OPINI
Internasionalisasi Kampus Menganeksasi Nasib Pendidikan Generasi
Oleh. Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Pendidikan tinggi generasi kian tak tentu arah. Bahkan konsepnya pun disetir konsep ala barat yang dianggap sebagai bentuk modernitas. Akankah konsep demikian melahirkan generasi yang mampu diharapkan?
Sistem Rusak Mengoyak Nasib Pendidikan Generasi
Kementerian Agama tengah menggandeng sejumlah kampus ternama dari berbagai belahan dunia. Diantaranya, Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Timur Tengah (sindonews.com, 17/11/2023). Tujuannya untuk mewujudkan perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) Indonesia menjadi kampus berkelas dunia (world class university).
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Ahmad Zainul Hamdi mengungkapkan, bahwa program tersebut memiliki dua model pembelajaran yang akan dikerjasamakan. Yaitu mahasiswa PTKI belajar di kampus-kampus terbaik di luar negeri dan mahasiswa dari luar negeri berkuliah di PTKI. Program tersebut menjadi ikhtiar untuk menginternasionalkan PTKI. Demikian ungkapnya.
Kerjasama teranyar digagas Kemenag dengan Central Queensland University (CQU) Australia dan Rochester Institute of Technology (RIT), di Rochester, New York, Amerika Serikat (sindonews.com, 17/11/2023).
Kesempatan emas ini tidak boleh dilewatkan. Lanjut Ahmad. Kerja sama tersebut menjadi bagian dari komitmen Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas demi mewujudkan kampus PTKI agar mendapatkan pengakuan tingkat dunia.
Salah satu kewajiban seorang pemimpin adalah menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyatnya. Pemimpin yang cerdas dan politis sangat memahami tentang program, konsep dan kualitas pendidikan yang seharusnya mampu disajikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan rakyat. Namun sayang, pendidikan yang kini disajikan justru terpengaruh sistem kapitalisme. Pendidikan di negara-negara berkembang "dipaksa" agar setara dengan kualitas pendidikan negara-negara maju. Konsep world class university dimunculkan agar kampus dalam negeri terdongkrak dan memiliki daya saing global. Kualitas kampus diseret agar mampu secara akademis, kualitas penelitian dan kualitas sumberdayanya sesuai dengan standar asing. Lebih parahnya lagi, kualitas yang ada dalam kampus dalam negeri mudah disetir sesuai keinginan pendidikan ala barat yang serba bebas tanpa batas.
Dalam konsep ini, perguruan tinggi tak ubahnya hanya bagai sekumpulan manusia yang siap menjadi budak industri kapitalis. Semua dalam kendali para kapitalis oportunis yang hanya sekedar mengutamakan keuntungan materi. Para mahasiswa pun dengan mudahnya menyandarkan setiap konsep hidup pada materi dan bersifat jauh dari aturan agama. Sesuai kehendak kurikulum barat. Yakni melemahkan aturan agama dalam setiap segi kehidupan. Konsep liberalisme pun akhirnya menjadi standar kehidupan. Salah satu contohnya, ide toleransi dan moderasi beragama dianggap sebagai ide wajar di kalangan kaum terpelajar. Tentu saja, konsep ini melemahkan pemikiran generasi. Ide toleransi moderasi menjadi agenda barat untuk meluluhlantakkan pemikiran kritis generasi di tengah terpuruknya kehidupan. Dalam konsep tersebut, pembelajaran agama pun seperlunya saja. Inilah pintu lemahnya pemikiran yang kini dimiliki kalangan terpelajar. Akhirnya kehidupan pun jauh dari kebangkitan yang hakiki. Justru yang ada sebaliknya, generasi menjadi pembela ideologi asing yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah Islam. Semisal sekularisme, liberalisme, dan kapitalisme.
Islam Menjaga Kualitas Pendidikan
Islam merupakan ideologi sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Konsep aturannya kompleks dan menyeluruh. Islam pun tidak hanya sebatas pengatur ibadah ritual. Namun, mengatur segala jenis kebutuhan manusia sebagai hamba Allah SWT. Hingga akhirnya akidah menjadi solusi seluruh masalah yang menimpa manusia.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
.." Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)." (QS. An-Nahl : 89)
Menyoal konsep pendidikan tinggi, Islam memiliki program yang jelas. Semua kurikulum dan konsepnya disandarkan pada akidah Islam yang jelas syariatnya. Kampus atau pendidikan tinggi merupakan pendidikan sistematis setelah jenjang sekolah. Tujuan pendidikan tinggi dalam sistem Islam pun jelas, yakni membentuk manusia berkepribadian Islam dengan memperdalam ilmu akidah Islam sebagai dasar menjalankan kehidupan. Semua ini diarahkan agar para mahasiswa memiliki kemampuan dan konsep yang bertanggung jawab untuk memimpin umat. Tidak hanya sebatas menjadi pekerja atau budak industri seperti yang tersaji dalam sistem kapitalisme. Pemikiran mahasiswa pun senantiasa diarahkan pada masalah-masalah yang tengah menimpa umat. Serta mampu merancang solusi shahih berdasarkan kaidah syariat Islam.
Kaum terpelajar akan menjadi agent of change untuk mengembalikan kehidupan Islam agar mampu terwujud kembali kehidupan Islami dalam naungan khilaf4h. Karena generasi menyadari bahwa inilah satu-satunya solusi hakiki untuk mengentaskan seluruh masalah umat. Gerakan para mahasiswa yang ideal dalam balutan pemikiran cerdas sesuai syariah akan menyatukan perasaan, pemikiran dan aturan di tengah umat. Secara simultan, umat pun bergerak bangkit menuju jalan gemilang menggapai khilaf4h. Hingga akhirnya semua tersadar bahwa hanya Islam-lah satu-satunya way of life.
Inilah peran pendidikan tinggi yang utama. Mengembalikan kecerdasan umat demi cemerlangnya kebangkitan.
Wallahu a'lam bisshowwab. [Rn]
0 Comments: