allah Ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia, namun bodoh dalam perkara akhirat.” (HR. Al-Hakim)

Agar pandai dalam agama, satu-satunya jalan adalah dengan menuntut ilmu untuk mengetahui semua aturan-aturan atau hukum-hukum Allah. Sangat berbeda antara orang yang mengetahu ilmu-ilmu Allah dengan yang tidak. Allah Swt. berfirman dalam surat Az-Zumar Zumar ayat 9:
ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلْأَلْبَٰبِ

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

Tentu saja berbeda orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu akan mengetahui hukum-hukum Allah. Orang yang berilmu mampu membedakan mana yang wajib dan mana yang sunah, mana yang mubah dan mana yang makruh, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik mana yang buruk, mana yang terpuji dan mana yang tercela, mana yang benar mana yang salah, mana yang kekal mana yang fana, mana yang penting dan mana yang tidak, mana yang banyak pahalanya dan mana yang sedikit pahalanya, serta mana jalan ke surga dan mana jalan ke neraka.

So, jika ingin masuk surga harus menuntut ilmu supaya mengetahui jalannya ke sana, kemudian setelah  mengetahui bersungguh-sungguh mengamalkannya untuk sampai pada titik itu. Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

1 komentar