Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Hidup adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang, banyak pengorbanan dan perjuangan di dalamnya. Terkadang di dalam perjuangan tersebut kita merasakan kelelahan yang mengharuskan kita beristirahat. 

Setiap orang tidaklah sama ketika menjalani perjuangan hidup. Ada yang mudah dan ada yang perlu pengorbanan yang tak biasa, sehingga lelah yang menerpa tidaklah sama, waktu istirahat pun akhirnya berbeda.

Hidup di zaman seperti sekarang ini tidaklah mudah, kita disibukkan dengan rutinitas dunia, semata-mata hidup hanya untuk mencari uang, sehingga lelah badanpun tak dirasa. Padahal raga manusia itu berbatas, tubuh pun punya kelemahan dalam menopang.

Allah berfirman dalam Surat An-nisa ayat 26:
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” 

Allah itu maha baik kepada hambanya yang bernama manusia, Allah tahu betapa lemahnya manusia sehingga Allah memberikan keringanan dalam berbagai hal. Karena manusia itu cenderung lemah iman, lemah tubuh, lemah niat, lemah kehendak, lemah keinginan, dan lemah kesabaran. Betapa Allah tahu akan manusia sehingga Allah tidak memaksakan apa yang tidak sanggup kita lakukan.

Tetapi sebagai hamba Allah janganlah kita hanya berdiam diri saja, menjadi kaum rebahan. Orang yang beriman dan berilmu tentu tidaklah mau menjadi kaum rebahan, mereka akan memaksimalkan waktunya dengan amal kebaikan, mengisi waktunya dengan amalan yang dicintai Allah.

Kehidupan dunia senantiasa dihiasi air mata, kerikil-kerikil tajam serta perjuangan yang tak pernah bertepi. Lalu kapan kita istirahatnya? Ketika tapak kaki ini telah berada di surganya Allah, di sanalah tempat peristirahatan abadi,
tidak lagi berjuang, tiada lagi keluh dan kesah.

Janganlah sering kita mengatakan lelah dalam mengerjakan kebaikan. Janganlah kita mudah untuk menyerah dalam menapaki jalan perjuangan. Sungguh, waktu untuk istirahat akan lebih membahagiakan jika berada di surga. 

Junjunglah komitmen untuk meraih cita-cita yang tinggi dan mulia, sehingga waktu untuk bersantai pun tidak banyak. Bukankah cita-cita yang tinggi hanya dapat diraih dengan tingginya pengorbanan? Dan cita-cita tinggi ini tidak untuk mereka yang bermalas-malasan, tetapi mereka yang bergegas melakukan berbagai amal saleh.

Bersungguh-sungguhlah dalam memanfaatkan sisa umur di dunia untuk berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Allah, menjauhi segala dosa dan maksiat hingga ajal menjemput. Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: