Headlines
Loading...
Oleh. Ramsa

Siapa yang tak senang dicintai? Semua manusia senang dan bahagia jika dicintai sesama makhluk. Dicintai pasangan saja sudah senang dan bahagia tak biasa. Apa lagi mendapat cinta dari Sang Maha Pencipta dan Maha Penyayang. Ya, banyak dari kita yang menginginkan cinta dan kasih sayang dari Allah Swt.

Layaknya mencintai dan dicintai tentu butuh bukti. Butuh aktualisasi. Benarkah kita mencintai Illahi Rabbi? Inilah pertanyaan yang hanya diri kita dan Allah yang tahu jawabannya. Kala mengaku cinta maka tunjukkan cintamu. Jangan berhenti di kerongkongan dan lisan.

Kita diajarkan oleh Rasulullah saw. untuk menyampaikan cinta kita pada saudara seiman dengan ucapan "uhibbukifillah" yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Dan dijawab uhibbuka ladzi ahbab tani lahu. Jika kita mencintai seseorang atau sesuatu yang bisa mengantarkan pada ketaatan maka ungkapkan saja kata cintamu.

Jalan Cinta Pejuang

Menjalani hidup setiap hari akan nikmat jika tahu tujuan hidup. Apa yang kita cari dalam hidup ini. Kita tahu akan rambu-rambu dalam kehidupan dan mau bersabar menjalani rambu-rambu itu karena cinta dan taat pada-Nya. Dalam tuntunan Islam kita diajarkan tentang iman yang harus diperoleh melalui proses berpikir. Kita mesti berpikir bagaimana agar mengenali Allah Swt. Mengapa Allah menciptakan manusia, alam semesta yang luas dan kehidupan di dalamnya. Adakah pertanggungjawaban kalau dunia ini telah ditinggalkan? ataukah setelah hidup di dunia ini segala sesuatu sudah berakhir?

Kalau kita tahu bahwa dunia ini hanyalah ladang singgah sekedar cari bekal untuk hidup abadi di alam akhirat maka kita akan mengambil sikap bersegera belajar rambu-rambu hidup dalam Islam. Kita akan berusaha meneladani Rasulullah dan para sahabatnya dalam menjalani hidup dan memperjuangkan Islam.

Kita akan memilih jadi pejuang penegak aturan Allah walau tak mudah, tapi jalan ini dipilih karena cinta kita pada Allah dan Rasulullah. Kita hendak membuktikan bahwa cinta kita nyata, kita siap berkorban waktu, harta dan nyawa demi cinta kita kepada Sang Pemilik jiwa. Kita akan senang dan menikmati deru debu perjuangan. Menikmati setiap tantangan, cercaan dan hinaan orang yang tidak mengerti akan pentingnya syariat Islam diperjuangkan.

Karena setiap langkah dan tetes keringat kita dalam dakwah dan perjuangan menegakkan hukum Allah niscaya akan jadi saksi betapa kita sangat mencintai Rasulullah, kita mencintai saudara Muslim kita di mana saja berada, kita ingin agar syariat yang indah ini bisa diterapkan dan bisa dirasakan kebaikan dan keberkahannya oleh semua umat manusia.

Cukuplah satu ayat yang indah ini jadi pengingat dan penyemangat buat pengemban dakwah. Sebuah untaian indah yang menyentuh hati dalam QS.Al-'Imran ayat 31 berikut ini.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya:
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sungguh memperjuangkan Islam kaffah merupakan cara cerdas membuktikan cinta pada Allah Sang Maha Cinta. Menjadi syuhada di jalan dakwah merupakan jalan pintas menuju surga-Nya.

Wallahualam

Baca juga:

0 Comments: