Headlines
Loading...
Oleh. Riana Wahyuni
(Penggiat Literasi Islam)

Bagi seorang muslim, menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban apalagi menuntut ilmu agama. Kenapa? Karena dengan ilmu manusia tidak akan mudah dibodoh-bodohi apalagi di zaman sekuler kapitalis saat ini, di mana agama dipisahkan dari kehidupan.

Bahkan pada Al-Qur'an surah yang pertama kali diturunkan ialah surah Al-'alaq: 1-5 yang dikhususkan untuk belajar seperti membaca, menghapal, memahami, menulis, sampai mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang pepatah Melayu mengatakan "Berakit-rakit kita ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit kita dahulu bersenang-senang kemudian". Biar kita bersusah payah dalam menuntut ilmu sekarang, daripada merasakan pahitnya kebodohan di kemudian hari.

Ada satu hadis Rasulullah yang sering sekali kita dengar, bunyinya begini:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR Ahmad).

Nah dari hadis di atas menyatakan bahwa seseorang apabila kita menginginkan dunia maupun akhirat atau keduanya maka harus punya ilmu dengan cara mempelajarinya terlebih dahulu, menekuninya, sampai mempraktikkan dalam kehidupan.

Sebagai contoh Jabir Ibnu Hayyan seorang ilmuwan muslim atau yang sering kita kenal sebagai bapak kimia. Sebelum Jabir Ibnu Hayyan mendapatkan gelar tersebut dan memiliki banyak karya yang dipakai saat ini ternyata ia sudah terlebih dahulu melewati masa-masa sulitnya dengan mempelajari ilmu tersebut sampai pada suatu ketika saat ia membaca surah Al-Hadid yang berarti besi ayat 25 yang artinya:
"...Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya...".

Maa syaa Allah, Jabir Ibnu Hayyan langsung tergugah setelah membacanya kemudian langsung melakukan penelitian di laboratorium di rumahnya. Maka poinnya di sini Al-Qur'an bukanlah kitab ilmiah tapi isyarat-isyarat ilmiah ada dalam Al-Qur'an dan masih banyak para ilmuwan muslim lainnya yang mereka bukan hanya pintar di bidang agama namun juga bidang umum, dan itu dikenang dan dipakai penemuannya sampai saat ini.
Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: