Headlines
Loading...
Oleh. Reva Lina

Membahas iman? Sob, tahukah kalian bahwa hidup itu ibarat sebuah perjalanan. Perjalanan yang akan mengantarkan kita pada satu tujuan. Jika tak ada tujuan, so pastinya kita bakalan seperti orang yang bingung tak punya arah mau dibawa kemana kehidupan. Benar enggak?

Nah, maka dari itu, kita butuh tahu hal apa saja yang akan dipersiapkan untuk sampai pada tujuan yang akan menjadi titik singgah diri kita nanti. Seperti keimanan seseorang tidak akan terwujud jika tanpa ilmu. 

Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyebutkan, seutama-utama amal adalah iman kepada Allah. Di mana iman kepada Allah adalah puncak dari urusan agama Islam ini. Iman juga memiliki dua penopang utama, yaitu pertama mengetahui dan mengenal petunjuk dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, berilmu dengan petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Kedua membenarkan petunjuk itu dalam ucapan dan perbuatan.

Sob, jadi ilmu itu termasuk rukun yang sangat penting untuk membenarkan iman. Dan iman sendiri adalah puncak dari agama Islam. Maka membenarkan petunjuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,  dalam ucapan dan perbuatan tanpa ilmu dan pengetahuan mustahil akan bisa terwujud. Karena yang namanya petunjuk membenarkan merupakan cabang dari kita mengenal sesuatu yang kemudian kita benarkan. Lantas bagaimana bisa kita membenarkan sesuatu jika kita tak mempunyai pengetahuan untuk itu? Tidak mungkin kita meyakini sesuatu padahal kita tidak memiliki pengetahuan tentang itu? Jelas pasti tidak akan terwujud.

Oleh sebab itu, kedudukan ilmu pada keimanan itu seperti ruh yang ada pada tubuh manusia. Dengan keberadaan ruh dalam tubuh manusia seperti itulah kehidupan bagi iman adalah keberadaan ilmu. Sebagaimana Allah menjelaskan di dalam Al-Qur'an surat Asy-Syura ayat ke 52 yang berbunyi:

ÙˆَÙƒَØ°ٰÙ„ِÙƒَ اَÙˆْØ­َÙŠْÙ†َاۤ اِÙ„َÙŠْÙƒَ رُÙˆْØ­ًا Ù…ِّÙ†ْ اَÙ…ْرِÙ†َا ۗ Ù…َا ÙƒُÙ†ْتَ تَدْرِÙŠْ Ù…َا الْÙƒِتٰبُ ÙˆَÙ„َا الْاِ ÙŠْÙ…َا Ù†ُ ÙˆَÙ„ٰـكِÙ†ْ جَعَÙ„ْÙ†ٰÙ‡ُ Ù†ُÙˆْرًا Ù†َّÙ‡ْدِÙŠْ بِÙ‡ٖ Ù…َÙ†ْ Ù†َّØ´َآØ¡ُ Ù…ِÙ†ْ عِبَا دِÙ†َا ۗ Ùˆَاِ Ù†َّÙƒَ Ù„َتَÙ‡ْدِÙŠْۤ اِÙ„ٰÙ‰ صِرَا Ø·ٍ Ù…ُّسْتَÙ‚ِÙŠْÙ…ٍ 

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu :
(Muhammad) roh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,” (QS. Asy-Syura: Ayat 52)

Jadi kedudukan ilmu itu adalah ruh. Makanya iman akan mati tanpa ilmu. Iman kita akan mati tanpa orang mempelajari Al-Qur'an dengan memahami kandungannya, dengan mempelajari hadits-hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan pemahaman yang benar, tanpa membaca perjelasan dari para sahabat dan ulama Ahlussunah wal jama'ah. Karena seperti jasad yang tidak memiliki ruh. Ibarat biji tanaman yang hanya diletakkan tanpa disiram, pastilah mati. Maka dari itu, perbanyak ilmu pengetahuan agar iman kita tersirami.

Pohon iman tidak akan berdiri kokoh kecuali di atas batang ilmu dan pengetahuan. Karena ketika kedudukan ilmu kita sandingkan dengan iman, yang mana iman itu adalah puncak dari urusan agama kita, dan iman sendiri tidak akan terwujud tanpa adanya ilmu di dalamnya. Dan semakin orang belajar ilmu agama yang benar sesuai syariat, maka akan menjadikan ilmunya semakin kuat, keimanannya semakin sempurna, dan kedudukannya akan semakin tinggi.

So, tetap jaga Iman dengan Ilmu, tetap istikamah dalam beramal, berkah akan kita dapatkan. Wallahualam bissawab. 

Baca juga:

0 Comments: