Headlines
Loading...
Ja'far bin Abu Thalib Sang Jubir Pemilik Dua Sayap di Surga

Ja'far bin Abu Thalib Sang Jubir Pemilik Dua Sayap di Surga

Oleh. Artatiah Achmad

Ja'far bin Abu Thalib termasuk golongan sahabat sekaligus kerabat Rasulullah saw. Ada kisah beliau yang menarik perhatian saya yang diceritakan di dalam buku "Barisan Pemuda Zaman Nabi" Kisah Ja'far diceritakan di halaman 203 dengan sub judul "Ja'far bin Abu Thalib, Pemimpin dan Juru Bicara Muhajirin ke Habasyah."

Ja'far bin Abu Thalib memiliki nama Kuniyah Abu Abdullah. Beliau adalah saudara kandung Ali bin Abi Thalib. Ja'far dirawat oleh pamannya yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib. Ja'far tinggal di rumah Abbas sampai ia berhijrah ke Habasyah. 

Ja'far termasuk "Assabiqunal awwalun" atau  sahabat yang pertama masuk Islam dan ikut menyertai Rasulullah saw. saat berdakwah di Mekah. 

Ja'far menikah dengan Asma binti Umais Al-Khats'amiyah. Melalui pernikahannya dengan Asma, Ja'far dikaruniai anak bernama Abdullah, Muhammad, dan Auf.  Ja'far dan Asma ikut berhijrah ke Habasyah.

Ja'far termasuk "Ahlul Bait"  yaitu orang yang haram menerima sedekah setelah Rasulullah saw. meninggal dunia. Ja'far memiliki prestasi yang terukir di dalam tinta sejarah Islam yaitu saat beliau menjadi perwakilan yang menjawab pertanyaan raja Najasyi. 

Raja Najasyi  bertanya kepada Ja'far tentang agama Islam yang dianggap mampu memisahkan seseorang dari kaumnya dan tidak mau masuk agama lain termasuk agama raja Najasyi.

Masyaallah, ternyata jawaban dari Ja'far membuat raja Najasyi kagum. Raja akhirnya tidak marah setelah menerima penjelasan dari Ja'far. "Sungguh, ini dan yang dibawa Isa benar-benar bersumber dari lentera yang sama. Pergilah kalian berdua, demi Allah aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian!" ucap Raja Najasyi kepada 2 orang  utusan kafir  Quraisy yang mengejar  Ja'far.  Dua orang utusan tersebut bernama Abdullah bin Abi Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash.

Berikut ini penjelasan Ja'far kepada raja Najasyi, "Wahai Paduka Raja! Dulu kami adalah orang-orang Jahiliyah. Memakan bangkai, menyembah berhala, memutuskan tali kerabat, berbuat keji, menyakiti tetangga, di antara kami yang kuat memangsa yang  lemah. Itulah kondisi kami sebelumnya, hingga Allah mengutus Rasul dari kalangan kami sendiri. Kami tahu nasab, amanah, kejujuran, dan kesuciannya. Beliau menyeru kami kepada Allah, serta menyembah dan mengesakan-Nya. Beliau mengajak meninggalkan menyembah berhala, batu,  dan patung. Kami diperintahkan berkata jujur, menjalin kekerabatan, menunaikan amanah, baik kepada tetangga, serta menghormati hal-hal yang disucikan serta memuliakan darah."

Saat Ja'far disuruh membacakan sedikit ajaran Allah yang dibawa Rasulullah saw., beliau membacakan permulaan surah Maryam. Raja Najasyi pun meneteskan air mata sampai membasahi jenggotnya. Begitu juga dengan para komandan yang berada di sekitar raja, mereka sama-sama meneteskan air mata. 

Alih-alih sukses menipu raja Najasyi dengan sengaja memprovokasi melontarkan pernyataan tentang ajaran nabi Muhammad yang dianggap bertentangan, ternyata raja malah membela Ja'far dan balik mengusir  Amr beserta Abdullah bin Abi Rabi'ah. Raja murka tidak menerima sogokan dari kafir Quraisy. Masyaallah inilah bukti kepiawaian Ja'far sebagai utusan Rasul dalalam berdiplomasi dengan raja Najasyi.

Prestasi Ja'far berikutnya adalah saat beliau syahid di perang Mu'tah. Rasulullah memberangkatkan pasukan ke Balqa' dan menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai komandan pasukan. Sebelum pasukan berangkat, Rasul memberi sebuah pesan penting: "Jika Zaid gugur, gantikanlah oleh Ja'far bin Abu Thalib. Jika Ja'far gugur, maka gantikanlah Abdullah bin Rawahah..."

Pasukan pun berangkat. Sebanyak 3000 tentara kaum Muslimin berhadapan dengan 100.000 tentara Bizantium yang diperkuat 100.000 tentara Arab yang mendukung Romawi, yaitu Qudha'ah dan Ghassan. Lokasi pertempuran saat itu ada di Mu'tah. Pada perang Mu'tah ini Ja'far syahid. 

Saat perang Mu'tah, Ja'far sangat berani. Beliau terus maju ke medan perang tanpa ragu hingga tangan kanannya terputus. Tangan kanan putus tak membuat semangatnya pupus. Bendera Islam diraih dengan tangan kiri. Kemudian tangan kiri putus. Itu pun tak membuat semangatnya kalah. Dia peluk bendera ke dada hingga akhirnya beliau syahid dengan tikaman pedang serta lesakan mata panah sebanyak kurang lebih 90 luka. Allah kemudian mengganti kedua tangan Jaf'ar dengan dua sayap di surga. Rasulullah bersabda "Allah mengganti kedua tangannya (Ja'far) dengan dua sayap yang dengan keduanya, ia terbang ke surga ke mana saja ia suka."  

Masyaallah, itu adalah sebuah prestasi yang luar biasa. Hikmah yang didapat setelah membaca kisah sahabat ini bahwa sebagai muslim harus memiliki sifat pemberani di dalam berjuang untuk meninggikan kalimat Allah. Jangan takut saat menyampaikan kebenaran karena Allah bersama orang-orang yang senantiasa benar. Hidup adalah perjuangan.  Hidup itu akan mulia dengan Islam dan Syahid adalah cita-cita yang harus kita perjuangkan. Wallahua'lam bisshawab. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: